8.03.2011

Saatnya Menahan Diri

Kini saatnya kita menahan diri. Menahan diri dari berbagai desakan nafsu hewani yang apabila diperturutkan akan menjerumuskan. Insya Allah, tanggal 1 Ramadhan akan segera menjelang. Selamat menunaikan shaum Ramadhan 1432 H. Semoga dapat dijalani dengan sebaik-baiknya, lebih dari tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan kini, esok atau masa lalu, sama-sama mengajarkan kesabaran, ketekunan, menggali potensi kebaikan, dan mengembangkannya menjadi jiwa dan nafas kehidupan.

Dalam surat Al-Baqarah telah ditegaskan kewajiban shaum ini dibebankan kepada orang-orang yang beriman. Itu berarti hanya orang yang beriman yang memperhatikan segala ihwal dari mulai tata cara hingga hikmah shaum, yang akan selalu diperhatikannya secara seksama.

Inilah saat-saat yang tepat untuk meningkatkan kewaspadaan dan keseriusan dalam beribadah. Waspada dalam beribadah adalah waspada dari bid’ah, khurafat, takhayul. Waspada dalam perilaku adalah waspada dari tindak-tanduk yang dapat menggugurkan hikmah shaum seperti ghibah, sum’ah, riya, fitnah, tuhmah, bersaksi palsu, bersumpah palsu, dan lain-lain.

Pada saatnya nanti, ketika seluruh amalan ditimbang dan dinilai, tidaklah kita merasa khawatir amalan-amalan kebaikan kita selama hidup di dunia tidak diperhatikan sama sekali oleh Sang Pencipta, Allah swt., karena amalan-amalan tersebut sama sekali tidak bernilai ibadah?

Sebab itu, kini saatnya kita menahan diri dari perbuatan munkar. Jangan sampai perbuatan munkar itu kembali terulang lagi setelah bulan Ramadhan ini meninggalkan kita.

Ramadhan adalah bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh kaum Muslimin yang merindukan pahala dan surga. Bagi yang menginginkan derajat taqwa, inilah kesempatan terbaik dari Allah, sambutlah kedatangannya, persiapkan ilmu, mental dan fisik serta segala yang diperlukan untuk kelancaran ibadah.

Jangan sampai menyesal seperti tahun-tahun sebelumnya, lalu menunggu lagi kehadirannya pada tahun depan. Tahun depan adalah ghaib bagi kita, belum tentu akan berjumpa lagi dengannya. Anggaplah, ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita.

Ramadhan diambil dari kata romidlo-yarmadlu artinya panas terik, orang yang terbakar kakinya karena menginjak tanah yang panas. Romadl adalah penyakit mata merah, karena orang yang panas hatinya akan marah sehingga matanya memerah. Diartikan juga sesuatu yang menyakitkan, mual, sakit perut. Kesesuaian arti Ramadhan dan keutamaan bulan itu diharapkan dosa dan kesalahan kaum Muslimin menjadi terbakar dan lenyap dengan amal-amal shalih.

Ramadhan adalah bulan kesembilan dari tahun Hijriyah. Nama-nama bulan hijriyah sudah ada sebelum masehi, bahkan sejak zaman Nabi Nuh a.s, sehingga diketahui Nabi Musa a.s, dan Bani Israil melintasi laut Merah pada bulan Muharram.

Banyak sebutan untuk bulan Ramadhan, diantaranya bulan ibadah, karena padanya banyak ibadah yang disyariatkan. Bulan sabar, karena orang yang shaum harus menahan rasa lapar, dahaga dan hawa nafsu sampai waktu yang ditentukan. Bulan pertolongan, sebab kaum Muslimin mencurahkan shadaqahnya pada bulan itu. Hati mereka merasakan penderitaan kaum fakir miskin yang susah mendapatkan makanan sehari-hari.

Ramadhan juga disebut sebagai bulan taraahum (saling mengasihi), saling menghormati, saling memberi dan bershilaturrahim. Bulan persamaan, fakir, miskin, kaya, berada, pejabat, rakyat, laki-laki, perempuan, anak-anak dan orang dewasa semua merasakan lapar dan dahaga dari fajar sampai maghrib. Bulan maghfirah, karena Allah membuka pintu-pintu pengampunan. Bulan rahmat, karena kasih sayang Allah tercurah lebih banyak pada bulan ini. Bulan mubarak, karena kebaikan waktu sepanjang hari dan malam ada pada bulan Ramadhan.

Saking banyaknya pahala dan kebaikan pada bulan Ramadhan, Rasulullah saw bersabda; “Tidak datang kepada kaum Muslimin sebuah bulan yang lebih baik bagi mereka daripada Ramadhan.” (HR. Ahmad).

Rasulullah saw juga memberikan kabar gembira kepada para shahabatnya, “Sebentar lagi akan menemuimu bulan Ramadhan, bulam mubarok, Allah telah mewajibkan atas kamu shaumnya, dibuka padanya pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka jahim, syetan-syetan dibelenggu, padanya terdapat satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Siapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikannya, sungguh ia telah diharamkan.” (HR. Ahmad). wh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar