2.22.2012

Dai’ Kondang dan Mobil Mewahnya

Seorang da’i kondang memarkir sebuah mobil mewahnya di masjid.
Seorang lelaki mendekatinya.
“Bagus bener mobilnya ustad? Gak takut hilang?” tanya lelaki itu sambil mengamati mobil mewah sang da’i.
“Tidak! Mobil ini sudah kukunci dan di pasang alarm, selanjutnya tawakal kepada Allah pada penjagaan Nya!” kata da’i itu mantap.
Lelaki itu bertanya lagi, “Yakin ustad?”.

Da’i itu mengangguk, “Ya!”.
Lelaki itu makin tersenyum sambil terus mengamati. Da’i itu begitu bangga dengan mobil mewahnya. Lalu da’i itu mengajak si lelaki untuk sholat.
“Mari sholat dengan saya? Saya jadi imam sholat di masjid ini.”
Si lelaki menggeleng, “Saya tidak mau jadi makmum anda. Anda tidak menyembah Allah.”
Da’i itu agak marah. “Kamu gila!” Da’i itu ngeloyor pergi.
Sepanjang sholat da’i itu teringat mobil mewahnya bahkan ia khawatir lelaki yang selalu mengamati mobil mewahnya akan merusaknya sebab hal itu yg paling mungkin. Kalau lelaki itu mencurinya pasti alaram mobilnya berbunyi. Di percepatnya sholat dan do’a di akhir sholat.
Ia bergegas ke parkiran. Sang da’i bernapas lega. Mobil mewahnya masih dalam keadaan baik di tempatnya. Tetapi ia melihat si lelaki menyembah mobil mewahnya. Da’i itu mendekati si lelaki. “Apa yg kamu lakukan? Kamu menyembah mobilku!” Si lelaki berdiri dan menjawab. “Bukankah mobil ini yang anda ingat sepanjang sholat bukan Allah?” Lelaki itu terus pergi meninggalkan sang da’i terpaku.

2.18.2012

Mengetahui Kejelekan-Kejelekan Diri

Rasulullah SAW bersabda : "Apakah Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah jadikan orang itu menyadari kejelekan2 dirinya".

Untuk mengetahui kejelekan diri adalah dengan duduk dihadapan gurunya dan menjalankan apa yang diperintahkannya. Sekali waktu kejelekannya akan terungkap dan di lain waktu akan terungkap oleh gurunya. Inilah jalan utama, namun sulit untuk diterapkan pada zaman sekarang ini. Cara lain yang bisa ditempuh adalah mencari teman yang shalih serta mengetahui rahasia2 masalah ini. Teman semacam inilah yang dapat dijadikan pengawas atas dirinya dan mengingatkan kejelekan2nya.

Betapa besar jiwa yang ditunjukkan Umar RA dan ia akan berterima kasih, katanya : " semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan aku pada kejelekan2ku "

Jika kamu tak menemukan teman yang akan mengingatkanmu,maka dengarkanlah mereka yang dengki kepadamu. Mereka tentu bicara tentang kejelekan2mu, maka ambillah faedah darinya. Jangan marah, juga jangan memusuhinya.

Kejelekan itu bagaikan ular dan kalajengking. Jika di dalam bajumu terdapat ular atau kalajengking yang akan menggigit atau menyengatmu, maka apakah kamu tidak berterima kasih pada orang yang mengingatkanmu? Jika kamu memarahinya, maka ini menunjukkan kelemahan imanmu terhadap akhirat. Namun apabila kamu memanfaatkan,maka bertambahlah kekuatan imanmu.

Jadi..
Jik ada teman baik yang mengingatkan kejelekanmu,bukan karena dia benci kamu, karena tidak lain dia ingin kamu untuk senantiasa memperbaiki kesalahanmu,. Dan bertemanlah dengan orang2 yang shalih dan dapat dipercaya. Karena mereka berteman denganmu didasarkan iman dan taqwanya kepada Allah dan berharap sahabatnya menjadi seseorang yang lebih baik lagi,yang senantiasa menjalankan perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA. Kemudian jika ada teman yang menjelek2anmu jangan kamu marahi, dengarkan semua tentang ketidaksukaannya terhadapmu dan jadikan itu semua bahan intropeksi diri.

Alangkah indahnya hidup ini, jika kita saling mengingatkan satu sama lain disaat kita berbuat kesalahan.,agar kita tidak menyimpang jauh dari ajaran dan syari'at islam.

TEMAN YANG BAIK TIDAK AKAN MENUNTUN TEMANNYA KEDALAM KEMAKSIATAN TETAPI DALAM KEBAIKAN.

sumber : "Ringkasan IHYA' ULUMUDIN (IMAM AL-GHAZALI".. Alih bahasa Ustadz Labib Mz

Nikah Mut'ah = Bisnis Pelacuran

Kabar tarif kawin kontrak (nikah Mut’ah) khas Syi’ah Iran yang dirilis aansar.com ini membuat bulu kudu merinding. Para wanita bisa disewa untuk dinikahi beberapa jam (short time) hingga beberapa hari (long time) dengan tarif hingga 300 dolar. Khusus kawin kontrak dengan gadis yang masih perawan dapat bonus 150 dolar. Pelacuran yang dihalalkan berkedok agama.

Nilai bayaran yang ditetapkan untuk setiap akad Mut’ah adalah berikut:

a. Mut’ah 5 jam : 50.000 Tuman (50 Dolar)
b. Mut’ah 1 hari: 75.000 Tuman (75 Dolar)
c. Mut’ah 2 hari: 100.000 Tuman (100 Dolar)
d. Mut’ah 3 hari: 150.000 Tuman (150 Dolar)
e. Mut’ah 4 s/d 10 hari: 300.000 Tuman (300 Dolar)
f. Khusus bagi para wanita perawan yang baru pertama kali melakukan nikah Mut’ah akan mendapatkan bonus 150.000 Tuman sebagai pengganti penghilangan keperawanannya!

(voa.islam.com)

Rezeki bukan hitung-hitungan matematika

Sahabat, rezeki itu adalah iman bukan hitung-hitungan matematika...

Sungguh kasihan orang yang berkata “mencari yang haram saja susah apalagi yang halal !”

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang daging dan tulangnya tumbuh dari barang yang haram, maka neraka berhak untuk melahap tubuhnya.” (HR. Muslim)

Nasehat Imam Al Ghazaly...

Imam Al Ghazali rahimahullahu Ta'ala menyampaikan nasehat agar kita memandang pihak lain dengan kacamata tawadhu’,

"Jika engkau melihat anak kecil, katakanlah dalam hatimu, 'Ia belum pernah bermaksiat kepada Allah. Sedangkan aku telah bermaksiat. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku'.

Jika engkau melihat orang yang lebih tua katakanlah,’Orang ini telah beribadah sebelum aku melakukannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.’

Jika melihat orang alim (pandai), katakan,’Orang ini telah memperoleh apa yang belum aku peroleh. Maka, bagaimana aku setara dengannya.’

Jika dia bodoh, katakan dalam hatimu,’Orang ini bermaksiat dalam kebodohan, sedangkan aku bermaksiat dalam keadaan tahu. Maka, hujjah Allah terhadap diriku lebih kuat, dan aku tidak tahu bagaimana akhir hidupnya dan akhir hidupku.’

Jika orang itu kafir, katakan,’Aku tidak tahu, bisa saja dia menjadi Muslim dan akhir hidupnya ditututup dengan amalan yang baik dan dengan keislamannya dosanya diampuni. Sedangkan aku, dan aku berlindung kepada Allah dari hal ini, bisa saja Allah menyesatkanku, hingga aku kufur dan menutup usia dengan amalan keburukan. Sehingga ia kelak termasuk mereka yang dekat dengan rahmat sedangkan aku jauh darinya.’”

(Maraqi Al Ubudiyah, hal.79)

Dari mana air itu diperoleh ???

IMAM IBNU HAMID AL WARRAQ. Waktu melakukan perjalanan haji tahun 402 hijriah, beliau kehabisan perbekalan di tengah perjalanan. Tidak ada makanan dan minuman yang tersisa, hingga beliau tak mampu melakukan perjalanan, dan terjatuh karena kelaparan dan kehausan. Tanpa diduga, seorang laki-laki mendatangi beliau dengan membawa sedikit air, dan beliau saat itu hanya bisa bersandar pada sebuah batu dalam keadaan hampir “sekarat”.

Ibnu Hamid, dalam keadaan yang amat payah bertanya kepada si pembawa air, “Dari mana air itu diperoleh? Dan bagaimana cara mendapatkannya?” Si pembawa air terkejut, dan menjawab, “Dalam keadaan seperti ini engkau masih bertanya masalah itu?” Akhirnya ulama yang sudah sepuh itu mengatakan,”Justru inilah waktunya, saat bertemu kepada Allah, saya memerlukan jawaban, dimana ia berasal.” (Thabaqat Al Hanabilah 2/177)

"Memasuki Malam Zafaf"

(malam pertama suami memboyong istrinya ke kamarnya); ..-)))


اللهم بارك لي في اهلي وبارك لهم في اللهم اجمع بيننا ما جمعت بخير وفرق بيننا اذا فرقت بخير

“ Allaahumma baarik lii fi ahlii, wa baarik lahum fiyya. Allaahumma ijma’ bainanaa ma jama’ta bikhair, wa farriq bainanaa idzaa farraqta ilaa khair “.

“ Ya Allah, berkahilah hamba dalam berkeluarga, dan berkahilah bagi istriku di dalamnya. Ya Allah satukanlah kami sebagaimana Engkau menyatukan kami dengan kebaikan, dan pisahkanlah kami jika Engkau memisahkannya untuk / menuju kebaikan “.

اًللَّهُمَّ بِأَمَانَتِكَ أَخَذْتُهَا وَبِكَلِمَاتِكَ اِسْتَحْلَلْتُ فَرْجَهَا، فَإِنْ قَضَيْتَ لِي مِنْهَا وَلَدًا فَاجْعَلْهُ مُبَارَكًا سَوِيًّا وَلاَتَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ شَرِيْكًا وَلاَنَصِيْبًا

Allaâhumma biamâanatika akhattuhâa, wa bikalimaâtika istahlaltu farjahâa, fain qadhayta lîi minhâa waladan faj'alhu mubâarakan syawiyyâa, walâa taj'al lissyaithâani fîihi syarîikan walâa nashibâ.

"Ya Allah, dengan amanat-Mu kujadikan ia isteriku dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan bagiku kehormatannya. Jika Kau tetapkan bagiku memiliki keturunan darinya, jadikan keturunanku keberkahandan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya".

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي اَلْفَهَا وَوُدَّهَا وَرِضَاهَا بِي، وَاَرْضِنِي بِهَا، وَاجْمَعْ بَيْنَنَا بِأَحْسَنِ اِجْتِمَاعٍ وَاَيْسَرِ ائْتِلاَفٍ فَإِنَّكَ تُحِبُّ الْحَلاَلَ وَتُكْرِهُ الْحَرَامَ

Allâahummarzuqnîi alfahâa wa wuddahâa wa ridhâahâa bîi, wa ardhinîi bihâa, wajma' baynanâa biahsanijjtimâ'in wa aysari’ tilâafin, fainnaka tuhibbul halâala wa tukrihul harâam.

"Ya Allah, karuniakan padaku kelembutan isteriku, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai aku bersamanya. Himpunkan kami dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram".

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا وَاجْعَلْهُ تَقِيًّا ذَكِيًّا لَيْسَ فِي خَلْقِهِ زِيَادَةٌ وَلاَنُقْصَانُ وَاجْعَلْ عَاقِبَتَهُ اِلَى خَيْر

Allâahummarzuqnîi waladan, waj'alhu taqiyyan dzakiyyan laysa fîi khalqihii ziyâadatun walâa nuqshân, waj'al 'âqiibatahuu ilâa khairin.

"Ya Allah, karuniakan padaku keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan".

Untuk Habib Rizieq dari Ust. Arifin Ilham

K. H. Muhammad Arifin Ilham
Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarkaatuhi. Front Pembela Islam yg dipimpin ayahanda Habib Rizq Syihab, semoga ALLAH selalu menjaga beliau...aamiin. Rasulullah bersabda "Al Mu'min kaljasadi wahidi" org beriman itu bagaikan SATU TUBUH, bila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnyapun merasakan sakit". FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN, inilah dakwah termulia, sbgm Rasulullah mengajarkan, Bila kalian melihat kemungkaran maka perbaikilah dg tangan kalian, kalau tdk mampu maka dg lisan kalian, kalau tdk mampu maka dg hati kalian, itulah selemah2nya iman". Tentu FPI dg cara hikmah melalui musyawarah, izin, 3 kali peringatan, dg atribut pakaian & organisasi yg jelas terdaptar legal. Baru melakukan tindakan sesudah semua ikhtiar, sungguh sudah rahisia umum di negeri ini tempat2 ma'siyat & program kemungkaran seperti pornografi, perizinan minuman keras, judi dsb selalu dibekingi preman, oknum pejabat & media sekuler. Sehingga beritapun tdk seimbang seakan FPI anarkis, apalagi rentan dg masuknya provakator dg atribut yg sama...lihatlah di media, siapa yg ingin membubarkan FPI?...kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma'siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela "fahaaqqo alaihal qoul" adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa "beli" hancurlah negeri ini. TIDAK sahabatku, siapa yg CINTA ALLAH & NEGERI INI tdk boleh diam harus dakwah & jihad dg segala resikonya, & kalian jangan diam, hidup ini pilihan yg konsekwensi di akhirat nanti, ALLAH mengumpulkan kelompok mns jin di akhirat nanti bersama SIAPA YG MEREKA CINTAI!, apakah kalian ingin berkumpul dg mrk para Pendukung ma'siyat & kemungkaran itu dg dailh hak asasi mns yg sebenarnya mrklah yg menghancurkan HAQ MORAL GENERASI BANGSA INI, NO WAY! Saya Muhammad arifin ilham mencintai Habib Rizq Syihab dg segala konsekwensi...teruslah duhai habib yg Mulia Berdakwah & Berjihad, "Ya ALLAH kumpulkanlah kami bersama hamba2 yg mencintai MU & Yg berjuang dijalanMU...aamiin. ALLAHU AKBAR. Sebarkan ini sahabatku tercinta fillah.

ORANG TIMUR BERPIKIRAN BARAT

Oleh: Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra, SH. M.Sc

Sudah lama rasanya saya tak memberi kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, kampus saya sendiri. Hari ini, jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI memberi kesempatan pada saya untuk memberikan kuliah umum tentang sejarah ketatanegaraan Indonesia dan isu-isu aktual ketatanegaraan di Indonesia.
Memandang lebih dari 200 orang adik-adik mahasiswa duduk di hadapan saya sedemikian rupa, mengingatkan saya bagaimana indah, enak, sekaligus susahnya menjadi mahasiswa itu.

Dalam sejarahnya, sesungguhnya Indonesia tidak pernah mengalahkah siapa-siapa dalam perjuangan meraih kemerdekaan. Awalnya, kita dijajah Belanda. Tahun 1942 Belanda dikalahkan, dan menyerah kepada Jepang. Selanjutnya, kita menjadi jajahan Jepang. Jepang memasukkan kita dalam satu barisan besar Asia Timur Raya. Ketika Jepang dibom oleh sekutu, Nagasaki dan Hiroshima hancur, Kaisar Jepang menyatakan menyerah kepada sekutu. Akibatnya, terjadi kevakuman di Indonesia. Kondisi kevakuman ini yang dimanfaatkan oleh Soekarno-Hatta memproklamasikan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pertanyaannya, siapa yang dikalahkan oleh Indonesia? Indonesia tidak mengalahkan siapa-siapa.

Selesai mengakhiri kalimat itu, saya perhatikan beberapa ekspresi serius di wajah mahasiswa itu. Ada yang heran, ada pula yang tampaknya tak setuju dengan pernyataan saya itu.

Sayangnya, hari ini, mahasiswa-mahasiswa dan intelektual kita, bidang hukum tata negara khususnya, lebih menguasai teori-teori ketatanegaraan di dunia Barat. Mereka menguasai bagaimana sejarah Amerika, Inggris, revolusi Perancis, negara-negara Eropah dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit yang paham detail-detailnya. Sementara, penguasaan atas ketatanegaraan di Indonesia sendiri relatif minim.

Hari ini , tanpa kita sadari, kita pada umumnya telah menjadi Orang-orang Timur yang Berpikiran Barat. Kita begitu fasih menceritakan tentang sejarah politik barat, filsafat barat, hukum di dunia barat, dan segala yang ada di barat. Sementara, pemahaman kita tentang dunia kita yang di Timur ini, sangat minim, bahkan dapat disebut mengkhawatirkan. Padahal, kalau saja kita mau menelaah lebih serius, pemikir-pemikir kenegaraan di Nusantara ini tidaklah kalah banyak dan bermutu.

Sebut misalnya, Raja Ali Haji. Kita hari ini, lebih mengenalnya sebagai Penyair dan Satrawan Melayu. Padahal, beliau juga termasuk intelektual pemikir kenegaraan di zamannya. Konsep negara yang tertuang dalam dua bukunya, Mukaddimah fi Intizam, dan Tsamarat Al Muhimmah, misalnya, jarang sekali dilakukan pengkajian mendalam. Kedua buku itu menelaah serius bidang ketatanegaraan, hukum, dan peradilan. Sementara mahakarya di bidang satra, Gurindam pun jarang dikaji pula. Bukan hanya itu, konsep Negara Kertagama dan semisalnya, serta konsep-konsep kesultanan di Nusantara jarang mendapat perhatian serius apalagi penelitian mendalam dari adik-adik mahasiswa dan intelektual kita hari ini. Seharusnya, penggalian atas khazanah sistem ketatanegaraan yang ada di Nusantara harus menjadi perhatian kita semua, mahasiswa hukum tata negara ini khususnya.

Sejenak saya perhatikan lagi wajah-wajah adik mahasiswa itu semakin serius dan penasaran.

Akhirnya kuliah dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, ada perasaan bangga dan senang dalam diri saya. Bobot pertanyaan dan perhatian atas kondisi kekinian dalam konteks ketatanegaraan, seperti persoalan Wakil Menteri yang ditanyakan oleh salah seorang mahasiswa, dan persoalan peran dan fungsi ahli tata negara ke depan, adalah beberapa di antara pertanyaan-pertanyaan yang saya jawab dengan serius pula.

Ya, rasanya memang saya harus kembali ke habitat semula, menjadi Dosen yang berhadapan dengan komunitas intelektual muda yang akan meneruskan generasi Indonesia ke depan, di samping sebagai politikus dan kegiatan yang berkaitan dengan dunia penasehat hukum (advokat), untuk berbagi dan menelaah persoalan-persoalan kebangsaan dan kenegaraan dalam perspektif yang lebih akademis itu bersama-sama generasi intelektual muda.

2.10.2012

Cara Bijak dan Cerdas; hutang cepat lunas :-)))

1. Mulailah dengan doa dan senantiasa terus berdoa agar hutang kita segera dilunasi Allah. Amalkan doa ini setiap saat, terutama di waktu-waktu maqbul.

Allahumma innii a’udzubika minal hammi wal hazan, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal bukhl, wa a’udzubika min gholabatit daini wa qohrir rijal

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perasaan susah dan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku belindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, serta aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang tidak terbayar dan dari musuh yang sewenangwenang”


2. Perbanyak sedekah (dalam macam bentuknya) dan berbuat kebaikan.

Allah (S.W.T.) berfirman dalam surat Saba bahwa Allah (S.W.T.) akan mengganti sedekah yang kita keluarkan: "Katakanlah: 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (Q.S. Saba 34:39)

Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda bahwa harta seseorang tidak akan berkurang karena disedekahkan:

"Ada tiga perkara yang saya bersumpah atasnya dan saya memberitahukan kepadamu semua akan suatu Hadits, maka peliharalah itu: Tidaklah harta seseorang itu akan menjadi berkurang sebab disedekahkan, tidaklah seseorang hamba dianiaya dengan suatu penganiayaan dan ia bersabar dalam menderitanya, melainkan Allah menambahkan kemuliaan padanya, juga tidaklah seseorang hamba itu membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan," (H.R. Tirmidzi, dari Abu Kabsyah, yaitu Umar bin Sa'ad al-Anmari r.a.)

