8.05.2010

Diskusi ringan dengan aktivis ESQ

Berikut diskusi saya dengan seorang aktivis ESQ yang beliau kirim melalui e-mail kawan. Komentar-komentar saya dalam diskusi ini ditandai dengn '>>'. Selamat mengikuti'

Assalamualaikum Wr Wb

>>'Alaikumsalam Wr Wb, barokallahu fiik..


Sudah tiga pekan terakhir kegaduhan merebak, terutama di dunia maya, terkait fatwa sesat ESQ oleh salah seorang mufti di Malaysia. Berbagai berita dan komentar hilir mudik masuk ke email saya. Mayoritas isinya menghujat, mencaci maki ESQ dengan kata dan kalimat yang –meminjam tagline Tempo—tak enak dibaca dan tak perlu.

>> Kalimat; menghujat, mencaci maki, tergantung sudut pandang. Kalimat selembut apapun jika penerimanya merasa dihujat dan di caci maki tetap akan memerahkan telinga. Meminjam istilah Allah SWT "Bisa jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu."

Jujur, membaca berbagai berita tersebut membuat saya mixed feeling: sedih, geram, kecewa, kadang juga menggelikan. Saya tak akan berpanjang kalam menulis prolog ini. Ada baiknya anda menyimak deretan catatan kritis saya berikut ini:

>> Ini juga tergantung mindset dan paradigma masing-masing. Adalah hak anda untuk sedih, geram, kecewa dan merasa geli. Tapi belum tentu sedih dan geram anda adalah benar bagi orang lain. Mari kita bahas catatan kritis anda:

1. Fatwa sesat ESQ dikeluarkan oleh satu orang mufti dari 13 mufti yang ada di Malaysia. Menariknya, Sang Mufti yang menyesatkan ESQ itu tidak menghadiri pertemuan antara Ary Ginanjar dan 13 mufti lainnya pada Juni 2010 dan belum ikut training ESQ. Ada tiga pertanyaan penting disini: 1) Mengapa ia yang tak hadir, tapi kemudian berani menyatakan ESQ sesat? 2) Mengapa ia yang belum pernah ikut training ESQ, berani menyatakan ESQ sesat? 3) Mengapa dari 14 mufti, hanya satu yang menyatakan ESQ sesat?


>> Sebuah prinsip "Kebenaran itu tetap kebenaran sekalipun sendirian" (Ibn Mas'ud). Kebenaran tidak bisa diukur oleh jumlah, baik sedikit maupun banyak. Anda mengatakan, Mufti tidak hadir tapi berani menyesatkan ESQ, apa yang salah? hadir atau tidak bukan substansi. Substansinya adalah banyak referensi dari ESQ untuk dipelajari. Tidak hanya dengan ikut pelatihan ESQ. Apakah kalau kita ingin tahu kesesatan sesuatu harus melakukan kesesatan yang sama? Apakah kita ingin tahu berzina itu haram, lalu kita harus berzina dulu? Yang benar saja.


2. Sejauh yang saya amati, mengapa orang-orang yang mengatakan ESQ sesat hanya itu-itu saja? Dan mohon maaf, kebanyakan mereka adalah ulama yang identik dengan kelompok tertentu yang selama ini terkenal sangat mudah memvonis orang atau kelompok lain. Sementara itu, sama persis dengan di atas, situs-situs yang konsisten memuat pemberitaan ESQ sesat, hingga saat ini, juga yang itu-itu saja. Dan saya melihat, situs-situsnya, sangat mudah ditebak: berasal dari kelompok mana dan apa latar belakangnya.


>> Kembali, apa masalahnya kalau yang menyuarakan kekesatan ESQ itu-itu saja? Bisakah kebenaran diukur dengan blow up media banyak? Ulama yang identik dengan kelompok mana maksud anda? Ulama radikal, militan, salafi, ekstrim, fundamentalis maksud anda? Kalau benar, ah ternyata - mohon maaf - pemahaman agama anda masih dangkal. Begini saja, menurut anda di ESQ ada kekeliruan atau tidak? Jika ya, finish. Adalah lebih terhormat di sisi Allah SWT cepat mengakui salah, bertaubat dan lakukan perbaikan.


3. Terkait dengan poin 2 di atas, mengapa ulama-ulama yang selama ini menjadi mainstream umat Islam di Indonesia, tak menyatakan bahwa ESQ sesat? Muhammadiyah dan NU kompak berkata: “ESQ tidak sesat.” Bahkan MUI, sebagai lembaga yang memiliki otoritas mengeluarkan fatwa pun menyatakan tidak ada kesesatan ESQ.


>> Sekali lagi mainstream tidak bisa jadi ukuran satu-satunya untuk menentukan sesuatu itu benar atau tidak. Jika anda pegang itu, bagaimana jawaban anda bahwa bagi kebanyakan masyarakat Barat non-Muslim berhubungan badan tanpa nikah adalah sah-sah saja? Apakah karena mainstream di Barat seperti itu lalu berzina jadi boleh? Saudaraku, saya mendengar langsung pernyataan Dr.KH. Anwar Ibrahim (Ketua Majlis Fatwa MUI Pusat) di acara FKSK beberapa waktu lalu bahwa; MUI secara resmi kelembagaan belum pernah mengeluarkan fatwa apapun terkait ESQ, apakah menyesatkan ESQ atau tidak. Silahkan anda kroscek. Jika benar apa yang anda katakan, saya minta buktinya.


4. Sejauh yang saya amati, merujuk pada 10 kriteria MUI tentang ajaran sesat (diantaranya adalah mengingkari salah satu rukun iman dan rukun islam; meyakini turunnya wahyu sesudah Al Qur’an; mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir, dst), tak ada satupun yang dengan kuat bisa dijadikan landasan untuk menyatakan ESQ sesat (untuk hal ini saya akan buat tulisan tersendiri). ESQ justru menegakkan rukun Iman dan rukun Islam, membuat para peserta mencintai Nabi Muhammad SAW serta menunjukkan mukjizat Al Qur’an. Makanya, karena memang tidak ada kriteria yang bisa menjerat ESQ, MUI tak pernah memvonis ESQ sesat: sejak dulu hingga kini. Selain itu tidak mungkin ESQ bisa memiliki alumni hingga hampir 1 juta orang apabila mengajarkan kesesatan.


>> Makin jelas disini, -maaf- betapa awamnya anda dalam memahami kaidah-kaidah agama Islam. Saudaraku, menyimpangkan makna dan maksud ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi SAW adalah bentuk kekeliruan, dan itu yang dilakukan pak Ary. Coba anda baca fatawa MUI itu di point kelima "Melakukan penafsiran Al-Qur'an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir." Jelas!
Saudaraku, anda selalu bicara jumlah, ketahuilah pengikut Syiah, Ahmadiyah, Liberalisme agama, jauh lebih banyak daripada peserta ESQ hehe...


5. Berbagai tulisan yang masuk ke email saya dan beredar di dunia maya, sudah tak proporsional, adil, objektif. Bahkan, mohon maaf, sangat dangkal analisanya, tak logis dan sangat menyederhanakan masalah. Siapapun yang berpikiran waras, jernih dan cerdas, pasti akan tertawa tergelak-gelak saat membaca kalimat semacam ini. Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).

Aneh bin ajaib…kok bisa-bisanya seorang ulama menyimpulkan ESQ adalah JIL hanya karena memiliki tanggal yang sama saat didirikan? Lalu apakah berarti semua organisasi yang didirikan di tahun 2000 bisa dihubungkan dengan JIL (Jaringan Islam Liberal)? Saya akan buat tulisan tersendiri tentang ini. Tunggu saja.


>> Sebenarnya analisa dangkal adalah analisa yang penuh bunga-bunga daripada bicara substansi. Kalimat di atas untuk anak lulusan SD pun bisa paham bahwa menurut KH. Anwar Ibrahim ajaran ESQ penuh liberalisme dan pluralisme. Adalah tidak aneh bila bisa saja ada kaitan dengan sedang boomingnya Islam Liberal lalu ESQ terpengaruh oleh paham itu. Buktinya, menafsirkan Al-Qur'an dan mensyarah hadits seenak udelnya. Dan itulah juga yang dilakukan oleh JIL.


Masih banyak catatan kritis yang ingin saya buat. Tapi untuk sementara cukup disini dulu. Saya sungguh tak kuasa untuk melanjutkanya saat ini karena merasa sedih dengan potret umat Islam saat ini. Ulama dan pemimpinnya begitu mudah menyesatkan kelompok lain, umat menjadi bingung.


>> Bingung itu hanya untuk orang yang tidak mau mengikuti kebenaran tapi malah mengikuti kebanyakan. Sebaiknya tidak membawa-bawa nama umat. Karena bisa jadi hanya anda kawan-kawan anda saja yang bingung.


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”

(QS Al Maidah, 5:87)

Indrayana Taher


>> Inilah bukti ESQ tidak mengajarkan Islam dengan benar. Anda mengutip ayat yang tidak pada tempatnya untuk menyikapi masalah ini. Anda pasti tidak tahu apa asbabun nuzul dari ayat ini kan? Sehingga anda main comot begitu saja.
Lagipula anda sembarangan mengklaim atas nama Allah dengan ayat ini bahwa ESQ halal kalau begitu. hmm...saudaraku hati-hatilah..bisa jadi anda sendiri yang terkena ayat ini.


Salam
Wildan Hasan

10 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wr.wb.

    Mas Wildan Hasan yang dirahmati Allah SWT. Perkenalkan saya Tatang alumni ESQ Reguler 37 Jakarta. Saya dan beberapa alumni ESQ sangat sedih dengan tanggapan beberapa orang yang berilmu dan sangat paham terhadap ilmu agama atas training ESQ. Saya sendiri sll mengamati perkembangan atas tuduhan sesatnya training ESQ yang dilontarkan oleh orang2 yang memiliki pemahaman agama yang tinggi seperti anda. Yang saya sedihkan adalah, saya melihat lembaga yang dulu telah menyadarkan saya utk tdk lagi menjadi pengedar narkoba, menjadi penzina, dan berbuat zalim terhadap mahluk Allah lainnya di katakan sesat oleh orang yang mengaku berpemahaman agama tinggi seperti anda. Buat kami yang tdk terlalu paham agama islam, kami hanya ingin menjalankan ajaran agama yg hak ini dengan kedamaian (katanya Rahmatan lil alamin). Saya tidak tahu atas motif apa anda melontarkan komentar yg sangat pedas terhadap ESQ, dan saya jg tdk tahu apakah anda pernah ikut trainingnya atau belum, semoga bukan karena ingin terkenal dengan mengangkat kasus ini. Anda dapat menghubungi saya di tatang.hasan@gmail.com semoga Allah SWT merahmati kita. Oiya Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.

    Wassalamu'alaikum wr.wb.
    Tatang Zaenal Hasan

    BalasHapus
  2. udah mixed feeling kok masih nulis se ???

    BalasHapus
  3. Saya akan komentari apa yang mas wildan komentari
    Itupun kalau dimunculkan

    Sudah tiga pekan terakhir kegaduhan merebak, ……

    >> Kalimat; menghujat, mencaci maki, tergantung sudut pandang. Kalimat selembut apapun jika penerimanya merasa dihujat dan di caci maki tetap akan memerahkan telinga. Meminjam istilah Allah SWT "Bisa jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu."

    === anda lupa, pengertian sesat & menyimpang juga tergantung sudut pandang, jika tidak mengetahui secara utuh dan jelas pasti juga akan dikira sesat.===

    Jujur, membaca berbagai berita tersebut …..

    >> Ini juga tergantung mindset dan paradigma masing-masing. Adalah hak anda untuk sedih, geram, kecewa dan merasa geli. Tapi belum tentu sedih dan geram anda adalah benar bagi orang lain. Mari kita bahas catatan kritis anda:

    === ini juga tergantung anda menanggapi presepsi ini===

    1. Fatwa sesat ESQ dikeluarkan oleh satu orang ....


    >> Sebuah prinsip "Kebenaran itu tetap kebenaran sekalipun sendirian" (Ibn Mas'ud). Kebenaran tidak bisa diukur oleh jumlah, baik sedikit maupun banyak. Anda mengatakan, Mufti tidak hadir tapi berani menyesatkan ESQ, apa yang salah? hadir atau tidak bukan substansi. Substansinya adalah banyak referensi dari ESQ untuk dipelajari. Tidak hanya dengan ikut pelatihan ESQ. Apakah kalau kita ingin tahu kesesatan sesuatu harus melakukan kesesatan yang sama? Apakah kita ingin tahu berzina itu haram, lalu kita harus berzina dulu? Yang benar saja.

    ==== secara tidak langsung anda mengatakan bahwa mufti2 yang hadir adalah sesat, karena mensetujui ESQ, analogi anda menyamakan hal ini dengan berzina jelas berbeda sekali, memang benar anda tidak harus mengikuti pelatihan ESQ untuk mengatakan ESQ menyimpang, tapi alangkah baiknya jika anda merasa terpanggil untuk membetulkan dan memberikan koreksi terhadap ESQ, anda sendiri yang datang ke Ary Ginanjar, tidak usah mengharap Ary Ginanjar yang mengundang anda, itu berarti anda memang peduli, tidak hanya berbicara seperti ini di media, yang akhirnya hanya akan menimbulkan provokasi. Anda seperti tidak pernah memakan buah durian, tapi mengatakan kepada orang lain bahwa durian itu tidak enak, durinya tajam, baunya tidak enak, anda hanya melihat dari luar saja, memang akhirnya kalau makan durian berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan, sama halnya dengan ESQ, kalau berlebihan, tidak diimbangi dengan ilmu lain juga tidak bagus.===

    2. Sejauh yang saya amati, ......


    >> Kembali, apa masalahnya kalau yang menyuarakan kekesatan ESQ itu-itu saja? Bisakah kebenaran diukur dengan blow up media banyak? Ulama yang identik dengan kelompok mana maksud anda? Ulama radikal, militan, salafi, ekstrim, fundamentalis maksud anda? Kalau benar, ah ternyata - mohon maaf - pemahaman agama anda masih dangkal. Begini saja, menurut anda di ESQ ada kekeliruan atau tidak? Jika ya, finish. Adalah lebih terhormat di sisi Allah SWT cepat mengakui salah, bertaubat dan lakukan perbaikan.

    === sekarang prasangka yang anda lakukan ini benar atau tidak?, kalau benar ya finish, adalah lebih terhormat jika Anda cepat mengakui salah karena bersuudzon tanpa cros cek.===

    BalasHapus
  4. 3. Terkait dengan poin 2 di atas, ......


    >> Sekali lagi mainstream tidak bisa jadi ukuran satu-satunya untuk menentukan sesuatu itu benar atau tidak. Jika anda pegang itu, bagaimana jawaban anda bahwa bagi kebanyakan masyarakat Barat non-Muslim berhubungan badan tanpa nikah adalah sah-sah saja? Apakah karena mainstream di Barat seperti itu lalu berzina jadi boleh? Saudaraku, saya mendengar langsung pernyataan Dr.KH. Anwar Ibrahim (Ketua Majlis Fatwa MUI Pusat) di acara FKSK beberapa waktu lalu bahwa; MUI secara resmi kelembagaan belum pernah mengeluarkan fatwa apapun terkait ESQ, apakah menyesatkan ESQ atau tidak. Silahkan anda kroscek. Jika benar apa yang anda katakan, saya minta buktinya.

    === sekali lagi anda menggunakan analogi yang tidak tepat, tidak hanya NU, Muhammadiyah, ESQ juga pernah berceramah di depan para ulama yang berada di Madinah, di kawasan Masjid Nabawi, dan itu diterima dengan baik oleh para ulama di Madinah, itu artinya ulama2 yang menerima ESQ di Madinah juga anda katakan sesat.
    MUI dulu pernah memberikan rekomendasi, tapi kemudian menarik surat itu. ===


    4. Sejauh yang saya amati,.....


    >> Makin jelas disini, -maaf- betapa awamnya anda dalam memahami kaidah-kaidah agama Islam. Saudaraku, menyimpangkan makna dan maksud ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi SAW adalah bentuk kekeliruan, dan itu yang dilakukan pak Ary. Coba anda baca fatawa MUI itu di point kelima "Melakukan penafsiran Al-Qur'an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir." Jelas!
    Saudaraku, anda selalu bicara jumlah, ketahuilah pengikut Syiah, Ahmadiyah, Liberalisme agama, jauh lebih banyak daripada peserta ESQ hehe...

    === anda ini juga terlalu dangkal dalam memahami kaidah Islam. Anda seharusnya bicara dengan Ary Ginanjar jika memang melihat Ary Ginanjar salah dalam menafsirkan Al Quran, bukan bicara di media yang akhirnya hanya menimbulkan sekali lagi provokasi. ===

    5. Berbagai tulisan yang masuk ke email saya ......


    >> Sebenarnya analisa dangkal adalah analisa yang penuh bunga-bunga daripada bicara substansi. Kalimat di atas untuk anak lulusan SD pun bisa paham bahwa menurut KH. Anwar Ibrahim ajaran ESQ penuh liberalisme dan pluralisme. Adalah tidak aneh bila bisa saja ada kaitan dengan sedang boomingnya Islam Liberal lalu ESQ terpengaruh oleh paham itu. Buktinya, menafsirkan Al-Qur'an dan mensyarah hadits seenak udelnya. Dan itulah juga yang dilakukan oleh JIL.

    === anda pun juga tidak pernah bicara substansi ajaran Islam dalam memahami konsep ESQ, tapi lebih kepada bunga bunga ajaran Islam. Bagaimana anda bisa yakin, kalau ESQ ada hubungannya dengan JIL? Anda bisa dikategorikan fitnah tanpa dasar yang jelas. ===

    Masih banyak catatan kritis yang ingin saya buat. Tapi untuk sementara cukup disini dulu. Saya sungguh tak kuasa untuk melanjutkanya saat ini karena merasa sedih dengan potret umat Islam saat ini. Ulama dan pemimpinnya begitu mudah menyesatkan kelompok lain, umat menjadi bingung.


    >> Bingung itu hanya untuk orang yang tidak mau mengikuti kebenaran tapi malah mengikuti kebanyakan. Sebaiknya tidak membawa-bawa nama umat. Karena bisa jadi hanya anda kawan-kawan anda saja yang bingung.

    ===kebenaran mana yang anda maksud?===


    “Hai orang-orang yang beriman, .....

    (QS Al Maidah, 5:87)

    Indrayana Taher


    >> Inilah bukti ESQ tidak mengajarkan Islam dengan benar. Anda mengutip ayat yang tidak pada tempatnya untuk menyikapi masalah ini. Anda pasti tidak tahu apa asbabun nuzul dari ayat ini kan? Sehingga anda main comot begitu saja.
    Lagipula anda sembarangan mengklaim atas nama Allah dengan ayat ini bahwa ESQ halal kalau begitu. hmm...saudaraku hati-hatilah..bisa jadi anda sendiri yang terkena ayat ini.

    === Meminjam istilah Allah SWT "Bisa jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu.", bisa jadi anda tidak sependapat terhadap ESQ padahal itu baik bagimu, wallahualam===

    BalasHapus
  5. Alquran bukan hanya petunjuk bagi golongan tertentu, ormas tertentu, tapi petunjuk bagi seluruh manusia (hudallinnas), petunjuk bagi orang2 yg bertakwa(hudalillmuttakin), manusia takwa selalu hati2 dalam berkata, bersikap, dan berbuat, takut dengan perkataan/sikap/perbuatannya menyinggung perasaan orang lain, orang takwa cerdik dalam berdakwah melakukan amar ma'ruf nahi munkar tidak dilakukan dengan munkar, tapi dengan ma'ruf, selalu menyelaraskan akal dan hatinya dalam emnyiakpi sesuatu

    BalasHapus
  6. Dear all, terimakasih tanggapan dan masukannya.

    BalasHapus
  7. Anda sudah berusaha dengan sabar, Pak Wildan.. Semoga usaha anda mendapat ridhaNya..

    BalasHapus
  8. Terimakasih pak,

    sebenarnya saya tidak ingin berpolemik di media. Saya sudah sampaikan ke kawan-kawan di ESQ bahwa saya bersedia langsung bertemu dengan kawan2 ESQ untuk mengklarifikasi semuanya denga catatan disaksikan oleh umat dan diliput media. Namun sampai sejauh ini saya belum mendapat jawaban.

    Kenapa? karena kekeliruan ESQ hingga saat ini belum pernah diklarifikasi secara luas oleh ESQ sendiri padahal kesalahan itu diamalkan oleh banyak alumni ESQ dan pembaca ESQ. Saya tidak ingin mereka kemudian menuntut ESQ di akhirat kelak. Jadi sebaiknya dari sekarang secepatnya diluruskan.

    Saya juga mohon maaf jika tulisan saya terasa sedikit 'kasar'. Tidak ada maksud menyinggung, hanya menggugah yang lagi tertidur nyenyak harus dengan sedikit sentakan. Dan saya sama sekali tidak menafikan bayaknya kebaikan yang diajarkan ESQ.

    Saudara yag tadinya bergelimang dosa dan terselamtkan melalui perantaraan ESQ, Alhamdulillah saya turut berbahagia. Tapi ESQ hanya wasilah/perantara saja bukan tujuan. Selama perantara itu menetapi jalan Allah dan Rasul-Nya kita ikut, jika tidak maka tidak.

    Bagi saudara yang menanggapi tulisan saya di atas, saya yakin anda pun tidak ingin berdebat kusir dengan saya. Jika anda pengurus ESQ, silahkan sampaikan ke pak Ary untuk meluangkan waktu berdiskusi dengan saya, jika memang kebertan dengan tulisan2 saya.

    Saya ingin terkenal? Na'udzubillahhi min dzalik, semoga Allah tetap meluruskan niat saya. Tidak ada kalimat lagi yang bisa saya tambahkan soal ini.

    Pak Tatang yang baik, insya Allah nanti kita diskusikan tentang konsep 'Rahmatan lil 'Alamin'. Semoga anda berbahagia bersama keluarga.

    Sekali lagi, pada ESQ disamping semua kebaikan dan kehebatannya, ada beberapa kekeliruan fatal yang bisa menyesatkan aqidah umat. Penasaran? Silahkan datang ke tempat saya (Hub saya di 0813 8665 7822) atau saya datang ke tempat anda jika Allah mengizinkan.

    Dengan catatan posisi dan kedudukan anda refresentatif di ESQ, supaya lebih memudahkan perbaikan.

    Baca lagi tulisan saya 'Akhirnya ESQ menyadari kekeliruannya', bukankah saya sudah cukup adil dan berimbang?

    Salam

    BalasHapus
  9. Saya pernah mengikuti training ESQ. Kesan saya? Bagus. Cuma koq ekslusif banget, ya. Di hotel berbintang, lho. Habis acara nangis, meraung minta ampunan Tuhan, lanjut ke acara lunch dengan menu makanan hotel berbintang. Sementara di luar sana mayoritas penduduk serba kekurangan. Lanjut? Terus koq kenapa aqidah Islam dicampuradukkan dengan ajaran2 non-Islam. Bukankah Tuhan telah berfirman bahwa tiada agama yang diridhoi-Nya selain Islam? ZMP? God Spot? Bushido? Cukuplah kiranya Al-Qur'an dan Hadidts Rasulullah menjadi pedoman hidupku. Lanjut, ada kesan Pa Ary menyalahkan mereka yang menjalankan ritual2 dengan tanpa memahami maknanya. Ah, biarin aja. Daripada banyak2 menggunakan logika dan metoda ilmiah dalam menjalankan ritual2 keagamaan yang bisa menyesatkan, lebih baik begitu. Jangan sampai fitrah manusia yang selalu bertanya menjerumuskan saya ke kesesatan. Satu lagi, ada seorang trainer yang memarahi saya karena saya ga hapal yel-yel ESQ. "Belajar apa aja, Mas, selama tiga hari ini?", ucapnya dengan nada sinis. Otomatis seluruh peserta meng"huuu"kan saya. Itu aja. Makasih. Wassalaam.

    BalasHapus
  10. Assalammualaikum
    buat akh wildan.. teruska perjuangan untuk menegakkan yang HAQ, saya adalah alumni Prof 32 ESQ, saya dulu sagat "terGILA2 " dengan ESQ, seakan-akan seluruh hidup saya akan saya persembahkan untk Esq, tapi... setelah berjalan 1 tahun banyak yang menurut saya tidak pas, waktu itu saya belum mengerti aqidah.. tapi yang saya amati.. para alumni esq seperti ayam kehilangan induknya... gak bisa apa apa...dan semakin jahil.... alhamdulillah sekarang suah meneukan manhja yang HAQ... sebenarnya.. pemecahan tentang ESQ sederhana... pihak yang menentang dan yang mendukung ESQ adakan Dialog terbuka... INSYA ALLAH akan terbuka.... tapi gak mungkin Pihak ESQ mau... karena akan semakin jelas lah kesalahannya... wassalammualaykum...

    BalasHapus