Seorang bajak laut tertangkap oleh Kaisar Alexander Agung.
“Mengapa kamu berani mengacau lautan?” tanya Alexander Agung.
“Mengapa kamu berani mengacau seluruh dunia?” si bajak laut balik bertanya. “Karena aku melakukannya hanya dengan perahu kecil, aku disebut maling. Kamu, karena melakukannya dengan kapal besar disebut Kaisar.”
(Noam Chomsky, Menguak Tabir Terorisme Internasional)
Demonologi Islam
Berakhirnya perang Salib tidak berarti dendam Barat (Kristen) terhadap Islam dan umatnya berakhir begitu saja. Dendam kesumat yang berkepanjangan itu akhirnya dapat mereka lampiaskan ketika Eropa (Barat) melalui Columbus dapat mengetahui dan membuka pintu jalur perjalanan dan perdagangan ke dunia Timur dan dunia Islam.
Dengan dalih mencari rempah-rempah, mereka melakukan penjajahan terhadap dunia timur pada umumnya dan Islam pada khususnya. Selain membawa panji-panji gold (emas) dan glory (kebanggaan), mereka pun mengibarkan panji gospel (penyebaran Injil), dengan tujuan utama menyebarkan berita Injil dan sekaligus mengkristenkan dunia Islam serta menenggelamkannya ke titik nadir kehidupan manusia. Bagi dunia Timur dan Islam, misi ini bukan membawa glory, tetapi justru gory (berlumuran darah).
“PENYETANAN ISLAM” barangkali tepat untuk menerjemahkan istilah “Demonologi Islam”, meskipun terdengar sangat kasar. Penggunaan istilah demonologi Islam hanyalah sebagai penyederhanaan istilah bagi sebuah proses rekayasa sistematis kaum kuffar Barat yang terus-menerus memburukkan citra Islam di mata dunia. Pemburukan itu dilakukan dengan menciptakan label-label negatif dan menyeramkan, seperti; fundamentalis, teroris, ekstremis, fanatik, dan sebagainya yang dilekatkan pada seorang atau sekelompok aktivis pergerakan Islam.
Istilah “demonologi” (demonology) mungkin masih terasa asing di telinga kita. Ia bukanlah istilah populer. Kamus Inggris-Indonesia karya John M. Echols dan Hassan Shadily mencantumkan kata demon yang berarti; setan, iblis, jin dan orang yang keranjingan sesuatu. Demonologi bisa diartikan studi tentang setan atau semangat kejahatan.
Untuk memahami atau memaknai istilah demonologi secara kontekstual dan faktual, Noam Chomsky mengartikan “demonologi” sebagai “perekayasaan sistematis untuk mendapatkan sesuatu agar ia dipandang sebagai ancaman yang sangat menakutkan” dan karenanya ia harus dimusuhi, dijauhi, dan bahkan dibasmi.
Dalam dunia ilmu komunikasi, “demonologi” barangkali dapat dimasukkan ke dalam wacana “teori penjulukan” (labelling theory). Teori tersebut menyatakan bahwa proses penjulukan dapat sedemikian hebat sehingga korban-korban misinterpretasi ini tidak dapat menahan pengaruhnya.
Dalam hal “demonologi Islam” kita dapat mengartikannya sebagai pengkajian tentang “penyetanan Islam” atau “penghantuan Islam”, yakni penggambaran atau pencitraan Islam sebagai demon (setan, iblis, atau hantu) yang jahat (evil) dan kejam (cruel). Kita dapat mendefinisikan demonologi Islam sebagai “perekayasaan sistematis untuk menempatkan Islam dan umatnya agar dipandang sebagai ancaman yang sangat menakutkan.”
Hal itu dilakukan oleh pihak Barat (kaum Zionis Yahudi dan Salibis) yang memandang Islam sebagai ancaman bagi kepentingan dan eksistensi mereka. Demonologi Islam menjadi bagian dari strategi Barat untuk meredam kekuatan Islam, yang mereka sebut sebagai the Green Menace (Bahaya Hijau).
Demonologi Islam yang sasarannya bukan hanya masyarakat Barat melainkan juga masyarakat Islam agar mereka anti dan menjauh dari agamanya sendiri, berlangsung melalui pencitraan negatif tentang Islam dan para pejuangnya, melalui berbagai penjulukan-penjulukan “fundamentalisme Islam” (Islamic Fundamentalism), “terorisme Islam” (Islamic Terorism), dan “bom Islam” (Islamic Bomb), yang dipopulerkan media massa.
Dengan cara itu, Barat berupaya menenggelamkan citra Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dan sistem hidup (way of life) terbaik bagi umat manusia, membuat masyarakat dunia memusuhi dan memerangi Islam (menumbuhkan Islamophobia-ketakutan terhadap Islam), sekaligus mencegah dan melindas isu kebangkitan Islam (The Revival of Islam).
Pemburukan citra Islam adalah bagian dari upaya Barat –khususnya negara adikuasa Amerika Serikat-menata dunia menurut kepentingan mereka. Barat mengklaim diri sebagai pemegang supremasi kebenaran, sedangkan semua yang mengancam kepentingannya-dalam hal ini Islam atau komunitas Islam-atau bahkan tidak bersepakat dengannya dianggap berada di jalan yang sesat. Media massa sekedar sarana pembentuk makna. Kesan buruk mengenai Islam perlu diciptakan agar penindasan Islam dapat dilakukan dengan persetujuan khalayak.
Jadi, terbentuknya opini publik (public opinion) tentang bahayanya Islam atau Islam sebagai ancaman akibat pemburukan citra Islam tersebut, dapat memberikan semacam legitimasi dan justifikasi bagi Barat dan antek-anteknya untuk membasmi siapa saja dan kelompok apa saja yang mengusung bendera Islam dalam perjuangan politiknya. Bahkan, “Serangan terhadap ekstremis muslim-yaitu fundamentalisnya pers populer-dengan mudah berubah menjadi serangan terhadap seluruh umat Islam!”.
Terorisme Islam
Terorisme Islam atau teroris Islam merupakan label paling keji yang dialamatkan Barat kepada Islam dan kaum muslimin. Sebagai bagian dari upaya demonologi Islam, label tersebut dipopulerkan media massa Barat dan pro Barat (cermati pemberitaan media-media nasional akhir-akhir ini terkait bom Mega Kuningan) sebagai konsep untuk memahami aksi-aksi kekerasan bernuansa politis yang melibatkan kalangan Islam atau aktivis gerakan Islam, sekaligus membuat image dan public opinion bahwa Islam dan kaum muslimin itu penumpah darah, keji, barbar, sadis dan pembunuh.
Label ini, selain untuk menumbuhkan Islamophobia juga sekaligus untuk membatasi ruang gerak dan meredam aktivitas perlawanan bersenjata (perjuangan militer) gerakan-gerakan Islam sebagai reaksi atas penindasan atau operasi militer pemerintah terhadap mereka. Dengan istilah terorisme Islam pula, Barat hendak meredam semangat jihad fi sabilillah para pejuang muslim, sekaligus mendiskreditkan dan mengaburkan makna konsep jihad dalam Islam.
Terorisme sendiri merupakan istilah yang kabur dan bermakna ganda (ambiguous). Di kalangan akademisi atau ilmuwan sosial-politik pun tidak ada kesepakatan tentang batasan pengertian istilah yang kesannya mengerikan itu. Tidak ada satu pun definisi “terorisme” yang diterima secara universal. Yang jelas-dan ini pasti disepakati-terorisme merupakan sebuah aksi atau tindak kekerasan (violence) yang merusak (destructive).
Banyak analis sepakat bahwa terorisme memiliki cara yang khas, yaitu pengunaan kekerasan secara sistematis untuk mencapai tujuan politik. Metodenya adalah pemboman, pembajakan, pembunuhan, penyanderaan, atau singkatnya: aksi kekerasan bersenjata.
Dr. Knet Lyne Oot, mendefinisikan terorisme sebagai:
1.Sebuah aksi militer atau psikologis yang dirancang untuk menciptakan ketakutan, atau membuat kehancuran ekonomi atau material
2.Sebuah pemaksaan tingkah laku lain
3.Sebuah tindakan kriminal yang bertendensi mencari publisitas
4.Tindakan kriminal bertujuan politis
5.Kekerasan bermotifkan politis, dan
6.Sebuah aksi kriminal guna memperoleh tujuan politis atau ekonomis
Jika definisi tersebut dipakai, perang atau usaha memproduksi senjata pemusnah umat manusia dapat dikategorikan sebagai terorisme. Para pemimpin negara industri maju (Barat) dapat dijuluki “biang teroris atau mbahnya teroris” karena memproduksi senjata pemusnah massal seperti nuklir.
Istilah terorisme, menurut Chomsky mulai digunakan pada akhir abad ke-18, terutama untuk menunjuk aksi-aksi kekerasan pemerintah yang dimaksudkan untuk menjamin ketaatan rakyat. Istilah itu diterapkan terutama untuk “terorisme pembalasan” oleh individu atau kelompok. Sekarang, pemakaian istilah terorisme dibatasi hanya untuk pengacau-pengacau yang mengusik pihak yang kuat.
Kisah bajak laut dengan Alexander Agung di atas menggambarkan dengan sangat akurat hubungan antara Amerika dan berbagai aktor kecil di panggung terorisme internasional dewasa ini. Lebih luas lagi, kisah di atas mengungkapkan makna terorisme internasional dalam penggunaannya di Barat dan menyentuh inti kebiadaban menyangkut peristiwa tertentu yang hari-hari ini dirancang dengan sinisme yang paling kasar sebagai “selimut kebiadaban barat”.
Tudingan terhadap kaum muslimin sebagai pelaku teror, di satu sisi menunjukkan adanya “rasa bersalah” (guilty feeling) sekaligus “pengakuan” Barat khususnya Amerika terhadap dunia Islam. Pemerintah Washington bisa jadi merasa bahwa aksi-aksi kekerasan yang terjadi selama ini sebagai ulah kaum muslimin yang marah terhadapnya, karena selama ini Amerika dan sekutu-sekutunya selalu mendukung pembasmian “fundamentalisme Islam” dan menjegal naiknya kelompok muslim “garis keras” ke tampuk kekuasaan di berbagai negeri muslim, termasuk “dosa besar” Amerika yang menopang dan menjadi “centeng” setia Israel, musuh bersama dunia Islam.
Sumber Permusuhan
1.Dendam Historis
Selama berabad-abad, Barat takluk di bawah hegemoni Khilafah Islam. Kebencian kaum Kristen Barat pernah meledak dalam bentuk pengobaran api perang terhadap umat Islam, yaitu dengan terjadinya perang Salib (1096-1291 M) yang bertujuan utama penghancuran Islam. Akan tetapi, melalui peperangan tersebut, umat Islam gagal dilumpuhkan, bahkan kemenangan lebih banyak diraih umat Islam. Trauma perang tersebut berdampak pada tertanamnya rasa antipasti dan saling curiga di kedua belah pihak, terutama Kristen Barat yang berada di pihak yang kalah.
2.Kesalahpahaman Masyarakat Barat terhadap Islam
Masyarakat Barat umumnya melakukan kesalahan dalam memahami Islam. Hal itu terjadi karena masyarakat Barat umumnya mempelajari dan memahami Islam dari buku-buku orientalis, sedangkan para orientalis mengkaji Islam dengan tujuan menimbulkan miskonsepsi terhadap Islam, selain adanya motif politis untuk mengetahui rahasia kekuatan umat Islam demi melampiaskan ambisi imperialisme Barat.
Kekeliruan Barat dalam memahami Islam adalah juga karena menyamakan Islam dengan perilaku individu umat Islam. Misalnya, ketika ada orang atau sekelompok umat Islam melakukan aksi kekerasan, cap “teroris” pun dilekatkan pada Islam tanpa mau tahu mengapa aksi kekerasan itu terjadi. Sementara jika ada orang Kristen atau Yahudi yang melakukan kekerasan, tidak pernah kita dengar mereka disebut sebagai teroris Kristen atau teroris Yahudi. Inilah standar ganda yang diberlakukan Barat sebagai pengklaim kekuasaan dan kebenaran subyektifnya.
Selain itu juga diperparah oleh media massa Barat yang tidak menampilkan Islam secara utuh. Bahkan, Islam yang mereka kenalkan bukan Islam yang sebenarnya, tapi Syi’ah yang jelas-jelas telah menyempal dari Islam.
Bentuk Permusuhan
Bentuk-bentuk permusuhan Barat terhadap Islam meliputi tiga hal berikut:
1.Penyia-nyiaan. Barat bersikap masa bodoh terhadap keberhasilan peradaban umat Islam yang mengagumkan.
2.Penerapan standar ganda. Misalnya pada penggunaan istilah “fanatik muslim”, “teroris muslim” dan sebagainya, namun tidak pernah keluar istilah “fanatik Katolik” atau “teroris Katolik” dari mereka.
3.Permusuhan ateisme-rasialisme. Sekarang berkembang ketakutan masyarakat Eropa akan berdirinya pemerintahan Islam, takut bahwa ia akan tidak sesuai dengan pemerintahan sekuler di Barat. Persangkaan mereka itu sangat keliru karena pemerintahan Barat sendiri adalah Republik Kristen Demokrat.
Strategi Penaklukkan
1.Menciptakan kondisi ketergantungan. Program bantuan luar negeri (foreign aid) dalam berbagai bentuknya merupakan bagian dari penciptaan kondisi ketergantungan tersebut. Dengan ikatan bantuan tersebut, Barat dapat mengendalikan kebijakan negara-negara penerima bantuan agar melayani kepentingan mereka.
2.Penanaman rasa permusuhan dan saling curiga di antara negara-negara Islam (politik pecah belah, devide et impera).
3.Pencegahan program persenjataan nuklir di negara-negara Islam, tidak saja untuk melanggengkan supremasi Barat dalam persenjataan nuklir, tapi juga agar negara-negara Islam lemah secara militer.
4.Peredaman dan pembasmian “kekuatan Islam,” khususnya gerakan-gerakan Islam yang merupakan oposisi terdepan terhadap hegemoni Barat. Strategi ini dilakukan dengan mendukung pemerintahan tirani, diktator, dan otoriter di negara-negara muslim.
Ghazwul Fikri
Selain keempat strategi di atas, kaum kuffar secara sistematis juga berupaya mengeliminasi Islam supaya tidak berkembang dengan cara menghantam Islam dari dalam, yang terangkum dalam program al-ghazwul-fikr (penyerbuan pemikiran).
Program ghazwul fikri ini meliputi hal-hal berikut:
1.Tasykik, yakni gerakan yang berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan keyakinan umat Islam terhadap agamanya. Misalnya, melecehkan al-Qur’an dan Hadits, menghina Nabi Muhammad saw., atau mengkampanyekan bahwa hukum Islam tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
2.Tasywih, gerakan yang berupaya menghilangkan kebanggaan umat Islam terhadap agamanya dengan memberikan gambaran Islam secara buruk sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
3.Tadzwib, yakni pelarutan budaya dan pemikiran. Kaum kuffar melakukan pencampuradukkan antara hak dan batil sehingga menimbulkan kebingungan umat Islam.
4.Taghrib, yakni pembaratan dunia Islam, mendorong umat Islam agar menerima pemikiran dan Budaya Barat, seperti sekulerisme, pluralisme dan liberalisme.
Itulah di antara sedikit fakta yang nampak dari permusuhan abadi Barat (kuffar) terhadap Islam. Oleh karena itu adalah keharusan bagi kita untuk terus mengingat peringatan Allah swt di bawah ini:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka…” (al-Baqarah: 120)
“Sesungguhnya akan kamu jumpai orang-orang yang paling keras permusuhannya kepada orang-orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan kaum Musyrikin…” (al-Maaidah: 82)
“….Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sehingga mereka (dapat) memurtadkan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) jika mereka sanggup…” (al-Baqarah: 217)
“Sesungguhnya kaum kafir menafkahkan uang (harta) mereka untuk menghambat (orang) dari jalan Allah. Mereka akan terus menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan…” (al-Anfaal: 36)
“Orang-orang kafir itu membuat makar (tipu daya) dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan, Allah sebaik-baik pembalas makar.” (ali-Imran: 54)
Allahumma Tsabbit Quluubanaa ‘Alaa Diinika
HARAM BOIKOT YAHUDI - Fatwa Wahhabi (BERBUKTI)
BalasHapusWAHHABI PEMBANTU YAHUDI MENGHARAMKAN KEATAS SEMUA UMAT ISLAM MEMBOIKOT BARANG-BARANGAN DARI YAHUDI KERANA AKIDAH YAHUDI 'TUHAN DUDUK BERSILA ATAS KERUSI' SAMA DAN SERUPA DENGAN AKIDAH WAHHABI
FATWA WAHHABI MENGHARAMKAN BOIKOT BARANG-BARANG YAHUDI
Ini Teks Fatwa Wahhabi Melarang Dan Mengharamkan Perbuatan Memboikot Barang Yahudi & Amerika:
" فضيلة إمام جامع / مسجد
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته ... و بعد ...،
تلقيت تعميم فضيلة مدير عام فرع الوزارة بمنقطة مكة المكرمة رقم 5/20/9079/س في 1421/9/1هـ المبني على برقية صاحب السمو الملكي أمير منطقة مكة المكرمة السرية ذات الرقم س/ 703534 في 1421/8/23هـ ( .. لا ندري ما الكلمة هنا .. ) توفر معلومات ( .. ) الإمارة باستمرار تواجد منشورات في بعض المساجد تدعو إلى مقاطعة المنتجات الأمريكية و تطرق بعض خطباء الجوامع ( .. ) تلك المنشورات بالتأييد و مقاطعة المنتجات الأمريكية و قد تضمنت برقية سموه الكريم ما نصه ( يمنع منعاً باتاً توزيع أي نشورات بهذا المفهوم أو التطرق لهذه المواضيع في الخطب فالمنابر لتوعية الناس و تبصيرهم بأمور دينهم لا لإشغالهم بما لا يخصهم في حالة تكراره سوف يحاسب الجميع بما في ذلك المسؤولين طرفكم ) ..،
نأمل الاطلاع و التقيد بذلك و أنكم مسؤولون عما يحدث كل و مسجده .. أعانكم الله .. ،
و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته .. ،"
Lihatlah bagaimana Wahhabi menyokong dan membantu Yahudi membunuh umat Islam diseluruh dunia khususnya di bumi Palestin.
Rujuk bukti:
http://abu-syafiq.blogspot.com/2009/01/wajib-bersatu-dengan-yahudi-umat-islam.html
Kemudian Wahhabi mengharamkan umat Islam daripada memboikot apa-apa sahaja barangan Yahudi Amerika kerana bagi Wahhabi; Yahudi telah banyak membantu pembangunan ekonomi dunia dan Agama Yahudi wajib dihormati dan disanjung. Demikian hakikat kenyataan Wahhabi.
AyuH BangKiT Menentang & MembOiKot YAHUDI DAN WAHHABI !!!
IBNU TAIMIYAH MENGALAKKAN KITA MENGHIDUPKAN NISFU SYA'BAN DENGAN AMALAN YANG KHUSUS
BalasHapusSememangnya ulama Islam menghormati bulan Sya'ban khasnya pada pertengahannya atau dinamakan sebagai Nisfu Sya'ban. Terlalu banyak kenyataan ulama Islam mengenai kemulian dan amalan khas pada Nisfu Sya'ban kesemuanya adalah benar belaka kecuali beberapa kaifiyat yang tidak digariskan mengikut panduan syarak yang betul. Saya
(Abu Syafiq) pada kali ini tidak mahu menukilkan kenyataan ulama-ulama Islam tersebut tetapi akan dibawa kenyataan ImamWahhabi Syeikhul IslamMereka Ibnu Taimiyah Al-Harrani berkaitan amalan Nisfu Sya'ban.
Wahhabi yang mengkafirkan umat Islam kononnya atas dasar menghidupkan, memuliakan dan mengkhususkan amalan pada Nisfu Sya'ban adalah mengkafirkan juga Syiekh IslamMereka Ibnu Taimiyah walaupun selalau dinafikan. Ini kerana Syeikh IslamMereka Ibnu Taimiyah mengalakkan amalan Nisfu Sya'ban.
Para pembaca pasti akan perasan, bila tiba Nisfu Sya'ban jek Wahhabi akan bergegas lekas untuk menulis di laman internet dan surat khabar menentang dan menolak sekeras-kerasnya amalan yang dilakukan pada Nisfu Sya'ban secara mutlak. Akan tetapi orang yang langsung tidak solat Fardhu dibiarkan tidak pula dinasihat atau ditegur. Ini kerana bagi Wahhabi kesemua orang yg kafir dan orang musyrik adalah mukmin beriman kepada Allah...Inilah unsur Liberal yang wujud dalam perut otak akidah Wahhabi.
--------------------------
1- IBNU TAIMIYAH MENGKHUSUSKAN AMALAN SOLAT PADA NISFU SYA'BAN & MEMUJINYA
Berkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Majmuk Fatawa pada jilid 24 mukasurat 131 mengenai amalan Nisfu Sya'ban teksnya:
إذا صلَّى الإنسان ليلة النصف وحده أو في جماعة خاصة كما كان يفعل طوائف من المسلمين فهو: حَسَنْ
Ertinya: " Apabila seorang itu menunaikan solat pada malam Nisfu Sya'ban secara individu atau berjemaah secara KHUSUS sepertimana yang dilakukan oleh sebilangan masyarakat Islam maka ianya adalah BAIK ".
Lihat bagaimana Ibnu Taimiyah sendiri memuji dan mengalakkan amalan khas pada malam Nisfu Sya'ban agar kita menunaikan solat sunat pada waktu itu secara berseorangan atau dilakukan secara berjemaah lantas Ibnu Taimiyah menyifatkan amalan khusus itu sebagai HASANUN iaitu MULIA & BAIK. Manakala solat seratus rakaat dibaca 1000 kali surah Al-Ikhlas yang dilakukan pada malam itu merupakan sesuatu yang tidak warid.
Apa pula kata Jamaah Takfir Al-Wahhabi atas hukum Ibnu Taimiyah tadi?
Mungkin ramai Wahhabi tak percaya. TAK PECAYA? lihat ini lagi...
2- IBNU TAIMIYAH MENGKHUSUSKAN AMALAN SOLAT NISFU SYA'BAN KERANA ADA HADITH MEMULIAKANNYA
BalasHapusBerkata Ibnu Taimiyah pada kitab Majmuk Fatawa jilid 24 juga pada mukasurat seterusnya 132 teksnya:
وأما ليلة النصف - من شعبان - فقد رُوي في فضلها أحاديث وآثار ، ونُقل عن طائفة من السلف أنهم كانوا يصلون فيها، فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجة (( فلا ينكر مثل هذا )) ، أما الصلاة جماعة فهذا مبني على قاعدة عامة في الاجتماع على الطاعات والعبادات
Terjemahan kata Ibnu Taimiyah di atas:
" Berkenaan malam Nisfu Sya'ban maka telah diriwayatkan mengenai kemulian dan kelebihan Nisfu Sya'ban dengan hadith-hadith dan athar, dinukilkan dari golongan AL-SALAF (bukan wahhabi) bahawa mereka menunaikan solat khas pada malan Nisfu Sya'ban, solatnya seseorang pada malam itu secara berseorangan sebenarnya telahpun dilakukan oleh ulama Al-Salaf dan dalam perkara tersebut TERDAPAT HUJJAH maka jangan diingkari, manakala solat secara jemaah (pd mlm nisfu sya'ban) adalah dibina atas hujah kaedah am pada berkumpulnya manusia dalam melakukan amalan ketaatan dan ibadat" .
Amat jelas bukti dari kitab Ibnu Taimiyah sendiri bahawa dia mengalakkan amalan KHAS dan khusus pada nisfu Sya'ban.
Tetapi Wahhabi mengkafirkan sesiapa yang mengkhususkan amalan pada Nisfu Sya'ban atas dasar kononnya membawa syariat yang baru.
Apa pula kata Wahhabi kpd Ibnu Taimiyah dalam kes ini?? Dia salah?? Kafir?? Tukang buat bid'ah??! Yallah! keluarkan hukum pada Ibnu Taimiyah seperti mana kamu menghukum umat Islam sebagai kafir, sesat dan bid'ah pada kes yang sama. YALLAH!
---------------------------
3- IBNU TAIMIYAH MENGALAKKAN KITA MENGIKUT AS-SALAF YANG MENGKHUSUSKAN AMALAN PADA NISFU SYA'BAN
BalasHapusBerkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Iqtido' As-sirot Al-Mustaqim pada mukasurat 266 teksnya:
ليلة النصف مِن شعبان. فقد روي في فضلها من الأحاديث المرفوعة والآثار ما يقتضي: أنها ليلة مُفضَّلة. وأنَّ مِن السَّلف مَن كان يَخُصّها بالصَّلاة فيها، وصوم شهر شعبان قد جاءت فيه أحاديث صحيحة. ومِن العلماء من السلف، من أهل المدينة وغيرهم من الخلف: مَن أنكر فضلها ، وطعن في الأحاديث الواردة فيها، كحديث:[إن الله يغفر فيها لأكثر من عدد شعر غنم بني كلب] وقال: لا فرق بينها وبين غيرها. لكن الذي عليه كثيرٌ مِن أهل العلم ؛ أو أكثرهم من أصحابنا وغيرهم: على تفضيلها ، وعليه يدل نص أحمد - ابن حنبل من أئمة السلف - ، لتعدد الأحاديث الواردة فيها، وما يصدق ذلك من الآثار السلفيَّة، وقد روي بعض فضائلها في المسانيد والسنن
Terjemahan kata Ibnu Taimiyah di atas:
((" Malam Nisfu Sya'ban. Telah diriwayatkan mengenai kemuliannya dari hadith-hadith Nabi dan kenyataan para Sahabat yang menjelaskan bahawa ianya adalah MALAM YANG MULIA dan dikalangan ulama As-Salaf yang MENGKHUSUSKAN MALAM NISFU SYA'BAN DENGAN MELAKUKAN SOLAT KHAS PADANYA dan berpuasa bulan Sya'ban pula ada hadith yang sahih. Ada dikalangan salaf, sebahagian ahli madinah dan selain mereka sebahagian dikalangan khalaf yang mengingkarinya kemuliannya dan menyanggah hadith-hadith yang diwaridkan padanya seperti hadith
'Sesungguhnya Allah mengampuni padanya lebih banyak dari bilangan bulu kambing bani kalb' katanya mereka tiada beza dengan itu dengan selainnya, AKAN TETAPI DI SISI KEBANYAKAN ULAMA AHLI ILMU ATAU KEBANYAKAN ULAMA MAZHAB KAMI DAN ULAMA LAIN ADALAH MEMULIAKAN MALAM NISFU SYA'BAN, DAN DEMIKIAN JUGA ADALAH KENYATAAN IMAM AHMAD BIN HAMBAL DARI ULAMA AS-SALAF kerana terlalu banyak hadith yang dinyatakan mengenai kemulian Nisfu Sya'ban, begitu juga hal ini benar dari kenyataan dan kesan-kesan ulama As-Salaf, dan telah dinyatakan kemulian Nisfu Sya'ban dalam banyak kitab hadith Musnad dan Sunan ")).
Tamat kenyataan Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Iqtido' As-sirot Al-Mustaqim pada mukasurat 266.
Para pembaca sekalian, perhatikan dan fokuskan pada teks Ibnu Taimiyah di atas mengenai amalan khusus dan kelebihan Nisfu Sya'ban:
Hukum buatan manusia selamanya tidak akan pernah bisa membawa kebahagiaan, ketenangan dan keadilan. namun hanya hukum buatan si pembuat manusialah yang wajib dan harus kita perjuangkan sampai titik kehabisan. karena dengan tegaknya hukum buatan si pembuat manusia maka kemaslahatan dan keadilan akan tegak dan akan bisa membuat hidup lebih hidup dan berarti guna mencapai kehidupan yang sebenarnya....
BalasHapusselamanya islam sebagai agama rahmatan lil alamain ini tidak akan pernah bisa tegak apabila di dalam diri setiap individu muslim tidak ada usaha untuk menegakkannya.
Makanya tampilkan ajaran Islam yang bener dong. Basmi ajaran Islam yang salah kalau ingin dilihat baik. Jangan menyalahkan orang lain kalau berkembang opini seperti itu.
BalasHapus