8.10.2009

Bonus Ramadhan

“Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada kalian berpuasa, sebagaimana juga telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Al-Baqarah/2: 183)

Suatu ketika direktur perusahaan di tempat anda bekerja memanggil anda ke kantornya. Ia memberitahukan bahwa berkat prestasi kerja anda selama ini, anda akan dipromosikan untuk menduduki jabatan yang prestisius. Namun dengan satu syarat, pekan depan anda harus mengikuti seleksi kerja satu bulan penuh. Seleksi yang setelah anda tanyakan ternyata relatif ringan bahkan dengan bonus yang menggiurkan. Bagaimana tidak hanya dengan melakukan kerja yang standar anda akan dapat bonus 10 kali lipat bahkan sampai 700 kali lipat. Ternyata itu belum seberapa, anda pun dijanjikan jika berhasil melewati seleksi tahap akhir dengan predikat sangat memuaskan maka anda akan diberikan jaminan kebutuhan hidup selama 83 tahun lebih. Wow! Sangat menggiurkan.

Anda pun jelas, sangat menunggu-menunggu waktu itu tiba, anda begitu hanyut dalam kerinduan penantian. Anda merasa waktu berjalan sangat lamban, lebih lamban dari siput pinggir sawah pak tani. Anda heran melihat jarum jam seolah berdetak malas-malasan, padahal baterainya baru anda ganti dua hari kemarin. Aaah…

Pun perbekalan telah anda siapkan sepulang dari kantor direktur anda, bahkan telah anda cek berulang-ulang khawatir ada yang terlewat dari catatan anda. Skill kerja anda yang telah lama menjadi decak kagum partner kerja anda, makin anda asah jauh lebih berkilat daripada zamrud dari India sekalipun. Bahan-bahan dan petunjuk kerja telah anda pelajari berulang-ulang, bahkan istri anda mengira anda telah jatuh hati pada buku-buku itu dan menjadikannya istri muda anda. Amboi, kerinduan memang memabukkan.

Pembaca, kiranya sudah mulai pahamkah anda akan saya bawa kemana arah cerita ini? Tentu sebagai muslim yang cerdas anda akan sontak menjawab “Inilah Ramadhan yang akan kita tempuh sepekan lagi.”

Ya, inilah Ramadhan. Bulan yang selain gaji tetap akan didapatkan juga bonus 10 hingga 700 kali lipat. Bahkan jika prestasi seleksi amalan di bulan ini konsisten sampai akhir, maka bonus pahala 1000 bulan (83 tahun lebih) bisa anda raih.

Bulan yang telah Allah informasikan kepada anda 1500 tahun yang lalu, tidak seperti direktur anda yang memberikan informasi hanya sepekan sebelum hari H. Jelas sekali persiapan dan perbekalan anda akan jauh lebih paripurna. Aneh nian, jika anda masih ragu dan gagap saat Ramadhan tiba padahal anda punya waktu 11 bulan untuk bersiap-siap menyambutnya. Bahkan anda sudah mengetahuinya sepanjang hayat anda.

Lihatlah para shahabat Rasulullah saw., manusia-manusia langit itu luar biasa gembira menyambut Ramadhan dan luar biasa pilu ditinggal Ramadhan. Mereka berharap setahun itu bulannya adalah Ramadhan semua. Layaknya anda yang begitu meluap kegembiraan saat bulan seleksi itu tiba menghampiri anda. Kegairahan memuncak untuk menelusuri satu ibadah yang Allah berkenan memberikan pahala melimpah-limpah secara langsung.

Allah menyeleksi manusia, kira-kira manusia macam apakah yang akan sanggup melaksanakan aturannya yang ini. Ternyata Allah mengatakan “Wahai orang-orang yang beriman”, duhai berbahagialah orang yang beriman kepada Allah kerena mereka lulus seleksi, yang bukan hanya mengaku Islam, karena predikat muslim saja tidak cukup layak mengikuti lomba super hebat di bulan Ramadhan. Mereka tidak akan mampu, akan kepayahan…

Mereka, yang hanya Islam saja, sebagaimana sudah Rasulullah ingatkan “Betapa banyak orang yang shaum namun tidak mendapatkan apa-apa dari shaumnya kecuali rasa lapar dan dahaga.”

Mereka tidak tahan untuk tidak makan minum, tidak tahan untuk konsisten shalat tarawih, tidak tahan berlama-lama membaca al-Qur`an, tidak tahan untuk tidak mencaci orang lain, tidak tahan berbaik sangka kepada orang lain, tidak tahan untuk membatasi apa yang dia makan saat berbuka dan tidak tahan untuk tidak berhura-hura saat malam ‘Iedul Fithri padahal itu berpotensi menghapus seluruh pahala Ramadhan yang susah payah ia kumpulkan.

Memang nyata, kita belum seperti para shahabat Rasulullah saw., mungkin anda atau saya bahkan merasa biasa-biasa saja dengan datangnya Ramadhan. Atau yang lebih celaka, justru khawatir dan takut menjalani Ramadhan. Na’udzubillah. Yang menyambut gembira Ramadhan adalah orang beriman, yang menyambut dengan ekspresi datar agak berat mungkin fasiq, yang malah takut dan khawatir bisa jadi munafiq atau bahkan kufur.

Baiklah, ternyata bagi yang merasa berat, Allah telah sebutkan bahwa kewajiban shaum itu “telah diwajibkan juga kepada orang-orang sebelum kalian,” kalau umat-umat terdahulu saja sudah diwajibkan shaum lalu kenapa kita harus merasa berat seolah-olah hanya kita saja yang diberikan ‘beban’. Maka bagi siapa saja yang merasa terbebani oleh kewajiban shaum, sungguh ia hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja tanpa mendapatkan saripati dari ibadahnya sedikitpun. Sia-sia

Orang yang beriman dan bersabar tanpa terbebani akan dengan mudah mendapatkan saripati ibadah shaum Ramadhan sebagaimana target shaum itu sendiri yakni “supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa,” kata Allah. Taqwalah puncak prestasi keimanan tertinggi, yang Allah tegaskan bahwa insan paling mulia disisi-Nya adalah insan yang bertaqwa.

Taqwa adalah juga konsistensi. Seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah “nasehatilah aku yang tidak akan aku minta lagi kepada orang lain.” Rasul menjawab: “katakanlah: aku beriman kepada Allah, lalu konsistenlah kamu dalam keimanan itu.” Iman plus konsistensi adalah taqwa. Maka ciri orang yang sukses meraih predikat taqwa dari ibadah Ramadhan adalah konsistensi ibadahnya di bulan-bulan lain sama seperti yang dilakukannya di bulan Ramadhan.

Shaum Ramadhan adalah start bukan final, adalah awal bukan akhir dari perjalanan ibadah sepanjang hayat kita. Maka tidak ada hari kemenangan bagi yang melaksanakan ibadah Ramadhan dengan biasa-biasa saja, yang asalkan tidak makan, minum dan bersenggama. Sementara hewan pun jika hanya sekedar itu mampu melakukannya.

Shaum Ramadhan adalah ibadah yang berfungsi sebagai charger untuk on-nya ibadah disebelas bulan berikutnya. Adalah mengerikan, orang berduyun-duyun di akhir Ramadhan merayakan hari kemenangan, sementara mereka sudah tidak lagi berpuasa. Kembali ke kulit palsunya yang mereka tahu bahwa itu palsu. Memang benar, orang paling bodoh adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu namun sok tahu seolah-olah dirinya tahu. Benarlah, hanya yang beriman dan bersabar dalam ibadah Ramadhan lah yang akan diampuni dosa masa lalunya.

Kemenangan sebenarnya dari Ramadhan ditentukan oleh sebelas bulan berikutnya. Tarawihnya di bulan Ramadhan berlanjutkah dalam tahajud di bulan berikutnya, tilawah Qur’annya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya, zakatnya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya, dermawan dan pemaafnya di bulan Ramadhan berlanjutkah atau kembali menjadi bakhil dan pemberang selepas bulan itu?

Jika hal-hal di atas tidak terwujud, jangan salahkan jika ibadah kita tidak membawa dampak positif. Allah sendiri mencela orang shalat sebagai pendusta agama, yang shalat dalam keadaan lalai. Saat seharusnya shalat membuahkan proteksi atas perbuatan keji dan mungkar, namun anda, saya dan kita masih menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin.

Bahkan Ramadhan kita kali ini, seharusnya tidak lagi menyantuni orang miskin yang sama, yang dulu kita serahkan zakat kita kepadanya. Tidak lagi, karena orang miskin itu tidak mau menerimanya, ia telah merasa mampu dari hasil pemberdayaan ekonomi melalui zakat kita di Ramadhan sebelumya.

Mampukah Ramadhan kita kali ini membuahkan hasil, paling tidak membuat petugas pembagi zakat menangis tersedu-sedu karena mereka ditolak dari pintu ke pintu, sebagaimana petugas pembagi zakat di zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz. Semua menutupnya karena telah berdaya, harga dirinya terangkat untuk tidak terus menerus menjulurkan telapak tangan.

Sayangnya kita belum, bahkan kita secara tidak langsung melestarikan kemiskinan. Betapa tidak, kita berzakat ke orang yang sama selama bertahun-tahun. Membuat mereka haqqul yaqien bahwa zakat adalah rezeki pokoknya tanpa harus berpeluh-peluh.

Allahumma sallimnii Ramadhan, wa sallim Ramadhana lii mutaqabbalan

Kayutsha Kalashinov

7 komentar:

  1. WAHHABI DAN PENGIKUT AJARAN IBNU TAIMIAH DAN JUGA MEREKA YANG FANATIK TERHADAP IBNU TAIMIAH MENYEMBAH KUBUR IBNU TAIMIAH WAKTU YANG SAMA MENGKAFIRKAN UMAT ISLAM YANG MENZIARAHI KUBUR NABI MUHAMMAD

    Ramai dikalangan ulama-ulama Islam sufi yang sebenar melakukan ziarah ke maqam-maqam tidak bertujuan menyembah kubur tetapi mereka menyembah Allah. Atas alasan ini Wahhabi menghukum ulama-ulama sufi sebenar dan menghukum seluruh umat Islam yang menziarahi kubur sebagai kafir musyrik halal darahnya. Amat menyedihkan Wahhabi dan pengikut Ibnu Taimiah sendiri waktu yang sama menyembah kubur guru mereka Ahmad bin Taimiah yang diangkat oleh Wahhabi sebagai Syeikhul Islam pilihan Tuhan kononnya.

    Di dalam kitab pengikut Ibnu Taimiah yang berjudul:
    الرد الوافر على من زعم بان من سمى ابن تيمة شيخ الاسلام كافر
    Ar-Roddul Wafir 'Ala Man Za'ama Bianna Man Samma Ibna Taimiah Syeikhul Islam Kafir,
    Karangan pengikutnya bergelar Ad-Dimasyqi yang mana kitab tersebut telah ditahkik oleh seorang Wahhabi bernama Zuhair Syawish dan kitab tersebut juga diperakui oleh seluruh tokoh-tokoh Wahhabi tertera di dalamnya amalan yang dianggap oleh mereka (Wahhabi) sebagai Mu'jizat dan Karamat Ibnu Taimiah dan keharusan menyembah kubur Ibnu Taimiah tidak pada menziarahi maqam ulama lain.

    Pada mukasurat 136 dalam kitab tersebut pengikut Ibnu Taimiah menyatakan (teksnya&Sila rujuk scan di atas) :
    لآخذن من تراب قبر ابن تيمية فلأكحلها به
    فانه طال رمدها ولم يفد فيها الكحل
    فجئت الى القبر ، فوجدت بغدادياً قد
    جمع من التراب صررا
    فقلت : ما تصنع بهذا ؟؟؟
    قال : اخذته
    لوجع الرمد أكحل به ـ أولاداً لي
    فقلت : وهل ينفع ذلك ؟
    فقال : نعم
    وذكر انه جربه
    فازددت يقينا فيما كنت قصدته فأخذت منه، فكحلتها وهي نائمة فبرأت

    Kenyataan pengikut Ibnu Taimiaah yang diperakui oleh seluruh Wahhabi itu bermaksud:

    """ (Al-Batoihi AlMizi:seorang pengikut Ibnu Taimiah)berkata Aku akan mengambil dari tanah kuburIbnu Taimiah dan dengan tanah kubur itu aku akan mencelakkannya (meletakkan di dalam mata)Sesungguhnya anak perempuanku telah lama sakit mata dan aku telah mengunakan pelbagai ubat celak, kemudian aku pergi ke kubur Ibnu Taimiah dan aku dapati seorang lelaki berbangsa Baghdad (pengikut Ibnu Taimiah) sedang mengumpul tanah kubur Ibnu Taimiah itu secara tersusun kemudian aku bertanya:"Apa yang kamu lakukan?" lelaki itu menjawab: "Aku mengambil tanah kubur Ibnu Taimiah ini untuk mengubati mata anak-anak aku dengan cara mencelaknya dengan mengunakan tanah kubur Ibnu Taimiah ini". Maka aku bertanya: "Adakah ia memberi tanah kubur Ibnu Taimiah ini memberi manfaat dan penyembuhan atas segala penyakit termasuk penyakit mata itu?" lalu lelaki Baghdad tadi menjawab: "Ya, ianya amat memberi penyembuhan dan kemanfaatan" dan lelaki itu memberitahu bahawa dia pernah mencubanya. Maka dengan itu aku bertambah yakindengan tujuan aku untuk mengambil tanah kubur Ibnu Taimiah bagi tujuan perubatan (sembahan)kemudian aku mengambil tanah kubur Ibnu Taimiah itu dan aku membawa pulang pada ketika anak perempuan aku tidur aku letakkan tanah kubur Ibnu Taimiah tadi kedalam mata anak aku dan anak aku terus sembuh dari penyakit matanya""".

    BalasHapus
  2. Pernyataan pengikut Ibnu Taimiah.

    Saya (Abu Syafiq) menyatakan: Lihatlah bagaiman pengikut Ibnu Taimiah kesemuanya menyembah kubur Ibnu Taimiah termasuk kepelikan DrMaza yang menganggap Ibnu Taimiah adalah Syeikhul Islam yang dipilih oleh Allah secara langsung. Dalam kitab pengikut Ibnu Taimiah di atas tadi jelas menunjukkan mereka (Wahhabi) menyembah dan menjadikan tanah kubur Ibnu Taimiah sebagai Tuhan mereka. Buku tersebut di akui oleh seluruh Wahhabi didunia ini dan Wahhabi menghalalkan amalan menyembah kubur Ibnu Taimiah dan menjadikan tanah kubur Ibnu Taimiah sebagai ubat yang paling mujarab khususnya penyakit mata. Patutle ramai Wahhabi ada masaalah mata. Agaknya mereka taruk tanah kubur Ibnu Taimiah dalam mata mereka seperti telah jelas Wahhabi memperakui tanah kubur Ibnu Taimiah bagus untuk orang sakit mata.


    MENGAPA RAMAI TOKOH WAHHABI MATANYA BUTA?
    Soalan ini pembaca jawab sendirilah selepas membaca cara perubatan Wahhabi dengan mengunakan tanah kubur Ibnu Taimiah dimasukkan dalam mata sebagai amalan sembah Ibnu Taimiah 'tuhan' Wahhabi dan amalan mengubati menyakit mata Wahhabi. Kalau saya jawab depa marah kat saya pulak ini saya dah bawa bukti Wahhabi sembah kubur Ibnu Taimiah dan guna tanah kubur Ibnu Taimiah masuk dalam mata depa dari kitab dan buku Wahhabi sendiri. Hangpa pk2lah noh...

    BalasHapus
  3. DR. YUSUF QARDAWI SENDIRI GALAKKAN & HARUSKAN SAMBUTAN PERAYAAN MAULID NABI

    Disusun oleh: Abu Syafiq ( 006-012-2850578 )

    DR. YUSUF QARDAWI YANG WAHHABI SENDIRI MENGANGGAPNYA SEBAGAI MUJADDID, WALI, HEBAT DAN KATANYA BAGAIKAN SABDA. DR. YUSUF QARDAWI SENDIRI MENGGALAKKAN DAN MENGHARUSKAN SERTA DIRINYA SENDIRI MENYAMBUT SAMBUTAN MAULID NABI MUHAMMAD SOLLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM.

    Bagi Wahhabi jika dibandingkan Tuan Guru Nik Aziz Nik Mat dengan Dr. Yusuf Qardawi maka yang lebih alim dan hebat sudah pasti Dr. Syeikh Yusuf Qardawi kerana dianggap mereka sebagai MUJADDID pentajdid agama.
    Tetapi jenis & dasar Wahhabi yang ber'tuhan'kan nafsu dan kebencian kepada Rasulullah sudah pasti gemar dan berhobi benar mengubah ayat Allah, hadith Nabi dan kenyataan ulama.

    Dr. Yusuf Qardawi sendiri apabila ditanya tentang amalan sambutan Maulidur Rasul apabila tiba 12 Rabi'ul Awwal lantas mempertahankan amalan tersebut dan menyatakan:

    " Terdapat warna-warna dari sambutan Maulid Nabi itu harus kita mengakui dan mengambil iktibar yang memberi kebaikan kepada orang islam".

    Kemudian dinyatakan lagi oleh Dr. Yusuf Qardawi:

    " Apabila kita menyambut sambutan ( Maulid Nabi )kita mengingatkan orang ramai tentang sirah Nabawawiyah dan kebenaran utusan Muhammad, dan apabila aku menyambut sambutan Maulidur Rasul aku menyambut juga kelahiran risalah, aku mengingatkan orang ramai tentang risalah Rasulullah dan sirah Rasulullah".

    RUJUK KENYATAAN DR. YUSUF QARDAWI TERSEBUT DI: http://www.qaradawi.net/site/topics/article.asp?cu_no=2&item_no=5852&version=1&template_id=130&parent_id=17

    Saya (Abu Syafiq) menyatakan bahawa sambutan Maulid Nabi hendaklah dilihat kebaikan dan kemanfaatannya bukannya menghentam, mengutuk dan mencaci Nabi di hari kelahiran nabi. Orang yg suka perpecahan ( musyrik ) amat berhobi mempergunakan apa-apa jenis kesatuan islam agar dimasukkan didalamnya pergaduhan dan perpecahan. Amat terbukti Wahhabi cukup gemar bermain di hari sambutan Maulid Nabi dengan ucapan bid'ah! sesat! kafir terhadap umat islam hanya kerana berhujjahkan bid'ah sedangkan kebaikan dalam sambutan Maulid Nabi lebih banyak dari keburukannya (sekiranya wujud).
    Yang amat pelik konsep hujjah yang sentiasa digunakan oleh Wahhabi pada perkara yang selari dengan hawa nafsu mereka sering terkena atas batang hidung mereka sendiri iaitu " Nabi tak larang pun", " Takde pun Nabi kata jangan buat" dan sebagainya. Rupanya hujjah mereka berbalik pada mereka. Inilah natijahnya bila membenci Nabi Muhammad.

    Semoga Allah memberi cinta Rasul dalam hati-hati Wahhabi dan menetapkan kita Ahli Sunnah Wal Jamaah tulen & sejati agar sentiasa dan bertambah cinta kita kepada Nabi dan sunnahnya.

    BalasHapus
  4. Sulaiman B. Abdul Wahhab Mengkafirkan Wahhabi
    SYEIKH SULAIMAN BIN ABDUL WAHHAB SAUDARA KANDUNG KEPADA PENGASAS AJARAN WAHHABI (MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB) MENGHUKUM AJARAN WAHHABIYAH SEBAGAI KAFIR.

    Muhammad Bin Abdul Wahhab adalah seorang insan yang telah menderhakai bapanya sendiri iaitu Abdul Wahhab Bin Sulaiman seorang ulama mazhab Hambali yang terkenal, bapanya itu juga menolak ajaran yang dibawa oleh anaknya itu Muhammad (Wahhabiyah).

    Turut menolak fahaman Wahhabiyah ini Syeikh Sulaiman Bin Abdul Wahhab saudara kandung kepada pengasas ajaran Wahhabi Muhammad Bin Abdul Wahhab. Dalam kitab beliau berjudul As-Sawaiqul Al-Ilahiyyah Fi Ar-Raddi 'Ala Al-Wahhabiyah karangan Syeikh Sulaiman tersebut menolak ajaran Wahhabiyah dan menyifatkan Wahhabiyah sebagai ajaran TAKFIR mengkafirkan umat Islam. Itulah fahaman Wahhabi yang dijelaskan oleh Syeikh Sulaiman tersebut: AJARAN WAHHABI ADALAH AJARAN MENGKAFIRKAN UMAT ISLAM AJARAN TAKFIR.

    Kemudian dalam kitab tersebut Syeikh Sulaiman Bin Abdul Wahhab tadi turut menolak habis-habisan golongan tersebut dan menghukum mereka sebagai KAFIR atau JAHIL dan SESAT. Rujuk Kitab beliau tadi berjudul As-Sawaiqul Al-Ilahiyyah Fi Ar-Raddi 'Ala Al-Wahhabiyah cetakan Pertama di Iraq pada tahun 1306H 1888M pada mukasurat 18.

    Rasulullah bersabda yang bermaksud: " Barangsiapa yang mengkafirkan saudara Islam maka dia jatuh kafir atau sebaliknya ". Riwayat Muslim.
    Wahhabi mengkafirkan seluruh umat Islam tanpa hak maka hukum tersebut kembali kepada mereka.

    * Maka amat jelas yang lebih mengenali ajaran Wahhabi dan pengasasnya itu (Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah saudara kandungnya sendiri iaitu Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab dan bapanya sendiri dan mereka menolak ajaran Wahhabi dan ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab itu kerana ajaran Wahhabi suka mengkafirkan umat islam dan Wahhabi adalah ajaran TAKFIR dan mereka (Wahhabi) adalah sesat.

    AWAS! PENDAKWAH WAHHABI KINI BERADA DI UK DALAM RANGKAIAN MEREKA MENJISIMKAN DAN MENYAMAKAN ALLAH DENGAN MAKHLUK SERTA MENGKAFIRKAN DAN MEMBID'AHKAN UMAT ISLAM!!!AWAS!

    BalasHapus
  5. saudaraku...ana tidak paham atas kebencian antum terhadap para ulama begitu dahsyat.
    ingin rasanya kita ketemu untuk menuntaskan ini. Ana undang antum untuk saling menasihati di antara kita.
    silahkan antum tentukan waktu dan tempatnya, insya Allah ana datang.
    wildan hasan

    BalasHapus
  6. minta izin copas untuk dikirm ke milis, akh

    BalasHapus
  7. mangga abah...silahkan dengan senang hati, semoga bermanfaat. Amien

    BalasHapus