Sedekah membuka pintu rezeki

Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda "Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah." (HR. Al-Baihaqi)

Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah Tabaraka wata’ala berfirman: "Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu." (H.R. Muslim)

Dalam hadits lain yang dinarasikan oleh Abu Hurairah (r.a.), Nabi (S.A.W.) pernah bersabda: "Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, sala satunya berkata: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq. Sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata: "Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya)." (H.R. Bukhari - Muslim)


3. Segeralah bayar bila ada uang, berapa pun mampu kita bayar cicilannya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Diampuni semua dosa orang yang mati syahid, kecuali hutang”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1502]

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Jiwa orang mukmin itu tergantung (tertahan) dengan hutangnya sehingga hutang itu dibayar”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata, “Ini hadits Hasan”, juz 2, hal. 271, no. 1085]

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa orang mukmin itu tergantung (tertahan) selama dia mempunyai tanggungan hutang”. [HR. Ibnu Hibban juz 7, hal. 331, no. 3061]

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa mengambil (berhutang) harta manusia, sedang dia ingin mengembalikannya, maka Allah akan mengembalikannya. Dan barangsiapa mengambil (berhutang), sedang dia ingin membinasakannya (tidak ingin mengembalikannya), maka Allah akan membinasakan padanya”. [HR. Bukhari juz 3, hal. 82]

Dari Ibnu Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mati masih mempunyai tanggungan hutang satu dinar atau satu dirham, maka akan dibayarkan dari kebaikan-kebaikannya, karena disana tidak berlaku dinar dan tidak pula dirham”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 807, no. 2414, dengan sanad hasan]

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhaniy, bahwasanya dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda kepada shahabatnya, “Janganlah kalian membinasakan diri kalian”. Shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, dengan apa kami membinasakan diri kami ?”. Beliau menjawab, “Dengan hutang”. [HR. Hakim, dan ia berkata : Shahih sanadnya, juz 2, hal. 31, no. 2216,.

Dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah dari Abu Qatadah bahwasanya dia mendengarnya ia menceritakan dari Rasulullah SAW, sesungguhnya beliau berdiri diantara para shahabatnya memberi nasehat kepada mereka. “Sesungguhnya jihad fii sabiilillaah dan iman kepada Allah adalah amalan yang paling utama”. Lalu ada seorang laki-laki berdiri dan bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fii sabiilillaah, apakah dosa-dosaku terhapus ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Ya. Jika kamu terbunuh fii sabiilillaah sedangkan kamu tetap sabar dan ikhlash, maju terus menghadapi musuh tidak melarikan diri”. Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Apa yang kamu tanyakan tadi ?”. Orang tersebut berkata, “Bagaimana pendapat engkau jika aku terbunuh fii sabiilillaah, apakah dosa-dosaku terhapus ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Ya, jika kamu tetap sabar dan ikhlash, maju terus menghadapi musuh tidak melarikan diri, kecuali hutang. Karena Jibril AS berkata demikian kepadaku”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1501]

Dari Wahb bin Kaisan, dari Jabir bin ‘Abdullah RA ia menceritakan kepadanya bahwa ayahnya meninggal dunia dan meninggalkan hutang (kurma) tiga puluh wasaq kepada orang Yahudi (1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ + 3 ltr), lalu Jabir minta kepada orang Yahudi agar hutang itu ditangguhkan, tetapi orang Yahudi itu tidak mau. Kemudin Jabir bercerita kepada Rasulullah SAW agar beliau menolongnya. Maka Rasulullah SAW datang kepada orang Yahudi itu agar mau mengambil buah kurma Jabir yang ada dikebun untuk membayar hutangnya, tetapi ia menolaknya (karena terlihat hanya sedikit). Lalu Rasulullah SAW masuk ke kebun kurma itu, berjalan mengelilinginya, kemudian bersabda kepada Jabir, “Petiklah dan bayarkanlah untuknya”. Jabir pun memetiknya setelah Rasulullah SAW pulang. Lalu dibayarnyalah tiga puluh wasaq dan masih ada kelebihan tujuh belas wasaq. Lalu Jabir datang kepada Rasulullah SAW untuk memberitahukan apa yang telah terjadi, tetapi beliau sedang shalat ‘Ashar. Maka setelah selesai shalat, ia menceritakan kepada beliau dengan adanya sisa itu. Lalu beliau bersabda, “Ceritakanlah yang demikian itu kepada Ibnul Khaththab”. Lalu Jabir pergi kepada ‘Umar lalu menceritakannya, maka ‘Umar berkata, “Sungguh aku tahu ketika Rasulullah SAW berjalan-jalan di dalam kebun itu memang beliau mohon agar kebun itu diberi berkah”. [HR. Bukhari juz 3, hal. 84]

Dari Jabir bin ‘Abdullah RA, ia memberitahukan bahwasanya ayahnya mati syahid dalam perang Uhud (karena dibunuh musuh), sedang ayahnya itu masih mempunyai tanggungan hutang. Lalu orang-orang yang memberinya hutang mendesak menuntut hak mereka. Maka saya menghadap Nabi SAW. Kemudian beliau meminta kepada orang-orang yang memberi hutang itu supaya mau menerima pembayaran berupa kurma yang ada di kebunku, dan menghalalkan ayahku. Namun mereka itu tidak mau menerima yang demikian itu. Maka Nabi SAW tidak memberikan kurma di kebunku kepada mereka, kemudian beliau bersabda, “Kami akan datang kepadamu besok pagi”. Lalu keesokan harinya dan masih pagi-pagi benar, beliau datang kepada kami. Beliau lalu berjalan mengelilingi pohon kurma sambil berdoa (kepada Allah Ta’ala) agar Allah memberikan berkah pada buah kurma tersebut. Kemudian aku pun memetik buahnya dan melunasi hutang ayahku kepada mereka. Dan masih ada sisa buah kurma untuk kami. [HR. Bukhari juz 3, hal 84]

Dari Abu Hurairah, bahwasanya dahulu apabila ada orang meninggal yang masih punya tanggungan hutang dibawa kepada Rasulullah SAW, maka beliau bertanya, “Apakah dia meninggalkan sesuatu untuk menyahur hutangnya ?”. Maka jika dijawab bahwa dia meninggalkan sesuatu untuk membayar hutangnya, maka beliau menshalatkannya. Dan jika tidak begitu, maka beliau bersabda, “Shalatkanlah kawanmu itu !”. Maka setelah Allah membukakan beberapa kemenangan, beliau bersabda, “Aku lebih berhaq terhadap orang-orang mukmin daripada diri-diri mereka. Barangsiapa meninggal, sedangkan dia masih mempunyai tanggungan hutang, maka menjadi tanggunganku untuk membayarnya. Dan barangsiapa yang meninggalkan harta, maka untuk ahli warisnya”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1237]

Dari ‘Aisyah bahwasanya ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa dari ummatku yang mempunyai tanggungan hutang dan dia bersungguh-sungguh untuk mengembalikannya, kemudian dia mati belum bisa mengembalikannya, maka saya sebagai walinya (yang membayarnya)”. [HR. Ahmad juz 9, hal. 495, no. 25266, dengan sanad baik]

Dari ‘Urwah bahwa ‘Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW berdo’a di dalam shalat, beliau mengucapkan do’a yang artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang”. Ada seorang bertanya kepada beliau, “Alangkah banyaknya engkau mohon perlindungan dari hutang, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang itu apabila punya hutang (bisa menyebabkan) dia berbicara, lalu berdusta dan berjanji, lalu menyelisihi”. [HR. Bukhari juz 3, hal. 85]

Dari Abu Sa’id (Al-Khudriy), ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW berdo’a, “Aku berlindung kepada Allah dari kekafiran dan hutang”. Kemudian ada seorang laki-laki bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau mensejajarkan hutang dengan kekafiran ?”. Beliau menjawab, “Ya”. [HR. Nasai juz 8, hal. 264].


4. Mintalah kepada si pemilik uang untuk mengikhlaskan uang yang dipinjamkannya. Berat memang, tapi kan belum dicoba..cobalah dengan menyampaikan hadits2 tentang sedekah di atas, siapa tahu hasilnya mengejutkan he….


5. Usahakan jangan sampai punya hutang. Hiduplah qona’ah, insya Allah penuh hikmah.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya.” HSR Muslim (no. 1054).

Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), akan tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)”. HSR al-Bukhari (no. 6081) dan Muslim (no. 120).

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “…Ridhahlah (terimalah) pembagian yang Allah tetapkan bagimu maka kamu akan menjadi orang yang paling kaya (merasa kecukupan)”. HR at-Tirmidzi (no. 2305) dan Ahmad (2/310), dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani.

Selamat bijak dan cerdas menyikapi hutang, sabarlah karena sabar bagian dari Iman. Karena tidak sabar pun tetap punya utang toh… :-)

Ustadz Umar At Tilminasi mengatakan: “Kekayaan yang paling sempurna adalah tidak punya Hutang.”

2.06.2012

Visi misi 3 pasangan cabup dan cawabup Bekasi: Antara Batin dan Butun :-(

Nampaknya semua visi, misi, jargon, slogan dan atribut kampanye tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati kab Bekasi; bermuara pada janji pemenuhan isi PERUT!

…mendamba slogan calon Bupati yang mengampanyekan shahihul aqidah, karimul akhlaq dan shalihul ibadah serta iqomatusy Syari’ah rakyat kabupaten Bekasi. Siapa berani?

Kadang memang agak membingungkan mana yang prioritas antara batin (Iman) dulu atau butun (perut) dulu. Urusan pemenuhan butun bisa prioritas dalam kondisi tertentu (kasuistis). Namun belajar dari sejarah, Islam lahir dan berkembang dari kalangan proletar, miskin dan termarginalkan. Dari Iman itu kemudian lahir peradaban umat Islam yang menguasai ¾ lebih bagian dunia selama hampir 1000 tahun.

Kehidupan dunia merupakan kehidupan yang penuh tipu daya dan permainan yang memperdayakan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Artinya: “Dan kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali ‘Imran ayat 185)

Artinya: “Dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang penuh permainan dan hiburan yang memperdayakan. Dan sungguh kehidupan akhirat jauh lebih baik, bagi orang-orang yang bertaqwa. Apakah kalian tidak berpikir?” (al-An’am ayat 32)
Allah subhanahu wa ta’ala juga memberi predikat orang-orang yang terlalaikan dan teperdaya oleh kehidupan dunia sebagai orang yang celaka. Dia ‘azza wa jalla berfirman:

Artinya: “Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan meninggalkan kehidupan akhirat, maka siksa terhadap mereka tidak akan diringankan dan mereka tidak akan ditolong.” (al-Baqarah ayat 86)

Artinya: “Dan adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya neraka lah tempat tinggalnya.” (an-Naazi’aat ayat 37-39)
***
Namun, meskipun Allah ta’ala mencela kehidupan dunia dan memperingatkan manusia untuk tidak teperdaya dengannya, Allah ta’ala tetap memerintahkan manusia untuk hidup dan beraktivitas di dalamnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Artinya: “Dan carilah apa yang telah diberikan oleh Allah kepadamu dari negeri akhirat, dan jangan lupakan bagianmu di dunia.” (al-Qashash ayat 77)
Bagian di dunia yang dimaksudkan pada ayat di atas adalah amal yang dilakukan di dunia untuk mendapatkan pahala di akhirat kelak. Hal ini sebagaimana perkataan shahabat dan tabi’in yang dikutip oleh Imam al-Baghawi rahimahullah di kitab tafsir beliau. Berikut perkataan shahabat dan tabi’in tersebut:

1) ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata:
Artinya: “Janganlah engkau lupakan kesehatan, kekuatan, usia muda, dan kekayaanmu untuk mendapatkan akhirat dengan potensi-potensi tersebut.”

2) Mujahid dan Ibn Zaid rahimahumallah
Artinya: ”Janganlah engkau abaikan beramal di dunia untuk akhirat, hingga engkau bisa selamat dari adzab. Sesungguhnya bagian manusia di dunia yang sebenarnya adalah ketika dia beramal untuk akhiratnya.”

3) as-Suddi rahimahullah
Artinya: “Dengan sedekah dan shilaturrahim.”
Allah ta’ala memerintahkan manusia untuk tetap memperhatikan kehidupan dunianya, namun bukan untuk teperdaya di dalamnya, melainkan menggunakannya untuk mendapatkan pahala akhirat, dengan memaksimalkan potensi yang dimilikinya di dunia untuk berbuat ketaatan kepada Allah ta’ala.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selamat, tidak teperdaya oleh tipu daya kehidupan dunia. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.