9.25.2009

Jerat Kemiskinan Tuk Rakyat Dengan Uang Rp 2000

Apa Arti Peredaran Uang Rp 2000?

Uang Kertas 2000 rupiah Dewasa ini, bila anda berkendaraan melalui jalan tol, anda akan jarang menerima uang kembalian berupa lembaran Rp 1.000,-. Kasir pintu tol justru mengembalikan sisa tol dengan koin Rp 500,- aluminium. Memang sejak Maret 2007, Bank Indonesia berencana menerbitkan uang kertas (UK) baru, pecahan Rp 2000,- dan Rp 20.000,- lalu menarik uang kertas Rp 1000,- bergambar Pattimura untuk digantikan dengan koin baru Rp 1.000,- yang bahan metalnya lebih murah dari koin Rp 1.000,- seri Kelapa Sawit (1993 - 2000). Lalu apa arti perubahan ini?

Ya, tentu saja, dengan terbitnya pecahan Rp 2000, berarti pemangkasan harta atau aset kita dalam mata uang rupiah, menjadi separuh dari daya belinya semula, yang disebut inflasi rupiah! Anda yang tadinya cukup nyaman dengan penghasilan, katakanlah Rp 2 juta/bulan, kini dengan adanya pemangkasan tadi, anda harus menambah penghasilan dua kali lipatnya! Artinya selepas Idul Fitri 1430 H nanti, penghasilan anda harus naik menjadi Rp 4 juta atau sekurangnya Rp 3 juta / bulan bila ingin tetap nyaman seperti hari ini (Juli 2009).

Lalu bagaimana dengan rakyat kebanyakan yang penghasilannya kurang dari Rp 1 juta sebulan ? Ya, semakin blangsak

Berdasarkan sejarah, ketika era Soeharto dulu, uang kertas tertinggi sejak tahun 1968-1991 adalah Rp 10.000,-. Lalu dengan alasan defisit APBN, diedarkanlah uang lembaran Rp 20.000,- seri Cengkeh/Cenderawasih, tahun 1992. Karena nominal "aneh" ini sukses beredar, maka tak lama kemudian muncul nominal lebih tinggi lagi yaitu Rp 50.000,- bergambar Pak Harto (1993). Dan tidaklah mustahil, bila uang kertas Rp 2.000,- baru ini sukses beredar, maka Bank Indonesia akan menerbitkan uang kertas dengan nominal baru lainnya, misalnya: Rp 200.000,-; Rp 500.000,-, bahkan Rp 1 juta!

Sebab hal itu memang lazim dilakukan oleh Bank Sentral di negara berkembang. Karena ciri khas mata uang negara maju, nominal angkanya hanya tiga digit saja, seperti USA $100, Arab Saudi 200 riyal, Eropa 500 euro, Inggris 100 poundsterling; kecuali Jepang dan Korea Selatan dengan 10.000 yen dan 10.000 won, sebagai sisa sebuah trauma ekonomi pasca Perang Dunia II.

Dengan ditariknya pecahan Rp 1.000,- maka otomatis uang receh terkecil adalah Rp 500,-. Sedangkan koin pecahan Rp 100,- dan Rp 200,- akan lenyap dengan sendirinya, rusak atau dicuekin. Hal ini lazim terjadi pasca terbitnya uang baru, ketika pecahan Rp 1,- dan Rp 2,- lenyap pada tahun 1975, sepuluh tahun kemudian Rp 5,- dan Rp 10,- lenyap di tahun 1985, lalu Rp 25,- dan Rp 50,- lenyap di tahun 1995. Kini pada 2009 ini pecahan Rp 100,- dan Rp 200,- sudah kehilangan daya belinya. Rakyat dieksploitasi untuk memacu kegiatan ekonominya, dan dipaksa merelakan hilangnya sebagian jerih payah mereka.

Perhatikan akibatnya. Bila tadinya sebutir telur ayam negeri seharga Rp 10,-/butir di tahun 1975, lalu naik menjadi Rp 100,-/butir di tahun 1985, maka pemegang uang rupiah telah kehilangan asetnya 1 digit dari Rp 10,- ke Rp 100,-. Artinya si pemegang uang kertas harus mencari sepuluh kali lipat lebih banyak lagi lembaran rupiah agar bisa membeli telur yang sama. Bisa jadi suatu hari nanti harga sebutir telur ayam negeri harus dibayar dengan lembaran Rp 10.000,-/butir, tinggal menunggu waktu saja.

Untuk mengakali inflasi ini, Bank Indonesia cukup menambah angka nol pada uang kertas baru. Inilah riba Zero Sum Game! Sampai kapan permainan riba ini akan berakhir? Rakyat yang kalah gesit dalam mengimbangi permainan ini pasti semakin terpuruk kondisinya.
[wakalanusantara.com]

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
sumber: swaramuslim.com

9.12.2009

Hanya Untuk Para Jomblo..

Ayyuhal Jomblouun…bagi anda yang menjomblo karena alasan ideologis Laa Takhof wa Laa Tahzan karena anda benar sebelum jodoh menghampiri anda.

Coba anda tanyakan beberapa pertanyaan di bawah ini kepada mereka yang berpacaran :

1.Apakah anda dapat berlaku jujur tentang hal ihwal adegan yang pernah anda lakukan waktu berpacaran dengan si A, B, C, s/d Z, kepada calon pasangan yang akan menjadi istri/suami anda yang sesungguhnya? Kalau tidak, mengapa anda berani mengatakan, pacaran merupakan satu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup anda yang sesungguhnya anda berdusta? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?

2.Mengapa anda pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidup anda? Apakah anda takut mendapatkan pendamping yang telah sekian kali berpindah tangan? Tapi mengapa anda begitu gemar berpacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi menyedihkan dari tangan anda?


3.Jika anda diminta menjatuhkan pilihan terhadap dua calon pasangan untuk menjadi pendamping hidup anda, yang satu pernah berpacaran dan yang lainnya teguh memegang Syari’at tidak berpacaran, yang mana akan anda pilih? Tentu tak diragukan lagi anda akan memilih yang kedua. Tapi mengapa anda berpacaran dengan orang lain, sementara anda menginginkan pendamping hidup yang bersih?

4.Bagaimana perasaan anda, jika mengetahui istri/suami anda sekarang, memiliki nostalgia berpacaran? Tentu anda kecewa bukan kepalang. Tapi mengapa anda melakukan adegan serupa terhadap seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping hidup orang lain?


5.Kalaupun istri/suami anda sekarang mau buka mulut tentang nostalgia berpacarannya sebelum menikah dengan anda, Apakah anda percaya jika dia bilang “saat itu kami hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan sedikitpun? Kalau tidak, mengapa ketika berpacaran anda bersentuhan dan berciuman, anda bilang itu sekedar bumbu penyedap?

6.Jika anda telah menjadi seorang Ayah atau Ibu dari anak-anak anda, apakah anda senang memiliki anak yang selalu menjadi pengorban atau korban pacaran? Kalau tidak, mengapa anda begitu tega menyeret orang tua anda ke dalam bara api Neraka? Anda tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang anda berpacaran dan tidak menganjurkan anda untuk segera menikah?

Mari kita bernasyid…

Jadi Ikhwan
Jangan punya pikiran sempit
Mikir ko berbelit-belit
Ayo dong buru-buru merit
Jangan Cuma bisa berkelit

Begini Akh
Bukan ane ga mau nikah
Hidup ane lagi payah
Kasih dong ane jalur ma’isyah
Nanti ane buruan walimah

Jadi Akhwat
Jangan bikin syarat yang berat
Mikir ko kayak orang Barat
Nanti satupun bisa ga dapat
Jadi perawan sampai kiamat

Begini Ukh
Bukan ane ga mau patuh
Hidup ane masih keruh
Kasih dong ane doa yang teduh
Pasti ane ga nyari yang jauh

9.09.2009

Barangkali Anda Ingin Tahu..

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya hancurnya umat sebelum kalian, hanyalah karena kalau para bangsawan mencuri mereka tinggalkan (tidak menegakkan hukum), dan apabila orang lemah yang mencuri mereka laksanakan hukuman. Demi Allah seandainya Fathimah bintu Muhammad mencuri, niscaya kupotong tangannya.” (Ahmad dari Aisyah ra)

“Sesungguhnya orang gila adalah yang terus menerus mendurhakai Allah.” (Ibn Asakir dari Abu Hurairah)

“Sesungguhnya akan datang orang-orang dari umatku yang mempertentangkan ayat-ayat al-Qur’an satu sama lain dengan maksud membatalkannya, dan mengikuti apa yang menimbulkan keraguan (karena menyerupai maknanya antara satu dengan lainnya), dan mereka meyakini berada dalam jalan yang diperintahkan Tuhan mereka. Dan bagi setiap agama ada ‘Majusi’, mereka dalah Majusi dari umatku dan serigalanya neraka.” (Ibn Asakir dari Abu Hurairah ra) Barangkali Hadits ini tepat untuk kalangan Jaringan Islam Liberal.

“Saya adalah orang yang menyampaikan da’wah Ibrahim, dan orang terakhir yang memberikan kabar gembira (tentang kerasulanku) adalah Isa bin Maryam.” (Ibn Asakir dari Ubadah bin Shamit ra)

“Fikirkanlah olehmu tentang ciptaan-Nya dan jangan fikirkan Penciptanya, sesungguhnya kamu tidak akan mampu.” (Abu Syaikh dari Ibnu Abbas ra)

“Kalian yang terbaik pada zaman jahiliyyah, menjadi yang terbaik di zaman Islam, jika memahami dan melaksanakan Syari’at.” (Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)

“Di akhirat nanti Allah tidak akan melihat bentuk tubuh dan harta kalian, tapi Allah hanya akan memperhatikan Hati dan amal kalian.” (At Tirmidzi)

“Apabila suatu perkara diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (Bukhari)

“cintailah kekasihmu sewajarnya saja, sebab bisa jadi suatu saat engkau akan membencinya dan bencilah musuhmu sewajarnya saja, sebab bisa jadi suatu saat engkau akan mencintainya.” (Tirmidzi dari Abu Hurairah)

“Barangsiapa yang sangat mencintai seseorang kemudian ia tetap menjaga diri dari perbuatan dosa dan menyimpan cintanya sampai ia mati karenanya, maka ia telah mati syahid.” (Hakim)

“Cukup seseorang itu disebut pendusta jika setiap apa yang ia dengar, ia ceritakan.” (Al-Hadits?)

“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, jika orang Yahudi dan Nasrani mati setelah mendengar seruanku dan tetap tidak beriman terhadap apa yang aku bawa, ia akan menjadi penghuni neraka. Kalaulah Musa as masih hidup niscaya ia harus mengikutiku.” (Muslim)

“Ajaran Islam akan pudar satu demi satu, dan setiap satu ajaran lenyap, orang akan bermalas-malasan untuk melaksanakan ajaran selanjutnya. Adapun ajaran yang akan pertama kali lenyap adalah sistem pemerintahan Islam, sedangkan yang terakhir adalah Sholat.” (Ahmad)