2.27.2009

Rugi kalau tidak hadir !

Hadirilah…

Ta’lim bulanan Pusdiklat Dewan Da’wah Tambun Bekasi dengan tema :
‘KRISTENISASI TAK KENAL HENTI’ membaca kasus pemurtadan di Garut.

Bersama: Ust. Abu Deedat (ketua tim FAKTA & Pengasuh Kajian Kristologi DAKTA 107 FM).
Ahad 8 Maret 2009 pukul 8.30 WIB.

(Saksikan dokumentasi fakta tak terungkap) 021-92739740.


Diajak Wisata, eh...Malah Dibaptis...!!
Ditulis Oleh : Redaksi

Mereka yang menjadi korban itu diming-imingi dengan ajakan untuk berwisata ke Pantai Pengandaran dan di sanalah dibaptis menjadi Nasrani karena ketidak tahuan warga tersebut karena dijanjikan pula dengan bantuan berbentuk uang. Juga kami menemukan sertifikat pembaptisan serta kitab injil berbahasa sunda dari mereka

Garut-Puluhan orang yang tergabung dalam berbagai elemen Islam di Kabupaten Garut dan didukung PW Gerakan Reformis Islam (GARIS) Jawa Barat Selasa (22/2/09) mendatangi gedung DPRD Kota Garut. Utusan yang diterima ketua Komisi D itu menuntut kasus pemurtadan terhadap 34 orang warga muslim di Kecamatan Kadungora.

Selain itu menuntut pihak Gereja Masehi AdventHari ke-7 agar meminta maaf. Umat Islam di kota yang berjuluk Kota Dodol itu juga menuntut pelakunya diproses secara hukum dan membuat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya.

"Pihak GARIS hanya mendorong Forum Penyelamat Aqidah Umat Kecamatan Kadungora Garut untuk menyelesaikan masalah ini. Alhamdulillah 32 orang sudah dimuslimkan kembali oleh MUI Kecvamatan tersebut. Tinggal kita mintai pertanggumng jawabannya dari pihak gerejanya," ungkap Ketua PW GARIS, Suryana Nurfatwa dalam rilisnya yang disampaikan kepada kontributor Cybersabili di Bandung.

Penegasannya diperkuat dengan laporan Ketua Forum Penyelamat Akidah Umat Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut, Asep Lukman, yang secara tertulis melaporkan kalau telah terjadi pemurtadan di wilayahnya yang dilakukan pihak gereja yang dimaksud.

"Mereka yang menjadi korban itu diming-imingi dengan ajakan untuk berwisata ke Pantai Pengandaran dan di sanalah dibaptis menjadi Nasrani karena ketidak tahuan warga tersebut karena dijanjikan pula dengan bantuan berbentuk uang. Juga kami menemukan sertifikat pembaptisan serta kitab injil berbahasa sunda dari mereka," kata Asep dalam laporannya itu.

"Ini persoalan aqidah saudara kami maka saya harus menyelesaikannya secara tuntas," tambah Asep

Pertemuan dengan pihak gereja yang dilakukan di gedung DPRD itu menghasilkan kesepakatan pihak Gereja Advent yang diwakili Pendeta Oliver Tambunan meminta maaf kepada kaum muslimin di Garut atas peristiwa yang terjadi. Gereja juga berjanji akan mengembalikan data orang yang telah dimurtadkan.

Akan menyerahkan kepada MUI bila ada orang Islam yang meminta bimbingan rohani kepadanya, tidak akan melakukan pemurtadan di wilayah Garut. Serta akan meninggalkan wilayah tersebut bila mengulangi perbuatan tersebut.


www.sabili.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar