Kawan,
Saya mengira kita belum tahu betul fakta sebenarnya dari kasus Aceng
Fikri dan Fani Octora. Kita hanya tahu sebatas isu yang kita lihat,
dengar dan baca dari media yang nota bene "berpihak." Celakanya, kita
lalu dengan mudah memvonis Aceng bersalah berdasarkan asumsi dan
pemberitaan yang belum pasti kebenarannya.
Masyarakat
dan media dimungkinkan telah melakukan kezaliman kepada Aceng maupun
Fani. Kenapa? Karena hanya Allah dan mereka berdualah yang tahu betul
apa yang sebenarnya terjadi dibalik rahasia dapur, sumur dan kasur
mereka. Sementara kita telah masuk terlalu dalam seolah-olah dibolehkan
untuk berasumsi atas ruang privat seseorang.
Heran, kenapa kita harus menghukumi terhadap apa yang ada dibalik selimut tidur Aceng dan Fani ?
Kenapa,
kita mesti diarahkan untuk focus terhadap orientasi seksual semata saat
seorang laki-laki memiliki istri lebih dari satu? Bukankah dengan itu
justru kita terjebak menilai wanita pada aspek fisiknya semata pula ?
Dengan menganggap bahwa yang berharga dari seorang wanita adalah
bagian-bagian fisiknya yang membuat laki-laki tertarik.
Apakah
kalian kaum Hawa yang terhormat tidak tersinggung, saat pakaian dalam
kalian, lapisan terakhir yang digunakan untuk melindungi organ terhormat
itu diumbar, dibeber-beber, dilempar-lempar dan dipertontonkan di depan
umum dan media ???
Bagi saya, hanya wanita keji dan tak tahu malu yang melepas celana dalamnya lalu dipertontonkan di muka umum. Apapun alasannya !
Perlu
diingat, sampai saat ini pernyataan Fani dan keluarganya belum tentu
benar 100%, begitu pula pernyataan Aceng dan keluarganya belum tentu
salah 100%. Kebenarannya, hanya akan terungkap pada fakta persidangan
dunia yang adil dan jujur dan fakta persidangan Allah kelak yang mulut
dibungkam, lalu tangan dan kaki berbicara.
Kawan,
Setelah Aceng turun dari jabatannya, apakah Fani naik jadi Bupati Garut
? Setelah Aceng mundur, apakah aib Aceng dan fani akan hilang dan
tertutupi ? Setelah Aceng dipecat, apa yang didapat Fani ? Bukankah
tuntutan Fani hanya permintaan maaf ? Dan bukankah Aceng sudah meminta
maaf ? Apakah target Fani membuat Aceng melepas jabatannya ? Lalu
apalagi ?
Kenapa
kita, masyarakat dan media tidak mempertanyakan fakta-fakta yang
janggal di pihak Fani Octora? Dan, masyarakat Garut paksa Aceng mundur,
turun, dipecat, haiii..atas pilihan siapa Aceng menjabat Bupati Garut ??
“Aaahh...saya
kan tidak memilih Aceng pilkada lalu.” Lalu, apakah juga semua warga
Garut menginginkan Aceng mundur ? Tentu tidak. Benarlah, bukan hanya
salah Fir’aun dia mengaku diri sebagai Tuhan
Memang,
berkeluarga hanya 4 hari dan penceraian via sms tidak lazim dan tidak
patut, apalagi dilakukan oleh publik figur. Namun, nikah siri adalah
SYAR’I.
Jangan
salahkan nikah siri, sebagaimana jangan salahkan poligami yang tidak
sukses hanya karena ulah segelintir orang yang tidak menjalankannya
secara syar’i. Jadilah bijak, mari bendung upaya mengarahkan kasus ini
kepada upaya sosialisasi anti Syari’ah Islam.
Bila
kita marah besar kepada praktek nikah siri yang prosesnya tidak patut
ini, harusnya kita, kaum Hawa dan warga Garut jauh lebih marah besar
kepada praktek ‘nikah’ Mut’ah (zina kontrak/ pelacuran kontrak) Syi’ah
laknatullah, yang jelas-jelas sangat melecehkan harkat dan martabat
perempuan.
Jadi,
kembali ke kasus Aceng, siapa di balik kasus ini dan siapa di balik
Fani yang lugu dan polos itu ? Bukankah tuntutan permintaan maafnya
sudah dipenuhi ?
Ada
agenda politik? Pasti. Hanya dinamikanya tidak sehat untuk tradisi dan
nilai-nilai Islam yang melekat di masyarakat Garut, saat akarnya
'diteumbleuhkeun' kepada persoalan keluarga yang sepatutnya bisa
diselesaikan secara kekeluargaan pula.
Terlepas
dari berprestasi atau tidaknya Aceng Fikri sebagai Bupati Garut, kita
hanya perlu sedikit bersikap adil saat sebuah kasus belum jelas fakta
dan datanya.
Sekalipun kabarnya, satu-satunya prestasi Aceng adalah memiliki lebih dari satu istri he...
Tapi, so what?
Masalah gituh punya istri lebih dari satu...????
Hahaha....jangan focus sama kalimat terakhir yaaa.. #clink ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar