3.21.2011

Kajian Tafsir I

• Surat ke-1: “Al-Fatihah” (Surat Makiyah, 7 Ayat, Diturunkan setelah Surat al-Mudatsir)
• Al-Fatihah dinamai dengan Fatihatul Kitab, Ummul Kitab, Ummul Qur’an, Sab’ul Matsani, Al-Qur’anul ‘Adzhim, al-Hamdu, Shalat, asy-syifa, ar-Ruqyah, Asasul Qur’an, al-Waqiyah (penjagaan), al-Kafiyah (yang mencukupi).
• Al-Fatihah turun di Mekah menurut Ibnu Abbas, Qatadah, dan Abu al-Aliyah. Lihat QS. Al-Hijr: 87. Allah fardhukan shalat di periode Mekah.

• Keutamaan Al-Fatihah:
1. Surat yang tidak ada yang serupa dengannya di dalam Taurat, Injil, dan Zabur (HR Tirmidzi dari Ubai bin Ka’ab ra).
2. Dibukanya pintu langit untuk menurunkan surat Al-Fatihah. (HR Muslim dari Ibnu Abbas ra)
3. Surat yang tidak sah sholat jika tidak dibaca. (HR Muslim dari Abu Hurairah ra)

• Hukum membaca al-Fatihah dalam shalat. (Bab ini insya Allah akan dibahas khusus dalam Kajian Fiqih).

• Tafsir Ta’awudz dan Hukum-Hukumnya:
1. Lihat QS. al-A’raf: 200, an-Nahl: 98-100
2. Menurut pendapat yang masyhur dan dipegang oleh mayoritas ulama mengatakan bahwa ta’awudz diucapkan sebelum membaca guna menyingkirkan gangguan.
3. Manfaat ta’awudz adalah untuk menyucikan mulut dari perkataan sia-sia dan buruk yang biasa dilakukannya dan untuk mengharumkannya.
4. Ta’awudz digunakan untuk membaca firman Allah
5. Ta’awudz berarti meminta perlindungan kepada Allah dan sebagai pengakuan atas kekuasaan-Nya, kelemahan hamba, dan ketidakberdayaannya dalam melawan musuh yang nyata, namun bersifat batiniyah, dan tidak ada yang kuasa untuk menolak dan mengusirnya kecuali Allah sebagai Zat yang telah menciptakannya.
6. Syaithan (setan) terambil dari syathana ‘bila dia menjauh’. Setan itu jauh dari segala kebaikan karena tabiat dan kefasikannya. Sedangkan ar-rajim artinya setan itu dirajam dan diusir dari segala kebaikan.

• Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya.
2. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya.
3. Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
4. Bismillahirrahmanirrahim adalah pemisah antar surat. (HR Abu Daud dari Ibnu Abbas ra)
5. Keutamaan Basmalah:
a. Basmalah merupakan salah satu nama Allah. (HR. Ibn Abi Hatim dari Utsman bin Affan ra)
b. Membaca basmalah akan menyelamatkan dari neraka zabaniyah yang berjumlah 19. Setiap hurufnya menjadi benteng bagi si pembaca dari zabaniyah. (HR Waki’ dari Ibnu Mas’ud ra)
c. Perkara yang pertama kali diturunkan Allah melalui Jibril adalah ucapan ta’awudz dan basmalah. (HR Bisyyir bin Imarah dari Ibnu Abbas ra)
d. Mengucapkan basmalah akan membuat setan mengecil seperti lalat. (HR Khalid al-Hadza dari al-Hujaimi, dari Abu Malih bin Usamah bin Umair, dari ayahnya ra)
e. Disunnahkan membaca basmalah ketika masuk WC, memulai wudhu, makan, dan menyembelih. Khusus untuk menyembelih, sebagian ulama mewajibkannya. Disunnahkan pula saat hendak berjimak, Rasulullah saw. Bersabda: Apabila kamu hendak mencampuri istrimu, maka katakanlah, “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami.” Jika Allah menakdirkan anak melalui hubungan keduanya, maka anak itu tidak akan diganggu setan selamanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas ra)
f. Kata Allah merupakan lambang untuk Rabb, yakni nama Rabb yang Mahasuci dan Mahatinggi. Pendapat lain mengatakan bahwa Allah sebagai ismul a’zham karena Allah disifati oleh seluruh sifat. Lihat QS. Al-Hasyr: 22-24
g. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya, maka dia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra)
h. Ar-Rahman ar-Rahim merupakan dua nama yang diambil dari kata ar-rahmah, dan bentuk kedua kata itu menunjukkan makna “sangat”.

• Segala puji kepunyaan Allah, Rabb semesta alam
1. “Segala puji kepunyaan Allah,” yakni rasa syukur hanya dipersembahkan kepada Allah semata, bukan kepada perkara yang disembah selain Dia.
2. “Alif” dan “lam” pada al-hamdu mencakup segala jenis dan ragam pujian itu kepunyaan Allah.
3. “Rabb semesta alam.” Ar-Rabb artinya Zat Yang Memiliki dan Mengelola. Kata Rabb hanya boleh digunakan untuk Allah Yang Mahamulia lagi Mahatinggi, kecuali di-idzafatkan seperti rabbuddar (pemilik dan pengelola rumah).
4. Al-‘aalamin adalah jamak dari ‘aalam yang berarti segala yang ada selain Allah. Maka dikenallah istilah alam manusia, alam jin, dan alam malaikat.

• Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Ar-rahman berarti Allah merahmati penghuni dunia dan akhirat, dan Ar-Rahim berarti pemberian rahmat Allah kepada kaum mukmin semata pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah merahmati orang-orang yang beriman dan kafir secara sama ketika di dunia, yang berkaitan dengan penghidupan, sarana kehidupan, dan beban kehidupan.
2. Rahmat Allah di dunia bersifat universal. Jika rahmat itu tidak menyeluruh maka sarana taklif tidak akan sempurna. Sarana itu berupa penganugerahan nikmat akal, dengan nikmat ini maka sempurnalah taklif (pembebanan tugas) di dunia, dan di atas dasar anugerah rahmat itulah ber-langsungnya hisab di akhirat.
3. Imam Ibnu Jarir berkata, “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”, yaitu Maha Pemurah kepada seluruh makhluk dan Maha Penyayang kepada kaum mukmin.
4. Imam Al-Qurthubi berkata, “Allah menyifati diri-Nya denga Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang setelah kata “Rabb semesta alam”, tiada lain kecuali untuk menyenangkan setelah Dia mempertakuti. Lihat QS al-Hijr: 49-50.
5. Ar-Rahman dan Ar-Rahim, adalah nama yang manusia tidak boleh menggunakannya dan tidak boleh seorang pun mengambilnya untuk nama, sebab ia merupakan nama yang hanya dimiliki Allah.

• Yang memiliki hari pembalasan
1. Penyandaran Allah kepada hari akhirat disebabkan di sana tidak ada siapa pun selain-Nya yang mengklaim akhirat sebagai miliknya dan tiada seorang pun yang dapat berbicara melainkan dengan izin-Nya. Lihat Qs An-Naba’: 38.
2. Hari pembalasan, yaitu hari perhitungan bagi makhluk, yaitu hari kiamat. Mereka dibalas menurut amalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar