4.11.2010

Kita dan Yahudi

Di Sudut pasar Madinah, seorang pengemis Yahudi buta selalu terdengar mengomel, “Jangan dekati Muhammad! Dia orang gila, pembohong, tukang sihir. Bila mendekatinya, kalian akan dipengaruhinya.”

Setelah Rasululah saw wafat, suatu hari Aisyah berkata pada Abu Bakar, “Hampir tidak ada satu sunnah pun yang tidak ayah lakukan, kecuali satu.”

“Apa itu?” Tanya Abu Bakar

“Setiap hari Rasulullah pergi ke ujung pasar membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta di sana, lalu menyuapinya.”

Esok Harinya, Abu Bakar menemui pengemis dimaksud dan memberinya makanan. Ketika sang Khalifah mulai menyuapinya, tiba-tiba pengemis itu berteriak, “Siapa kamu?”

“Aku orang yang biasa menyuapimu,” jawab Abu Bakar.

“Ah, bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” Sergah si pengemis. “Bila ia mendatangiku, tangan ini tidak perlu memegang dan mulut ini tidak susah mengunyah. Ia selalu menyuapiku dengan lebih dulu menghaluskan makanan dengan mulutnya.”

Abu Bakar tak kuasa menahan tangisnya, lalu tersendat ia berkata,”Aku memang bukan orang yang biasa mendatangimu. Aku seorang sahabatnya, sedangkan orang yang mulia itu telah meninggalkan kita. Dialah Muhammad Rasulullah saw.”

Demi mendengar penjelasan Abu Bakar, si pengemis tersedak. Orang yang selama ini ia coba bunuh karakternya ternyata justru pihak yang paling peduli padanya. Lalu, dengan spontan, ia berucap, “Asyhadu an laa Ilaaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.” Si pengemis Yahudi bersyahadat.

Mahasuci Allah, betapa pengasih dan tanpa pamrih utusan yang Dia kirim ke muka bumi ini. Bisa kita bayangkan setiap kali Muhammad menyuapi si pengemis itu, setiap kali pula putra Abdullah ini mendengarkan cacian dan hinaan dari mulut orang yang justru kepadanya ia peduli.

Mahasuci Allah, betapa Rasul-nya yang agung telah menampakkan kesucian cinta Islam yang tiada tara terhadap umat lain. “Tetangga yang paling pertama harus diberi makanan, “ Kata Rasul yang agung ini, “Adalah mereka yang paling dekat pintu rumahnya dengan kita.” Sejarah mencatat, tetangga terdekat Muhammad selama bermukim di Madinah adalah orang Yahudi.

Demi Allah, tidaklah kita saat ini membenci Yahudi karena mereka ciptaan Allah. Namun, tidak lain karena pembangkangan mereka kepada Allah.

Dengan segala budi kebaikan Rasulullah saw yang luar biasa selama hayatnya kepada kaum Yahudi, namun apa balasan Yahudi terhadap umat Rasulullah saw? Setelah beratus-ratus tahun mereka mendapatkan perlindungan di negeri-negeri Islam setelah diusir, dikejar-kejar dan dibantai para penguasa Nashrani di Eropa, adalah kebiadaban yang tak terperikan apa yang mereka tampakkan di tanah suci Palestina. Kembali! mereka menampakkan sebagai bangsa yang tidak kenal budi dan kebaikan kecuali kecurangan dan keculasan. Sebagaimana pengkhianatan-pengkhianatan yang telah mereka kepada Rasulullah saw.

Alangkah mengerikan bagi kita, ketika setiap saat kita dininabobokan dengan ujar-ujar bahwa semua agama mengajarkan kebaikan tiba-tiba dihadapkan ke wajah kita doktrin-doktrin keagamaan Yahudi berikut ini:

“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)

“Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi.” (Midrasch Talpioth 225)

“Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea, tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya”. Sanhedrin 57a.

“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)

“Jika dua orang Yahudi menipu orang non-Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya.” (Choschen Ham 183, 7)

“Tanah orang non-Yahudi, kepunyaan orang Yahudi yang pertama kali menggunakannya.” (Babba Bathra 54b)

“Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan.” (Babha Kama 113a)

“Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya.” (Talmud IV/3/54b)
“Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya.” (Talmud IV/1/113b)

“Orang Yahudi boleh mempraktekan riba terhadap orang non-Yahudi.” (Talmud IV/2/70b)
“Ketika Messiah (Raja Yahudi Terakhir atau Ratu Adil) datang, semuanya akan menjadi budak-budak orang-orang Yahudi.” (Erubin 43b)

Ketaatan mutlak kepada para rabbi sebagai pemegang otoritas tafsir Talmud. “Barangsiapa tidak taat kepada rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka”. ( Erubin 2b)

Boleh melakukan kejahatan asal tidak dikenali sebagai Yahudi. “Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan (zina?), maka hendaklah ia pergi ke suatu kota di mana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu di sana”. Moed Kattan 17a.

“Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi.” (Midrasch Talpioth 225)

Hal demikian adalah lumrah bagi mereka, bagaimana tidak, Allah Rabbul ‘Alamin pun mereka tantang dan inkari. Setidaknya ada dua Belas Kejahatan Yahudi kepada Allah swt yang termaktub dalam al-Qur'an:

1.Mempermalukan dan menyakiti hati Nabi Musa As. Yaitu ketika Nabi Musa malu untuk ikut mandi bersama-sama Bani Israel, maka mereka berkomentar bahwa Musa tidak ikut mandi bareng kita disebabkan punya penyakit kusta. Maka Allah pun menafikan tuduhan itu. (lihat kitab-kitab tafsir untuk QS. Al-Ahzab 69)

2.Enggan melaksanakan Taurat, maka Allah mengangkat gunung Thursina untuk mengambil perjanjian yang teguh (al-mÊthÉq al-ghalÊÐ) dengan mereka. (QS. Al-Baqarah 63 dan 93)

3.Mengatakan kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak akan beriman sehingga melihat Allah langsung. (QS. Al-Baqarah 55 dan al-Nisa: 153)

4.Merubah apa yang diperintahkan kepada mereka agar masuk masjid seraya bersujud (menundukkan diri, bersyukur) dan dengan mengatakan "ÍiÏah" (memohon ampunan dan mengakui kesalahan). Lalu mereka menggantinya perintah itu memasukinya dengan cara melata, mengesot dengan anusnya lalu mengatakan "ÍinÏah" (sebutir biji gandum). (QS. Al-Baqarah 58-59)

5.Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina berkenaan dengan peristiwa orang yang terbunuh. (QS. Al-Baqarah: 67)
6.Mereka menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. Al-Baqarah: 79)

7.Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibaca itu adalah kandungan Alkitab yang diwahyukan, padahal sesungguhnya itu adalah hasil taÍrÊf mereka. (QS. Ali Imran: 78)

8.Mengutak-atik Firman Allah. (QS. Al-Baqarah: 75 dan al-Nisa: 46)

9.Menyembah patung sapi ketika Nabi Musa meninggalkan mereka untuk mengambil Taurat. (QS. Al-Baqarah 51 dan 92, al-Nisa: 153, al-A'raf: 152)

10.Mengatakan bahwa Tangan Allah terbelenggu (MaghlËlah). (QS. Al-Maidah:64)

11.Menuduh Allah itu faqÊr. (QS. Ali 'Imran: 181)

12.Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk kepentingan mereka (al-Maidah: 24)

Wallahu A’lam

1 komentar:

  1. assalamu'alaikum

    hanya mw mengingatkan saudaraQ, cerita itu tdk ada hadisnya,apalagi ada fitnah bahwa abu bakr berbohong dgn mengatakan bahwa ia yg bysa menyuapi yahudi tersebut.
    terimakasih

    BalasHapus