3.22.2010

Misteri Batu Hajar Aswad

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877) )

Sumber: http://yasirmaster.blogspot.com/2008/11/misteri-batu-hajar-aswad.html

3.14.2010

Prof Dr Nasaruddin Umar Terlalu Simplistis

Dalam rubrik Hikmah harian Republika (15/03) Prof Dr Nasaruddin Umar menulis artikel berjudul Memuliakan Tamu. Terkait kapasitas beliau sebagai salah satu tokoh dari gerakan liberalisasi Islam di Indonesia, tulisan beliau yang menjustifikasi rencana kedatangan Presiden Amerika Barack Obama ke Indonesia dengan mengaitkannya dengan keluhuran Rasulullah saw dalam menerima tamu adalah absurd. Beberapa hal harus diberikan catatan atas apologi inferiornya Prof Dr Nasaruddin Umar dalam artikel tersebut antara lain:

1.Motif kedatangan Nasrani Najran dengan Nasrani/Yahudi? Obama jelas berbeda. Bahkan Rasulullah saw mengajak mereka untuk masuk Islam namun mereka menolak sehingga sampai pada kesepakatan untuk melakukan mubahalah. Akankah pula Prof Nasaruddin Mengajak Obama untuk masuk Islam dan jika ia menolak karena merasa telah ada pada keyakinan yang benar sebagaimana yang dikatakan utusan Nasrani Najran kepada Rasulullah saw, Prof Nasaruddin berani mengajak mubahalah kepada Obama?

2.Kalau yang dimaksud Abdul Muqshit oleh beliau adalah Abdul Muqshit Ghazali (salah satu ‘pengasong’ Islam Liberal) yang mengutip Al-Shirah al-Nabawiyahnya Ibn Hisyam, maaf, nampaknya patut dicurigai keabsahan amanah ilmiahnya. Abdul Muqshit terbukti dalam disertasi doktoralnya yang kemudian dibukukan berjudul Argumen Pluralisme Agama penuh berisi pemalsuan-pemalsuan sumber dan kutipan-kutipan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Patutkah kita percaya terhadap kutipan yang untuk disertasi doktoralnya saja main catut sana-sini?

3.Adalah benar Rasulullah saw tidak pernah membedakan manusia atas dasar status sosialnya. Namun dibanding Obama, orang Arab pegunungan yang dikatakan oleh Prof Nasaruddin sebagai semi primitif adalah berbeda. Terkecuali beliau ingin mengatakan bahwa Obama adalah orang semi promitif.

4.Tamu tukang onar yang disebut beliau diterima Rasulullah saw menyadari bahwa dirinya adalah penjahat. Apakah kiranya Obama menyadari bahwa dirinya penjahat?

5.Tentu pula kita akan menerima dengan tangan terbuka kedatangan Obama jika memang benar-benar bermaksud ‘baik’ seperti disebut oleh Bapak Profesor. Namun apa jaminannya, dapatkah Prof Nasaruddin memberikan fakta dan data kepada kita tentang ‘kebaikan-kebaikan’ Obama?

6.Dari artikel itu dapat dibaca bahwa dalam hal ini beliau sangat tekstualis, sesuatu yang sangat ketat dihindari oleh beliau karena sesuatu yang berbau tekstual dianggapnya tidak cukup ilmiah.

7.Apakah kedatangan Obama membawa misi perdamaian atau potensi konflik? Kita patut pula menerima jaminan dari Prof Dr Nasaruddin Umar.

Semoga kita ditunjukkan oleh Allah swt bahwa yang benar itu jelas kebenarannya dan yang bathil jelas kebathilannya. Amin