8.15.2010

Raport Merah

Entah dimulai dari peradaban apa ‘merah’ diasosiasikan sebagai aib dan tercela. ‘Merah’ di raport anak-anak sekolah menunjukkan nilai akademiknya di bawah standar. ‘Merah’ di wajah diakibatkan marah dan malu.

Namun tidak selamanya merah menunjukkan hal-hal yang tidak baik. ‘Merah’ di bendera kebangsaan kita menunjukkan negeri ini lahir dari simbahan darah para pejuang. ‘Merah’ menunjukkan keberanian, kegagahan. Rasulullah pun tercatat menyukai warna merah.

Ah, nampaknya kita tidak perlu meributkan warna yang satu ini. Jelas sekali, tidak perlu difikirkan terlalu dalam sampai dahi berkerut-kerut, jika memang terdapat pejabat atau instansi pemerintah dinilai kurang berhasil menjalankan amanah rakyat kemudian diberi raport merah. Atau apapun namanya jika hasil pekerjaannya di bawah standar mesti mendapat evaluasi.

Apa jadinya negeri ini jika tidak ada proses evaluasi. Proses yang di dalam Islam disebut Amar ma’ruf Nahi munkar, saling menasihati dalam kesabaran dan ketakwaan.

Rekan, mengikuti hingar bingar politik di negeri ini setelah ada beberapa kementrian diraport merah, uh….menyesakkan.

Sesak oleh tidak legowonya menerima nasihat. Padahal nasihat bagian dari agama kata Rasulullah. Mari kita ambil sikap sederhana, Islam mengajarkan amar ma’ruf nahi munkar sebagai formula menjaga stabilitas kehidupan agar tidak keluar dari fitrahnya.

Saat formula ini mulai mengendur, evaluasi dalam bentuk apapun, seringan dan sesederhana apapun, akan terasa seperti pisau tipis mengiris nadi. Sangat sakit

Sungguh mengherankan, kenapa kita selalu berharap pujian tanpa kritikan, penghormatan tanpa celaan. Habislah sudah kalau begitu, padahal yang membuat hidup kita bisa terhormat, tegar, segar dan kokoh adalah di antaranya kritikan dan celaan. Paling tidak, ternyata masih ada yang memperhatikan kita. Karena bisa jadi kritikan dan celaan adalah bentuk kasih sayang.

Betapa banyak Allah swt mengingatkan, mengkritik dan menimpakan musibah kepada hamba-hambanya. Saat itulah Allah sangat berharap hamba-hambanya bangkit dari lumpur dosa dan keterperukan kembali kepada-Nya.

Ayolah, jangan seperti iblis saat Allah ingatkan; “Kenapa kamu tidak sujud kepada Adam ketika Aku perintahkan?” Iblis menjawab “Aku lebih baik daripada Adam, Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Adam engkau ciptakan dari tanah.”

Sudahi saja, agar satu saja paling tidak problem di negeri ini ada yang tuntas. Kalau memang ada kekurangan cepat perbaiki dan ucapkan terimakasih atas evaluasi dan masukan. Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar