12.27.2012

'Imperialisme' Islam

“kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)

Inilah pembenaran moral terhadap peperangan dalam Islam. Pembenaran terhadap penaklukan-penaklukan pertama atau yang sering disebut imperialisme. Islam adalah imperialis (apabila ada yang memaksakan istilah itu). 

Akan tetapi imperialisme semacam ini tidak ada hubungannya dengan kehendak ingin menguasai, dan tak ada hubungannya pula dengan egoisme ekonomi dan egoisme nasional. Serta tak ada keinginan yang lain untuk menambah kesejahteraan masyarakat muslim di atas penderitaan dan kerugian masyarakat yang non muslim.

Tidak pula dimaksudkan pemaksaan terhadap non muslim untuk menjadi muslim. Tapi semua ini dimaksudkan untuk membangun teritorial tertentu terhadap pengembangan spiritual manusia sebaik dan seluas mungkin. Maka perhatikanlah, perbedaan dampak dari penaklukan yang dilakukan oleh muslim dan penjajahan yang dilakukan oleh Barat (kafir).

Karena menurut Islam, pengetahuan moral secara otomatis menghendaki tanggung jawab moral atas perbuatan manusia. Pemisahan antara baik dan buruk tanpa anjuran untuk menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan, merupakan tindakan amoral. Karena moralitas dalam Islam tumbuh dan berkembang bersama perjuangan manusia untuk menegakkan kebenaran di atas muka bumi ini.

12.23.2012

Kepada para penghina Nabi kami;

Semakin kalian hina Nabi kami, semakin kami jatuh cinta kepadanya
Semakin kalian lecehkan Islam kami, semakin indah kami memandangnya
Semakin kalian cerca jilbab kami, semakin mulia kaum wanita kami
Semakin kalian kotori masjid kami, semakin rindu kami sujud di dalamnya
Semakin kalian fitnah keyakinan kami, semakin kami kokoh menggenggamnya

Semakin kasar kalian menghina kami, semakin hina kalian di hadapan Allah
Karena sesungguhnya kami mulia dan kalian hina
Tidak akan berkurang sedikitpun kemuliaan Islam dengan hinaan dan cacian kalian
Kami marah memang..tapi percuma mengumbar kemarahan kepada orang-orang bodoh seperti kalian

Kami justru kasihan sama kalian…
Marilah..kembalilah..bergabunglah dalam naungan keindahan Islam
Niscaya kalian tidak akan percaya pernah menghinanya

Kami tahu bahwa kalian galau dengan keyakinan kalian saat ini
Kami tahu kalian risau dengan kehidupan kalian saat ini
Kami tahu kalian terus bertanya-tanya; untuk apa kalian hidup, harus seperti apa menjalani hidup dan mau kemana setelah hidup?

Marilah saudaraku…jawabannya ada di dalam ISLAM
Mari reguk kenikmatan dan kedamaian hidup hanya dalam hangatnya pelukan ISLAM … ^_^

12.22.2012

Aku adalah..

Aku adalah air yang bergelombang..kadang mengganas..kadang beriak tenang...

Aku adalah angin yang menderu..kadang menghembus kencang..kadang membelai lembut...


Aku adalah pelikan dengan sayap lebar..namun tak kuasa mengangkasa...


Aku..


bahkan hanya manusia biasa..sejatinya, sebenar-benarnya biasa..sangat biasa... ^^

Pagi menitik embun

Bismillah...

" Pagi ini, saat rintik menitik
kulabuh sampan rasa
tuk hanya membisikan
semilir malu hati
untukmu...

bahwa, godaan harta masih mampu kutahan, godaan tahta masih mampu kuhindar,,,
tapi godaan wanita tak kuasa kutolak
kepadamu aku lemah

tak tahan menatap matamu bila mulai mengembun
di ujung hidungmu hadir semburat memerah
dan kau tundukkan wajah gemilang itu...
maafkan abi..lidah ini memang tidak bertulang..
maafin ya.......................

UMI CAYANG....^.^
629

Catat nama hamba

" Terlalu dalam menuruti perasaan aneh yg berlarut-larut, terlambat memekikkan do'a utk mereka yang bergembira menjemput syahid di Gaza...Astaghfirullah "

Rabb,,catat nama hamba dalam syair indah mereka, mereka para penjemput syahidmu...." 


Ayyuhal Ikhwah, titip satu rindu tuk mereka, mereka para bidadari disana yg berebut menyambut kalian............


biLlaahi fii sabiilil haq ! Allahu Akbar ,,

Aku di Surga?

Dari Abi Dzar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW masuk ke rumah Aisyah ra. dan beliau bersabda, “Wahai Aisyah, maukah kamu kuberikan kabar gembira? 

Ayahmu (Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.) di surga, temannya adalah Nabi Ibrahim as.


Umar di surga dan temannya adalah Nabi Nuh as., 


Utsman di surga dan aku temannya. 


Ali di surga dan temannya adalah Yahya bin Zakaria. 


Thalhah di surga dan temannya Nabi Daud as. 


Az-zubair di surga dan temannya Nabi Ismail as. 


Sa’d bin Abi Waqqash di surga dan temannya Nabi Sulaiman bin Daud. 


Said bin Zaid di surga dan temannya Musa bin Imran. 


Abdurrahman bin Auf di surga dan temannya Isa bin Maryam. 

Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga dan temannya Idris as. 


Wahai Aisyah, aku junjungan para nabi, ayahmu shiddiqin yang paling utama dan kamu adalah ummul mukminin.”

*Aku di surga ???

Lowongan Guru

Bismillah
Assalamu'alaikum wr wb

SMP Islam Dewan Da'wah Tambun Bekasi mengundang anda para Hafidz/ah, Guru Matematika, IPA dan Bahasa Inggris untuk bergabung bersama kami membentuk kader Mujahid, Mujaddid dan Mujtahid. Insya Allah

Silahkan segara kirimkan lamaran anda ke alamat kami ^.^
Informasi lebih jelas hub 021-96766802

Barokallohu fiikum...

Pilih yang masih gadis

Rasulullah SAW menganjurkan, “Pilihlah yang masih gadis karena ia lebih manis mulutnya, lebih dalam kasih-sayangnya, lebih terbuka, dan lebih menginginkan kemudahan.”

Ketika seorang sahabat memberi tahu Rasulullah bahwa ia baru saja menikah dengan seorang janda, Rasulullah SAW mengatakan, “Mengapa tidak gadis yang ia dapat bermain denganmu, dan engkau dapat bermain dengannya, engkau menggigitnya dan ia menggigitmu?” (HR An-Nasa’i, shahih).

“Kawinilah oleh kalian perawan, sebab perawan itu lebih segar mulutnya, lebih subur rahimnya, lebih hangat v….-nya, dan lebih rela dengan nafkah yang sedikit,” (HR. Abu Na’im melalui Ibnu Umar r.a.. Periksa Mukhtarul Ahaadits).

Caru Uuuu..mi

Hari ini, adalah hari pertama Gozi di usia ke 19 bulan.
Semalam ci Ummi tanya ke ci abang (panggilan bwt Gozi), nunjukkin ke Abinya kalo Gozi dah bisa diajak ngobrol;
"Abinya ke mana bang...?
"..rrja..rrjaaa ..."
"cari uuuu....? maksud ci ummi Uang
" mi, uuumii"
kita tertawa, ooohhh...cari Umi' (mata ci ummi menyipit, nyadar)
" Berapa...?
setiap kali ditanya berapa, dia mengembangkan ke sepuluh jarinya sambil jawab.. "wa..uwa.. (dua) "

*Abinya segera beranjak keluar,,

Tanya Kenapa?

Gus Dur dihina marah, dulu Gus Dur hina Al-Qur'an ga marah !?

HT dan Ikhwan

Saya mengenal Hizbut tahrir dan kelompok Ikhwan (Tarbiyah di Indonesia), secara umum adalah gerakan dakwah yang baik. Sebagai sesama baik, bila ada masalah, berebutlah untuk berbuat yang terbaik. Harap ikhwah fillah di kedua belah pihak menjadi bagian yang terbaik dengan menahan diri dari fitnah.

Dibalik Kasus Aceng Fikri

Kawan, 
 
Saya mengira kita belum tahu betul fakta sebenarnya dari kasus Aceng Fikri dan Fani Octora. Kita hanya tahu sebatas isu yang kita lihat, dengar dan baca dari media yang nota bene "berpihak." Celakanya, kita lalu dengan mudah memvonis Aceng bersalah berdasarkan asumsi dan pemberitaan yang belum pasti kebenarannya.

Masyarakat dan media dimungkinkan telah melakukan kezaliman kepada Aceng maupun Fani. Kenapa? Karena hanya Allah dan mereka berdualah yang tahu betul apa yang sebenarnya terjadi dibalik rahasia dapur, sumur dan kasur mereka. Sementara kita telah masuk terlalu dalam seolah-olah dibolehkan untuk berasumsi atas ruang privat seseorang.

Heran, kenapa kita harus menghukumi terhadap apa yang ada dibalik selimut tidur Aceng dan Fani ?

Kenapa, kita mesti diarahkan untuk focus terhadap orientasi seksual semata saat seorang laki-laki memiliki istri lebih dari satu?  Bukankah dengan itu justru kita terjebak menilai wanita pada aspek fisiknya semata pula ? Dengan menganggap bahwa yang berharga dari seorang wanita adalah bagian-bagian fisiknya yang membuat laki-laki tertarik.

Apakah kalian kaum Hawa yang terhormat tidak tersinggung, saat pakaian dalam kalian, lapisan terakhir yang digunakan untuk melindungi organ terhormat itu diumbar, dibeber-beber, dilempar-lempar dan dipertontonkan di depan umum dan media ???

Bagi saya, hanya wanita keji dan tak tahu malu yang melepas celana dalamnya lalu dipertontonkan di muka umum. Apapun alasannya !

Perlu diingat, sampai saat ini pernyataan Fani dan keluarganya belum tentu benar 100%, begitu pula pernyataan Aceng dan keluarganya belum tentu salah 100%.  Kebenarannya, hanya akan terungkap pada fakta persidangan dunia yang adil dan jujur dan fakta persidangan Allah kelak yang mulut dibungkam, lalu tangan dan kaki berbicara. 

Kawan, Setelah Aceng turun dari jabatannya, apakah Fani naik jadi Bupati Garut ? Setelah Aceng mundur, apakah aib Aceng dan fani akan hilang dan tertutupi ? Setelah Aceng dipecat, apa yang didapat Fani ? Bukankah tuntutan Fani hanya permintaan maaf ? Dan bukankah Aceng sudah meminta maaf ? Apakah target Fani membuat Aceng melepas jabatannya ? Lalu apalagi ?

Kenapa kita, masyarakat dan media tidak mempertanyakan fakta-fakta yang janggal di pihak Fani Octora? Dan, masyarakat Garut paksa Aceng mundur, turun, dipecat, haiii..atas pilihan siapa Aceng menjabat Bupati Garut ??

“Aaahh...saya kan tidak memilih Aceng pilkada lalu.” Lalu, apakah juga semua warga Garut menginginkan Aceng mundur ? Tentu tidak. Benarlah, bukan hanya salah Fir’aun dia mengaku diri sebagai Tuhan

Memang, berkeluarga hanya 4 hari dan penceraian via sms tidak lazim dan tidak patut, apalagi dilakukan oleh publik figur. Namun, nikah siri adalah SYAR’I.

Jangan salahkan nikah siri, sebagaimana jangan salahkan poligami yang tidak sukses hanya karena ulah segelintir orang yang tidak menjalankannya secara syar’i.  Jadilah bijak, mari bendung upaya mengarahkan kasus ini kepada upaya sosialisasi anti Syari’ah Islam.

Bila kita marah besar kepada praktek nikah siri yang prosesnya tidak patut ini, harusnya kita, kaum Hawa dan warga Garut jauh lebih marah besar kepada praktek ‘nikah’ Mut’ah (zina kontrak/ pelacuran kontrak) Syi’ah laknatullah, yang jelas-jelas sangat melecehkan harkat dan martabat perempuan.

Jadi, kembali ke kasus Aceng, siapa di balik kasus ini dan siapa di balik Fani yang lugu dan polos itu ? Bukankah tuntutan permintaan maafnya sudah dipenuhi ?

Ada agenda politik? Pasti. Hanya dinamikanya tidak sehat untuk tradisi dan nilai-nilai Islam yang melekat di masyarakat Garut, saat akarnya 'diteumbleuhkeun' kepada persoalan keluarga yang sepatutnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan pula. 

Terlepas dari berprestasi atau tidaknya Aceng Fikri sebagai Bupati Garut, kita hanya perlu sedikit bersikap adil saat sebuah kasus belum jelas fakta dan datanya. 

Sekalipun kabarnya, satu-satunya prestasi Aceng adalah memiliki lebih dari satu istri he...
Tapi, so what?

Masalah gituh punya istri lebih dari satu...???? 

Hahaha....jangan focus sama kalimat terakhir yaaa.. #clink ;-)

Umat Islam Bekai Pilih Siapa?

Cara pandang hidup Islam

Salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita sebagai muslim adalah memilih pemimpin. Yang dimaksud dengan pemimpin di sini terkait dengan pemimpin di ranah publik, seperti walikota, gubernur, ataupun presiden.

Islam sendiri sudah memberikan petunjuk yang jelas mengenai bagaimana mencari dan memilih pemimpin, baik melalui ayat-ayat di dalam Al Qur’an maupun hadits-hadits Rasululloh SAW.

Satu hal pula yang tidak boleh absen dari seorang muslim adalah cara pandang hidup Islam (Islamic worldview). Wajib bagi siapapun yang mengaku dirinya sebagai muslim memiliki cara pandang hidup Islam. Adalah aneh apabila seorang muslim menyikapi suatu persoalan dengan cara pandang bukan Islam.

Cara pandang hidup Islam adalah menyikapi semua problematika hidup dengan kacamata Islam. Yakni, berniat, berpendapat dan bersikap sesuai dengan pedoman hidup Islam berupa Al-Qur’an dan As Sunnah.

Menghadapi situasi pilkada kota Bekasi, umat Islam yang berada di dalamnya dituntut menyikapi pilkada dengan cara pandang hidup Islam yang berdasarkan kepada dua pedoman tersebut.


Setidaknya, Islam memberikan beberepa kriteria pemimpin ideal yang patut dipilih oleh umat di antaranya:

Pertama, beragama Islam.
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (Ali Imran(3):28)
Lihat juga: (An Nisa(4):144), (Al Maidah(5):51), (Al Maidah(5):57)

Kedua, laki-laki.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita..” (An Nisa(4):34)
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpinnya.” (HR. Bukhari)

Ketiga, dewasa (baligh). Baligh di sini terutama mampu berpikir dengan baik, serta sudah bisa membedakan hal yang benar dan salah.

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (An Nisa(4):5)

Keempat, adil. Pengertian adil di sini adalah adil secara umum, tidak berat sebelah memihak salah satu golongan, terutama kelompok yang berkaitan dengan dirinya atau menguntungkan dirinya.

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Shaad(38):26)

Kelima, amanah dan berlaku profesional serta mempunyai ilmu/pengetahuan di bidangnya. Dengan berlaku amanah dan mempunyai pengetahuan di bidangnya, maka seorang pemimpin akan dipercaya dan bisa dengan mudah memecahkan persoalan yang muncul.

“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (Yusuf(12):55)
Rasululloh SAW bersabda:“Apabila suatu urusan dipercayakan kepada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah waktu kehancurannya.” (HR. Bukhari)

Keenam, sehat fisik dan mental, karena seorang pemimpin seringkali dituntut bekerja keras tidak mengenal waktu serta banyak mendapat tantangan dan serangan dari lawan-lawan politiknya.

“Dari Abu Dzar berkata, saya bertanya kepada Rasululloh SAW, mengapa engkau tidak meminta saya memegang sebuah jabatan?; Abu Dzar berkata lagi, lalu Rasululloh SAW menepuk punggung saya dengan tangannya seraya berkata; Wahai Abu Dzar,sesungguhnya kamu seorang yang lemah. Padahal, jabatan itu sesungguhnya adalah amanat (yang berat untuk ditunaikan)” (HR. Muslim)

Rasululloh SAW juga menyatakan agar tidak memilih pemimpin bagi yang menginginkannya.

“Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari r.a, ia berkata, “Aku dan dua orang dari kaumku datang menghadap Nabi saw. Salah seorang mereka berkata, ‘Ya Rasululloh SAW angkatlah kami sebagai pejabatmu.’ Satu orang lagi juga mengatakan perkataan yang sama. Lalu Rasululloh SAW bersabda, ‘Kami tidak akan memberikan jabatan pemerintahan ini kepada orang yang meminta dan berambisi untuk mendapatkannya’,” (HR Bukhari [7149] dan Muslim [1733]).

Pilkada Kota Bekasi

Pilkada Kota Bekasi 16 Desember besok, warga kota Bekasi memiliki hajatan pilkada untuk memilih pemimpin Kota Bekasi periode 2013-2017. Terlepas setuju atau tidak terhadap adanya pilkada sebagai bagian dari produk sistem demokrasi yang dianut negeri ini, memilih ataupun tidak, sedikit banyak hasilnya akan berpengaruh atas hidup dan kehidupan kita warga kota Bekasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan pemimpin yang ideal dan diharapkan menerapkan nilai-nilai Islam dalam pemerintahannya, panduan di atas mesti menjadi pertimbangan para pemilih muslim.

Sebagai muslim, tentu pemimpin yang diharapkan terpilih adalah pemimpin yang mampu menerapkan syari’at Islam secara komprehensif. Dari sisi kepartaian, tidak banyak harapan pemimpin terpilih adalah muslim terbaik dari ‘partai-partai Islam’ atau berbasis massa Islam yang ada dan terpecah-pecah mendukung pasangan calon yang berbeda-beda, semisal PKS, PKB, PBB, PPP dan PAN.

Sementara dari sisi personalitas, ada sedikit harapan Bekasi akan lebih beradab, bermoral dan bertaqwa pada beberapa sosok calon yang selama ini akrab dipanggil Ustadz. Karena syarat Islam saja tidak cukup untuk menggambarkan kualitas keIslaman masing-masing calon yang ada saat ini, apalagi semua calon tercatat beragama Islam. Setidaknya dengan panggilan Ustadz selama ini yang melekat pada beberapa sosok ini, mengingatkannya akan tugas mulia untuk mengamalkan Islam secara kaffah termasuk di pemerintahan.

Sisi program, semua program dari kelima pasangan calon ini tidak menempatkan perbaikan aqidah dan moral sebagai program prioritas. Yang menonjol justru adalah program pembangunan fisik bukan fsikis. Tidak nampak masing-masing pasangan calon adu program perbaikan aqidah dan moral masyarakat Bekasi. Sementara persoalan krisis aqidah dan moral adalah problem mendasar lambannya pembangunan di kota Bekasi secara keseluruhan.

Sedikit harapan memang, namun ada sebuah prinsip ushul yang sebaiknya diperhatikan, “Apapun yang tidak bisa didapatkan semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.” Sebab, memilih ataupun tidak, sedikit banyaknya tetap akan berdampak kepada kehidupan masyarakat itu sendiri.

Golput adalah hak, namun faktanya adalah sebanyak apapun golput tidak memengaruhi hasil pilkada. Golput adalah suara yang sama sekali tidak diperhitungkan dan dianggap tidak ada, sekalipun yang golput mencapai 99 persen. Pertanyannya, apakah tidak berdosa bila sebagian besar umat Islam tidak memilih lalu melahirkan pemimpin terpilih yang zalim pada umat Islam?

Bila pilihannya adalah ikut memilih, maka pilihlah sesuai kriteria di atas. Sulit saat ini mencari pemimpin yang paling bermanfaat untuk umat. Paling tidak, pilihlah yang kemungkinan akan sedikit mudharatnya bagi kehidupan keIslaman kita. Faktanya, kita memang akan memilih pemimpin yang terbaik di antara yang buruk, bukan yang terbaik di antara yang baik.

Selamat memilih. Memilih untuk tidak memilih adalah pilihan. Memilih untuk memilih pun adalah pilihan. Dasarkan pilihan atas cara pandang hidup Islam kita. Karena pilihan-pilihan itu, keduanya akan ditanya di hari penghisaban kelak, atas dasar apa kita memilih dan atas dasar apa kita tidak memilih. 


Wallahu a’lam

Kategorisasi Tauhid

Menurut saya - mohon diingatkan bila keliru - Pembagian Tauhid menjadi 3 (Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Shifat) bukanlah konsep Tauhid Islam yang baku dan mutlak.

Ingat, kategorisasinya bukan maknanya.

Preferensinya adalah di zaman salafus shalih - sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in - tidak dikenal pembagian Tauhid seperti itu. 


Pertanyaannya; Adakah konsep Tauhid Islam yang disepakati oleh seluruh - paling tidak oleh jumhur - Ulama dan aliran dalam Islam?

Cantiknya si 'Buah Duku'

Ternyata, dalam kitab klasik Jawa; cantik itu sama sekali tidak identik dengan warna kulit. Apalagi, putih atau bule, yang di Surakarta kerap diolok seperti warna kerbau 'kiai Slamet'.

Perempuan cantik menurut para tetua jawa malah berkulit mirip buah duku: kuning langsat. Kalaupun berkulit gelap, mereka menyebutnya dengan 'cemani' layaknya Kresna atau Sembadra yang hitam manis.


Sayang sebutan hitam manis ini sudah hampir punah. Padahal, dahulu pada 80-an frasa ini berasa bangeeetz...


Sebagai orang Melayu, agak risi dengan identifikasi cantik yang harus putih, berhidung mancung, berwajah bule atau 'bermuka bawang' ala Korea.


Akhirnya, selera orang Indonesia sekarang mirip orang Filipina yang suka menyanjung milik atau yang dipunyai orang lain.


Mari kembali ke khittah; CINTAILAH SI KULIT BUAH DUKU.. ^.^

Membaca prestasi kang Aher

Kawan,
Membaca kang Aher (tepatnya Provinsi Jawa Barat) meraih penghargaan ke 92 - melebihi rekor Mesi katanya - rada2 melankolis. 


Sejujurnya di mata awam saya, semakin bertambahnya penghargaan yang diterima Jawa Barat, tidak berkolerasi dengan semakin meningkatnya kesejahteraan hidup warga jabar. 


Setidaknya perbaikan pelayanan dan fasilitas pubik oleh pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kab/kota, kecamatan dan kelurahan di wilayah pemerintahan provinsi jawa barat. Tidak ada, Masih buruk.


Tetap saya masih dukung Aher-Dedy sebagai calon terbaik untuk memimpin Jabar ke depan. Sekalipun selama dibawah kepemimpinan Hade 1 tdk ada perubahan signifikan di jabar, Hade 2 pilihan terbaik saya. Karena bila nanti pasangan lain yang terpilih, hitung2an saya jabar akan lebih buruk dibanding saat ini.

*Hati2 mempersonifikasikan penghargaan kepada individu seseorang = pembohongan publik, karena Aher tdk kerja sendirian.


Kata si Abah, Aher sudah gagal menjadi pemimpin saat tidak lagi sejalan dengan wakilnya. Dede pun gagal menjadi pendamping saat 'riweuh' ga ngerti tugasnya he... :-)

Prestasi ci kaka

Tidak risau dgn rankingnya berapa; ci Kaka sudah bisa jagain adek, bangun dan sholat sendiri tepat waktu (kadang sering ngingetin abinya tuk sholat ke Mesjid dan meninggalkan facebook. - katanya, emang facebook mau dibawa ke surga: kritis, kayak abinya yg tkg provokasi),
muraja'ah tahfidz sendiri, nasehatin uminya kalo cemberut ke abinya kelamaan ;-) dll..dll
Dan prestasi terbaiknya adalaaahh: Tidak suka nonton TV... tdk suka nemenin abi-uminya nonton tukang haji naik bubur *.^

Ranking Kelas

MI, dulu..waktu abi kelas 3 tsanawiyah, masuklah siswa baru..ternyata dia pintar. Abi yg biasanya ranking 1 plg jelek 2 (cieee..gaplok!) semester awal dapet ranking 3. 
Mengadulah ke Abah; "Bah maaf cuma dapet ranking 3.." Nunduk.
"Kenapa?" .. " Ada murid baru bah, pinter banget." Makin nunduk
"baguslah, KALAU BEGITU BANYAK GENERASI ISLAM YANG PINTER-PINTER."
Tengadah..mangap..terbelalak..bingung..lalu kagum

*sedang menghibur ci Umi, karena ranking ci kaka tdk sesuai ekspektasi :-)

NEGARA AGAMA ?

Tiga puluh tahun Perang agama antara Katolik dengan Protestan (1618- 1648) di Eropa yang menewaskan ratusan ribu orang, menghasilkan kesepakatan berbagi wilayah atas dasar agama yang dianut. Tidak pernah ditemukan dalam sejarah Islam keputusan rasial yang sangat ekstrim kecuali dalam sejarah Eropa tersebut. Alhasil, negara2 di Eropa adalah Negara-negara yang dibangun atas dasar agama atau Negara agama.

Kecele lah gerombolan liberal yang berkiblat ke Barat, menista niat baik umat Islam Indonesia yang ingin menjadikan Negara ini berdasarkan Syariat Islam. Saat rujukan mereka di belahan dunia Barat, justru menjadikan dasar negaranya adalah agama.

Sebagai negara2 agama, tidak heran penjajahan ke dunia timur, salah satu inti motifnya adalah penyebarluasan agama (Katolikisasi atau Protestanisasi). Sebagai kelanjutan dari konflik dan persaingan antara Katolik dan Protestan di Barat.

Sebagaimana yang dikatakan Idenburg, Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia (1906-1916), “Saya cukup sibuk dengan Kristenisasi atas daerah-daerah pedalaman.” Ditegaskan pula dalam pidato Kerajaan Belanda; “Sebagai sebuah bangsa Kristen, pemerintah Belanda mempunyai kewajiban untuk memberikan banyak bantuan bagi kegiatan2 misi Kristenisasi.”

10.09.2012

Aku Adalah Muslim

Aku adalah Muslim, aku bangga menjadi Muslim, karena sejarah membuktikan.. Bukan Muslim yang memulai perang dunia pertama. Bukan Muslim yang memulai perang dunia kedua. Bukan Muslim yang menghancurkan hiroshima dan nagasaki dengan menggunakan bom atom. Bukan Muslim yang membunuh 200 juta indian amerika Utara. Bukan Muslim yang menghabisi 80 juta indian amerika Selatan. Bukan Muslim yang Membunuh 90 juta aborigin australia. Bukan Muslim yang mengambil 180 juta orang afrika sebagai budak lalu membuang 70 persen dari mereka yang meninggal ke lautan atlantik. Bukan Muslim yang menjajah Indonesia, Bosnia, Afghanistan, Ethopia, Checnya, Suriah dan negara" lainnya.. Bukan Muslim yang memulai kasus poso, ambon, maluku, dan papua. Bukan Muslim yang memfitnah irak dgn senjata pemusnah massal yg ternyata cuma isapan jempol belaka. Bukan Muslim yang serakah merebut ladang minyak Timur Tengah. Bukan Muslim yang suka menghina nabi & agama lain. Dan aku bangga.. Walau Islam tidak pernah teriak" sbg agama damai, tapi Muslim tidak pernah menyerang siapa2. Walau Islam tidak pernah teriak" HAM & toleransi, tapi Muslim paling toleransi dibanding "PENDEKAR HAM" Amerika yang rasis kepada kulit hitam, dibanding perancis yang melarang jilbab, dibanding swedia yang melarang Adzan, dibanding swiss yang melarang pendirian Masjid. Muslim mayoritas itu toleran Muslim minoritas itu PEMBERANI. Tapi tidak ada toleransi untuk melanggar perintah ALLAH SWT. Muslim bukan anjing yang serakah dengan nafsu menjajah. Muslim bukan babi yang rakus nafsu membumi hangus. Muslim bukan monyet licik yang selalu menebarkan fitnah. Muslim tidak pernah mencari musuh & Muslim HARAM lari dari yg memusuhinya.

10.08.2012

Kenapa harus SALAM ?

Saya melihat pasangan SALAM adalah pasangan yang paling siap memimpin Kota Bekasi dengan beberapa indikasi: 1. Tim Pemenangan pemilunya telah dibentuk 2 tahun sebelum pilkada digelar tahun ini. 2. Konsep pembangunan kota Bekasi yang tersusun secara integratif telah terkonsep jauh2 hari. 3. Tiga kali diskusi interaktif yang digelar Radio Dakta senantiasa dihadiri berpasangan (menunjukkan ada kesatuan hati dan langkah) dan hadir setengah jam sebelum acara dimulai (menunjukkan tingkat kedisipilanan dan komitmen yang tinggi). 4. Presentasi persoalan apapun yang berkaitan dengan pembangunan Kota Bekasi senantiasa ditunjukkan dengan data dan analisis yang konsepsional, aktual dan faktual. 5. Pasangan ini perpaduan seorang advokat dan ulama yang dibutuhkan oleh Kota Bekasi demi membenahi persoalan fundamental Kota Bekasi; yakni lemahnya penegakan hukum dan degradasi moral masyarakat. 6. Sebagai calon independent, jelas pasangan ini tidak memiliki beban masa lalu dan bersih dari infiltrasi partai politik yang haus kekuasaan. 7. Didukung dan lahir langsung dari Rakyat membuat pasangan ini memiliki modal politik murni sebagai pasangan yang dirindukan oleh warga Kota Bekasi. 8. dll, insya Allah nanti saya tambahkan.... :)

6.12.2012

Ulil dan gambar Nabi

“Apa alasannya Nabi Muhammad ngga boleh digambar? Takut beliau disembah? Siapa yg mau nyembah gambar? Pakai otak dong!” (ulil abshar abdala) ========= Malas sebenarnya menanggapi ucapan kacung liberal satu ini. Bantahan saya atas tulisannya 4 tahun yang lalu pun belum dia tanggapi, sementara dia telah menjanjikannya (http://wildanhasan.blogspot.com/2008/12/islam-liberal-adalah-inkonsisten-jika.html). Tapi untuk sekedar olahraga otak, baiklah… Komentar ulil soal visualisasi (lukisan sosok) Nabi Muhammad, ahistoris. Entah ulil lupa atau tidak aware lagi dengan komunitasnya dulu, bahwa sikap mengkultuskan seseorang yang dianggap memiliki kelebihan, mentradisi di sebagian kalangan warga NU dimana dia dilahirkan dan dibesarkan. Membuktikan bahwa di zaman modern ini setelah 1400 tahun Islam hadir - yang ulil anggap seharusnya tidak akan ada lagi perilaku berlebihan memuja seseorang - masih eksis di sebagian kalangan umat, yang kata ulil pula TAK BEROTAK. Bahkan bukan hanya soal gambar, yang paling aktual adalah pembangunan fasilitas di makam gus dur baru-baru ini yang menghabiskan Rp. 18 Miliar! 'Hanya' untuk melanggengkan praktek kesyirikan - yang dengan benar ulil katakan - harusnya tidak ada lagi di zaman modern karena praktek tersebut tak berotak. Betapa sering kita saksikan, tentu bukan hanya di sebagian kalangan Nahdliyyin, praktek pengkultusan dengan berbagai variannya termasuk dalam bentuk gambar mewabah. Termasuk tentunya praktek2 kultus terhadap seseorang yang ulil idolakan pemikirannya dari kalangan kafir barat, yang seolah tanpa cacat dan cela. Perhatikan, anda tidak akan pernah menemukan sikap kritis ulil dan kacung2 liberal lainnya kepada pemikir2 yang mereka idolakan dan puja2 itu. Mungkin ulil tidak nungging2 nyembah foto idolanya, tapi dengan membenarkan dan membela mati-matian pemikiran batil idolanya yang bertentangan dengan hukum Allah, kalimat apa yang lebih pantas dikatakan selain dia telah menuhankannya. Sebenarnya, persoalan apakah fisik Rasulullah boleh divisualisasikan (dilukis) atau tidak sudah selesai dibahas para Ulama Salaful Ummah. Dusta adanya, ulil yang mengatakan bahwa dia telah membaca pendapat para ulama itu terkait hal ini dan lalu ia berpandangan bahwa tdk ada pendapat para ulama itu yang meyakinkan dirinya. Terus terang saya tidak percaya klaim ulil tersebut. Apa yang harus dipercaya dari seseorang yang bergelar AL-KADZAB. Sah-sah saja ulil bicara seperti itu, karena dia memang tidak percaya akan otoritas ulama. Artinya, sah juga kita mengatakan komentar2 ulil tidak bermutu, karena kita tidak percaya atas otoritas ilmunya. Bagaimana mungkin kita bisa berhujjah dengan Al-Qur’an dan Sunnah serta fatwa Ulama kepada orang yang tidak lagi percaya kepada ketiganya? Dan saya siap kapan pun dimana pun ulil mau untuk mujadalah beradu literatur terkait maddah ini. Saya tantang ulil untuk menunjukkan di zaman ‘Islam klasik’ (sebenarnya ungkapan “Islam klasik’ tidak pas untuk mengklasifikasikan babak-babak peradaban Islam) bahwa sosok Nabi Muhammad sering digambar (dilukis). Soal penggambaran verbal di kitab2 para ulama tentang sosok Rasulullah pun ulil tidak mampu membedakannya dengan penggambaran dalam bentuk lukisan. Ulil out of context Kembali ke soal komunitas ulil, jadi bila ‘di zaman modern ini’ nyatanya masih banyak kalangan yang memuja seseorang dengan menggambarkannya dalam bentuk fisik, apatah lagi bila gambar fisik Rasulullah terpampang di dinding2 rumah mereka? Islam menjaga dan membentengi tauhid umatnya sehingga terhindar dari anasir2 yang akan mendistorsi dan mendekonstruksi keimanannya. Sehingga, larangan menggambar makhluk hidup relevan dengan tujuan tersebut. Pula, menggambarkan sosok Nabi rentan terhadap pelecehan dan penghinaan sebagaimana sering terjadi selama ini. Sejatinya, ulil sedang mengkritisi (melecehkan) praktek2 pengkultusan yang tidak benar di komunitasnya sendiri. Lagipula siapa sih kita yang mau-maunya nyembah-nyembah gambar, bahkan gambar 'Tuhan' sekalipun ??? Ulil, sudahlah daripada bicara tanpa ilmu, baik bagimu mengurusi selingkuhanmu yang minta dikawin itu. Bila perlu minta Anas, Nazar dan SBY jadi saksi walimahmu di tenda biru Demokrat dan gak usah galau dengan biaya resepsi, yang dibagi2 Nazar kan masih banyak sisa hehe… Peace *dari gemes jadi kasian sama ulil ;(

4.18.2012

Fakta Majapahit, Gajah Mada dan Islam

QUESTION 14 : Kerajaan Majapahit berhasil menyatukan wilayah Indonesia karena kehebatan Patih Gajahmada yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya.
(A. SETUJU B. TIDAK SETUJU). —

Penjajah berkepentingan untuk mengubur Islam sebagai akar budaya nasional dan menggantinya dengan Hindu (atau selain Islam). Sehingga dilakukan berbagai usaha seperti penyimpangan sejarah dan mengangkat budaya dan tradisi hinduisme sebagai akar budaya nasional, misalnya membongkar kembali borobudur dan prambanan yg sudah hancur dan terkubur dll.

Kepentingan kolonialisme sebagaimana kita mafhum adalah penyebaran ajaran Kiristen (Gospel) serta motivasi balas dendam atas kekalahan Kristen dalam perang Sabil (salib). Sehingga apapun yang berbau Islam dimusnahkan.

Demikian pula, Majapahit dan hinduisme diangkat terus serta dipaksakan dalam penulisan sejarah sebagai cikal bakal dan nenek moyang bangsa. Padahal tidak demikian.

Oleh karena itu, cobalah tanyakan kepada anak2 kita sekarang, apakaha meraka mengenal Raden Fatah, Raja Muslim pertama di Tanah Jawa. Raden Patah adalah putra Raja Majapahit, sekaligus santri dari Sunan Ampel. Tanyakan kepada para Siswa di Sekolah2 Islam, apakah mereka mengenal dan mengagumi Sultan Agung yang mengirimkan tentaranya dari Yogyakarta ke Jakarta untuk mengusir penjajah Portugis?

Tapi, kita dan anak2 kita dicekoki sebuah cerita bahwa Nusantara pernah disatukan oleh Gajah Mada. Bahwa kerajaan Hindu itulah yang berhasil yang berhasil menyatukan Nusantara. Sehingga opini yang disampaikan kepada anak2 kita tampaknya: "Islam datang untuk menghancurkan kejayaan Indonesia yang sudah berhasil dibangun oleh Majapahit!"

Sebab, setelah itu - sebagaimana digambarkan dalam buku pelajaran sejarah - muncul kerajaan2 Islam yg tdk pernah berhasil menjelma menjadi kerajaan nasional, sebagaimana Sriwijaya dan Majapahit. Jadi, Islam digambarkan sebagai faktor yg tdk kondusif sebagai "pemersatu Indonesia". Dengan kata lain, Indonesia hanya bisa disatukan bukan dengan Islam, tetapi dengan ideologi lain, apakah ateisme, animisme, atau sekularisme. Pada akhirnya sampai saat ini msh byk yg phobi kepada syariat Islam.

Padahal, coba diperiksa dan pertanyakan; kapan Majapahit benar2 berhasil menyatukan Nusantara, wilayahnya sampai mana, dengan cara apa Majapahit menyautkan Nusantara? katanya, Gajah Mada pernah bersumpah, namanya Sumpah Palapa! Apakah sumpah seseorang bisa dijadikan bukti bahwa dia berhasil mewujudkan sumpahnya?

Prof. C.C. Berg, termasuk yg mengkritik upaya pengkultusan dan pemitosan kebesaran majapahit. (Maret 1952)

Mitos kebesaran dan keruntuhan Majapahit banyak dikisahkan dalam kitab Darmogandul (kitab yang isinya penuh penghinaan terhadap Islam, Nabi Muhammad dan Al-Qur'an) yang juga meratapi keruntuhan Majpahit dan mencerca para penyebar Islam di Tanah Jawa (Wali Songo).

Serat Darmogandul begitu menggebu-gebu menyerang Islam dan mengharapkan orang jawa berganti agama, dengan meninggalkan Islam. (Lihat, Anonim. Darmogandul. Cet IV. Kediri: Penerbit Tan Khoen Swie, 1955)

Setelah diteliti ternyata serat Darmogandul merupakan karya dari seorang Kristen bernama Ngabdullah Tunggul Wulung atau dikenal dengan nama baptis Ibrahim Tunggul Wulung. Ngabdullah merupakan sosok yang intens bersentuhan dengan sejumlah pendeta Kristen Belanda.

maka jelas nampak benang merah antara upaya mengunggulkan Majapahit dengan kolonialisme.

Hidayatullah.com--DISAMPING banyak berisi penghinaan melalui pemaknaan istilah Islam dengan ungkapan-ungkapan jorok, ternyata Darmagandul juga berisi banyak kisah-kisah yang bersumber dari Bible. Lebih dari itu, ungkapan-ungkapan di dalamnya berisi ajakan untuk meninggalkan ajaran Islam dengan memeluk ajaran Kristen.

Di sisi lain, Darmagandul sendiri banyak memiliki cacat ilmiah. Baik itu karena ada kesalahan dalam data sejarah, kontroversi mengenai identitas penulisnya atau karena karya lain yang menjadi rujukan dalam penulisannya sendiri amat bermasalah.

Namun anehnya, ada pihak-pihak yang masih menjadikan Darmagandul sebagai sumber sejarah dan diperlakukan sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah. Nah, bagaimana pemaparan selengkapnya?

Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya berjudul: “Otak-Atik Gathuk” Serat Darmagandul [1]

***

Dalam Darmagandul, wali diartikan sebagai walikan (kebalikan). Artinya, para ulama Walisongo telah diberi kebaikan namun kemudian membalas dengan keburukan.

“Punika sadat sarengat, tegese sarengat niki, yen sare wadine njengat, tarekat taren kang estri, hakekat nunggil kapti, kedah rujuk estri kakung, makripat ngretos wikan, sarak sarat laki rabi, ngaben ala kaidenna yayah rina.”

Artinya, ”Lapal semacam itu adalah dinamakan syahadat Syari’at. Sarengat artinya, kalau sare (tidur) kemaluannya jengat (berdiri). Ada perkataan lain yang selalu dihubungkan dengan sarengat, yaitu tarekat, hakekat, dan ma’ripat. Tarekat artinya taren (bertanya, minta setubuh) kepada isteri, hakekat artinya: bersama selesai, lelaki dan wanita harus rukun (solider), ma’ripat artinya: mengerti, yakni mengetahui sarat pernikahan, dan dilakukan di waktu siang juga boleh.”

Demikianlah Serat Darmagandul berbicara mengenai beberapa istilah Islam dan memlesetkannya menjadi ungkapan-ungkapan jorok yang sama sekali jauh dari arti yang sesungguhnya. Hal ini ditunjukkan oleh Prof. H.M. Rasjidi dalam buku “Islam dan Kebatinan”.

Ungkapan uthak-athik gathuk yaitu usaha menghubung-hubungkan sejumlah istilah yang sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan permainan kata-kata agar sesuai dengan kepentingan yang menjadi misinya yang merendahkan Islam banyak dijumpai di Serat Darmagandul. Disamping berbicara mengenai syari`at, tarekat, hakikat atau ma`rifat, ia juga berbicara mengenai Al-Qur`an beserta para rasul.

Al-Qur`an sendiri “ditafsirkan” secara serampangan dengan plesetan. Misalnya, dalam penafsiran Surat Al Baqarah, penulis Darmagandul mengungkapnkan sebagai berikut:

“Tetep ing alame lama, kasebut Dalil Kurani, alip lam mim, dallikale kitabul rahepa pami, lara hudan lilmuttakin, waladina tegesipun, alip punika sastra, urip boten kenging pati, lami-lami mung ngangge alame lama. Alame lam mim dallikal, yen turu nyengkal ing wadi, tegesipun kitabulla,natab mlebu ala wadi,tegese rahabapi, rahaba kang nganggo sampur, hudan lil muttakiina, yen wus wuda jalu estri, den mutena wadi ala jroning ala.”
Artinya, ”Tersebut dalam Al-Qur`an: Alif Lam Mim, dzalikal kitabu la raiba fihi, hudan lilmuttaqien, alladzina ...artinya: (menurut Damogandul) Dzalikal, jika tidur kemaluannya nyengkal (berdiri) kitabu la; kemaluan lelaki masuk di kemaluan perempuan dengan tergesa-gesa; raiba fihi perempuan yang pakai kain; hudan; telanjang (bahasa Jawa: wuda) Lil muttaqien; sesudah telanjang kemaluan lelaki termuat dalam kemaluan wanita ... “
Utak-atik kata dari istilah-istilah, yang bertujuan merendahkan Islam dan para utusan Allah bisa juga ditemui di bagian lain dari Darmagandul:

“Niku agami muchammad, saminipun agamine Nuh Nabi, nuh neh remeh kawruhipun, niku nabine bocah, remen rumat abang kuning nedi tuwuk, …”

Artinya, “Itu agama Muhammad, sama dengan agama Nabi Nuh, Nuh adalah remeh pengetahuannya, itu nabinya untuk anak-anak (kekanak-kanakan), suka menyimpan merah kuning (maksudnya: sifat tercela) dan makan kenyang …”

Walhasil, cara pembahasan yang digunakan dalam Darmagandul tidak memiliki patokan metodologi yang jelas dan hanya menyandarkan pada teknik otak-atik gathuk. Dari upaya-upaya yang didukung dengan teknis yang tidak elegan ini, secara jelas telah menunjukkan bahwa Serat Darmagandul memang sekedar ditulis untuk sebuah “permainan” dalam artian perbuatan yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, seharusnya sukar menjadi referensi kepustakaan yang bersifat ilmiah, apalagi menjadi sebuah ajaran.

Ada Bible di Darmagandul

Marginalisasi ajaran Islam dilakukan penulis Darmagandul dengan menyatakan bahwa hukum dalam Al-Qur`an sudah tidak berlaku dan sebagai gantinya adalah hukum Kristen.

“Panjenengan Nabi Dawud, putranira kang tuwa, Abe Salam ingkang nami, mungsuh bapa anggege keprabonira. Dawud kengser saking praja, Abe Salam kang gumanti, sawise antara warsa, Nabi Dawud sarta dasih, wangsul amukul nagri, Sang Abe Salam lumayu, angungsi wana-wana, ginawa mbandang turanggi, pan kecantol tenggaknja oyoding wreksa. Kudane mberung lumajar, Abe Salam iku kari, tenggaknya ketjantol lata, gumatung wreksa ngemasi, iku kukume Widi, yen wong mungsuh bapa ratu…”

Itulah sepenggal kisah dari Serat Darmagandul yang mengisahkan tentang perebutan kekuasaan antara Nabi Dawud dan Absalom, puteranya. Demikian terjemahnya lengkapnya, “Putra Nabi dawud yang tua bernama Absalom, melawan ayahnya untuk merebut tahta. Dawud terusir dari istana dan Absalom menggantikannya sebagai raja. Setelah beberapa tahun Dawud kemudian menyerang Absalom dan berhasil merebut negerinya. Absalom melarikan diri dengan mengendarai kuda. Kudanya terus berlari kencang meskipun kepala Absalom menyangkut di dahan pohon, itulah hukum Tuhan, jika anak bermusuhan dengan ayahnya yang seorang raja…”

Kisah kedurhakaan putra Dawud di atas tarnyata hanya dapat dijumpai dari kitab II Samuel pasal 15 hingga 18. Kisah lain adalah cerita Darmagandul bahwa Nabi Dawud menghendaki (berzina) dengan Batsyeba, istri bawahannya yang bernama Uria. Dawud kemudian membuat muslihat agar Uria maju ke barisan terdepan medan pertempuran. Harapannya, Uria akan terbunuh dalam peperangan dan Batsyeba dapat diperistri oleh Dawud. Sumber cerita ini dapat ditelusur berasal dari II Samuel pasal 11 dan 12.

Penyisipan isi Bible ke dalam Darmagandul disamping menggunakan ungkapan yang amat gamblang seperti kasus di atas, terkadang juga menggunakan simbol-simbol. Sebagai contoh, adalah penggunaan ungkapan wit kawruh (pohon pengetahuan), wit kuldi (pohon Kuldi), dan wit budi (pohon budi). Wit kawruh digunakan sebagai simbol untuk mendeskripsikan Agama Nashrani, wit kuldi merupakan simbolisasi Agama Islam, dan wit Budi merepresentasikan “agama asli Jawa” yang oleh Darmagandul disebutkan sebagai Agama Budha. Hal ini dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:

“Lamun seneng neda woh wit budi, mituruta babon, Buda-Budi karan agamane, anyebuta Dewa Batara Di, Lamun seneng bukti, woh wit kajeng kawruh, Anyebuta asmane Jeng Nabi Isa kang kinaot, mituruta Gusti agamane, lamun seneng neda woh wit kuldi, njebuta Jeng Nabi Muhammad Rasulun.”

Artinya, “Jika suka memakan buah Pohon Budi, maka ikutilah induk, Agama Buda-Budi, Sebutlah nama Dewa Batara Di. Jika suka bukti, makanlah buah Pohon Pengetahuan, Sebutlah nama Nabi Isa yang termuat, turutilah Agamanya. Jika suka memakan buah Pohon Kuldi maka sebutlah nama Nabi Muhammad.”

Dari kutipan di atas telah cukup dimengerti bahwa istilah-istilah tersebut mewakili sebuah makna secara khusus. Ide penggunaan simbolisasi agama dengan meminjam nama “jenis pohon” dapat dilacak sumbernya sebagai berikut:

“Darmogandul matur, nyuwun diterangake bab enggone Nabi Adam lan Babu Kawa pada kesiku dening Pangeran, sabab saka enggone padha dhahar wohe kayu kawruh kang ditandur ana satengahing taman firdaus. Ana maneh kitab kang nerangake kang didhahar Nabi Adan lan Babu Kawa iku woh Kuldi, kang ditandur ana ing swarga. Mula nyuwun diterangake, yen ing kitab Jawa diceritaake kepriye, kang nyebutake kok mung kitab Arab lan kitabe wong Srani.”

Artinya, “Darmagandul berbicara, minta diterangkan bab cerita Nabi Adam dan Hawa yang dihukum oleh Pangeran, sebab telah memakan buah pohon pengetahuan yang ditanam di tengah taman firdaus. Ada lagi yang menerangkan bahwa yang dimakan Nabi Adam dan Hawa itu buah Kuldi, yang ditanam di Surga. Maka minta diterangkan, jika dalam kitab Jawa diceritakan bagaimana, yang menyebutkan mengapa hanya kitab Arab dan kitab Agama Nashrani.”

Ternyata, ide penggunaan istilah “wit kawruh” rupanya diperoleh pengarang Darmagandul dari kitab Suci Kristen. Hal ini dapat dilihat dalam Kejadian 2:16-17 sebagai berikut: “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Jika demikian faktanya, pengarang Serat Darmagandul bisa dipastikan merupakan penganut Kristen yang telah bersentuhan dengan sejumlah cerita Perjanjian Lama. Ide-ide dari kitab tersebut lantas diolah sehingga menghasilkan jalinan cerita dalam Serat Darmagandul. Tidak mengherankan jika kitab berbahasa Jawa berbau pornografi ini kental dengan kisah yang bersumber dari Perjanjian Lama.

Kedekatan Serat Darmagandul dengan Kekristenan ini diakui oleh sejumlah penulis dan akademisi. G. W. J. Drewes, orientalis Belanda, dalam tulisannya “The Struggle Between Javanism and Islam as Illustrated by Serat Dermagandul” di Jurnal BKI mengungkapkan bahwa buku ini menghadirkan term-term yang menunjukkan adanya pembahasan tentang ajaran Kristen di dalamnya. Philip Van Akkeren, orientalis Belanda lainnya, bahkan berspekulasi bahwa Darmagandul merupakan karya dari seorang Kristen bernama Ngabdullah Tunggul Wulung atau dikenal dengan nama baptis Ibrahim Tunggul Wulung. Ngabdullah merupakan sosok yang intens bersentuhan dengan sejumlah pendeta Kristen Belanda. Teori ini memang mampu menjelaskan keberadaan anasir Kristen dalam Serat Darmagandul. Namun ketidakjelasan argumentasi Van Akkeren dan ketidaksesuaian dengan sejumlah fakta, justru menguatkan bahwa teori ini lemah dan dapat dibantah.

Belakangan, teori Van Akkeren ini nampaknya mendapat dukungan. Bambang Noorsena, tokoh Kristen Orthodoks Syria (KOS), dalam bukunya “ Menyongsong Sang Ratu Adil: Perjumpaan Iman Kristen dan Kejawen”, senada dengan Van Akkeren menganggap bahwa Tunggul Wulung dimungkinkan merupakan pengarang serat tersebut.

Kristenisasi

Pengarang Serat Darmagandul sejak awal beritikad menampilkan bahwa agama Nashrani lebih unggul dibandingkan agama-agama lainnya. Motif ini dapat ditelisik, dimana Islam senantiasa ditampilkan dalam image negatif. Ajaran Kristen sendiri ditempatkan secara positif dalam gambaran sebagai berikut:

“… Kang diarani agama Srani iku tegese sranane ngabekti, temen-temen ngabekti mrang Pangeran, ora nganggo nembah brahala, mung nembah marang Allah, mula sebutane Gusti Kanjeng Nabi Isa iku Putrane Allah, awit Allah kang mujudake, ...”

Artinya,”… Yang disebut agama Nashrani adalah sarana berbakti, benar-benar berbakti kepada Tuhan tanpa menyembah berhala, hanya menyembah Allah, maka sebutannya Gusti Kanjeng Nabi Isa itu Putra Allah, sebab Allah yang mewujudkan.”

Selain itu Serat Darmagandul juga mencoba mengetengahkan upaya marginalisasi ajaran Islam dengan menyatakan bahwa hukum dalam Al-Qur`an sudah tidak berlaku dan sebagai gantinya adalah hukum Kristen. Simak ungkapan berikut:

”Kitab ‘Arab djaman wektu niki, sampun mboten kanggo, resah sija adil lan kukume, ingkang kangge mutusi prakawis, kitabe Djeng Nabi, Isa Rahullahu.”

Artinya, “Kitab Arab pada jaman ini sudah tidak terpakai sebab hukumnya meresahkan dan tidak adil. Yang digunakan untuk memutuskan perkara adalah kitab Nabi Isa Rahullah.”

Adapun puncak dari seluruh motif dan kepentingan dalam penulisan buku Darmagandul digambarkan dalam suara kutukan roh Prabu Brawijaya terhadap Raden Patah sebagai berikut :

“…eling-elingen ing besuk, yen wis ana agama kawruh, ing tembe bakal tak wales, tak ajar weruh ing nalar bener lan luput, pranatane mengku praja, mangan babi kaya dek jaman Majapahit.”

Artinya, “Ingat-ingatlah besok, jika ada agama pengetahuan, maka akan kubalas, akan kuajari pengetahuan yang benar dan salah, peraturan tata negara, memakan babi seperti jaman Majapahit.”

Puncaknya, Serat Darmagandul ingin mengatakan bahwa Islam akan kalah oleh agama kawruh, dalam hal ini sebangun dengan pohon pengetahuan yang maksudnya adalah Kristen. Serat Darmagandul seolah-olah sedang memberikan ramalan masa depan bahwa Islam di Jawa akan ditundukkan oleh Kristen yang dianggap akan mengajar benar dan salah serta menghalalkan babi. Maka telah jelas bahwa penulisan Darmagandul sejak awal dimaksudkan guna kepentingan misi penginjilan, bukan kitab bagi kalangan kebatinan. */Susiyanto, SAHID

4.16.2012

Hukum membawa anak ke Mesjid

Bismillah…
Bila nanti 'diadili' oleh pengurus DKM :-)

Pertama, Tidak ada larangan membawa anak kecil atau balita ke masjid untuk mendengarkan dan menyaksikan atau mengikuti sholat berjama’ah. Bahkan Rasulullah saw sendiri sering mengajak kedua cucunya; Hasan dan Husein ke Masjid dan rela punggungnya dinaiki oleh keduanya saat beliau sujud. Serta menggendong cucunya saat dalam sholat.

Kedua, Uminya sedang nyuci dan mandi sehingga saat waktu sholat datang saya bawa dede Gozi ke masjid. Sementara dede Gozi belum bisa dititip ke yang lain, ia hanya lengket sama Abi, Umi dan Mbahnya saja (Mbahnya lagi ga ada).

Ketiga, dede Gozi dalam kondisi demam sehingga dia teriak2 terus saat sholat sedang ditegakkan. Biasanya aman, damai, adil dan sejahtera he…

Sholat dengan tenang, khusuk dan thuma’ninah memang harus, namun tidak harus serta merta mengkambing hitamkan anak2 saat diri belum mampu khusuk. Bagaimana pula saat sholat khouf, yang bukan lagi dicoba dengan kebisingan bahkan ancaman kehilangan nyawa ? Lha..lalu kita salahkan saja peperangan atau sesuatu yang mendesak itu ???

Keempat, saya sengaja memang sesering mungkin mengajak kedua anak saya untuk pergi sholat berjama’ah ke masjid. Saya termasuk yang tidak sepakat bila anak2 dilarang ke masjid dengan alasan membikin ribut. Bagi saya lebih baik anak2 itu ribut di masjid (tentu lebih baik lagi tdk ribut dengan bimbingan dari semua orangtuanya) daripada dengan khusuk dan thuma’ninah di depan TV atau sibuk dengan kawan2nya di luaran.

Saya tidak ingin Masjid menjadi tempat yang menyeramkan dan tidak menyenangkan bagi anak2.. :-(

Mengerikan bila para orang tua itu merasa khusuk sholat di masjid tanpa anak2 yang bagi mereka mengganggu, kemudian di hadapan Allah Ta’ala kelak tergagap-gagap didakwa oleh anak2nya: “Kenapa kami tidak diakrabkan dengan masjid ???” Dijauhkan dari masjid, lalu menempuh jalan salah akibat bimbingan TV dan kawan2 sepermainannya.

*Curhat setelah tadi sholat Dzuhur dimarahin habis-habisan oleh sesepuh Masjid hehehe…. Dan saya pun habis-habisan minta maaf :-)

Ahlu Kitab bukan kafir ?

QUESTION 7 : Salah satu Rukun Iman adalah beriman kepada kitab-kitab Allah. Karena itu, disamping wajib beriman kepada al-Quran, umat Islam juga wajib beriman kepada Taurat dan Injil yang dulu diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa a.s. dan sampai sekarang digunakan sebagai Kitab Suci kaum Yahudi dan Nasrani. Karena itulah, kaum Yahudi dan Nasrani disebut golongan Ahlul Kitab, bukan golongan kafir.
(A. SETUJU B. TIDAK SETUJU)

Yahudi Dan Nasrani Kufur :

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 6)

“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al baqarah: 105)

“Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". (Al Baqarah: 135)

Warisan Peradaban Islam di Indonesia

QUESTION 10 : Patut disesalkan, meskipun berhasil mengislamkan mayoritas penduduk Indonesia, tetapi para pembawa Islam ke Indonesia tidak meninggalkan warisan peradaban yang tinggi, sebagaimana kaum Hindu dan Budha yang berhasil menjaga dan meninggalkan warisan peradaban yang tinggi dan diakui oleh dunia internasional, seperti Candi Borobudur dan Prambanan.
(A. SETUJU B. TIDAK SETUJU)

Islam tdk mewariskan kebudayaan dan peradaban materi sebagai prioritas. Islam mewariskan kebudayaan dan peradaban Ilmu, Iman dan Amal. dan hasilnya mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam tanpa iming2 materi dan tempat ibadah yang megah dan mewah.

Bilapun harus menghitung warisan budaya materi; agama apakah dan negeri manakah yang memilki tempat ibadah jutaan banyaknya selain Islam. Tempat ibadah (Mesjid, mushola, langgar, meunasah, tajug dll) yang masih dan terus berfungsi yg menunjukkan Islam sebagai agama yang hidup, yang tidak terus mati dengan matinya tempat ibadah agama lain sebagimana borobudur dan prambanan.

Sepakat dengan komentar mbak Siti Jamilah; bahwa Borobudur dan prambanan menyisakan cipratan darah rakyat waktu itu yg membangunnya atas paksaan penguasa.

Borobudur dan prambanan yang sebelumnya sudah terpendam di dlm tanah dalam kondisi hancur bercerai-berai kembali digali oleh penjajah utk menyuburkan kembali kemusyrikan dan membuat rakyat nusantara berpaling dari Islam. Penjajah merekayasa akar sejarah bangsa indonesia yang Islam ke arah adat istiadat dan budaya pagan sebelum Islam. Sehingga lunturlah semangat jihad umat Islam yg paling ditakuti penjajah. Karena kita tahu bahwa misi kolonialisme bukan hanya gold dan glory tapi yang utama adalah GOSPEL (penyebaran injil) dan balas dendam atas kekalahan di perang SABIL (salib).