3.27.2012

Kisah Dibalik Uang Sepuluh Ribu Rupiah

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan. Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, “Beri kami sedekah, Bu!”

Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, “Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!”

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak… tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”

Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.

Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.

Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: “Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga…!”

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, “Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga….!”

Deggg…!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. “Ada apa Pak?” Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: “Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
“Bu…, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!

Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu…, aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu! (http://bungacerita.blogspot.com/

3.22.2012

Hanya sekedar ibarat ... :-)

dlm setiap pengajian; saya selalu mengibaratkan para Ratu ini dengan buah durian dan produk jualan..

buah durian; buah yang secara fisik nampak menyeramkan, namun wanginya luar biasa, tidak sembarang orang yang mampu menjamah dan membelinya, dan isinya aduhai...siapa yang tidak menginginkan :-) tdk bermaksud merendahkan karena jelas Muslimah jauh lebih berharga dari apapun. Hanya sekedar menjelaskan secara sederhana kepada para remaja putri saat itu.

Muslimah itu membuat segan lelaki dengan jilbabnya, harum akhlaqnya mewangi ke setiap penjuru nurani manusia, tidak sembarang lelaki bisa mendapatkan tandatangannya atas setiap ajuan proposal ta'aruf :-) Tidak bisa sembarang lelaki dapat memegangnya, hanya lelaki yang terpilih saja yang dapat menikmatinya secara sah setelah adanya akad ijab dan qobul...

hemmmm...hanya dapat dikisahkan oleh kaum Adam yang berbahagia telah mendapatkan anugerah para Ratu ini..:-)

Produk; (antara yang berjilbab dan tidak), bila digambarkan sebagai cinciin, maka cincin yang digelar terbuka di emperan toko di pinggir jalan, setiap orang dapat menjamah sesuka hatinya bahkan mencobanya berkali-kali. Siapapun orangnya bahkan yang tak punya uang sekalipun bisa melakukannya, coz harganya murah meriah. Namun cincin yang terkemas rapi di etalase toko yang mewah, bersih dan nyaman, tidak setiap orang dapat menjamahnya atau bahkan mencobanya. Harus pembeli terpilih yang dapat memilikinya, :-)

"KAUM MUSLIMAH KAMI ADALAH RATU-RATU KAMI"

:-) :-) :-)

Seorang lelaki Inggris bertanya: "Kenapa dalam Islam wanita tidak boleh berjabat tangan dengan pria?" Syaikh menjawab: "Bisakah kamu berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth? Lelaki Inggris menjawab: "oh tentu tidak bisa! cuma orang2 tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan Ratu." Syaikh tersenyum & berkata:" Wanita2 kami (Kaum muslimah) adalah para Ratu, & Ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria sembarangan (yang bukan mahramnya")

Lalu lelaki Inggris itu bertanya lagi, "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?" Syaikh tersenyum dan memperlihatkan 2 buah permen, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. Syaikh melemparkan keduanya ke lantai yang kotor. Syaikh bertanya: " Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?" Lelaki itu menjawab: "Yang tertutup.." Syeikh berkata: " Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami. :-)

3.18.2012

Hadirilah, Ta'lim Kolosal Milad Dakta Radio

20 Tahun Dakta Radio mengawal Akidah Ummat, menempuh Dakwah Di jalan Sunnah.

TAKLIM KOLOSAL 20 Tahun Dakta Radio ...
Dimeriahkan Dengan BAZAAR...!!!
INFO Pendaftaran Stand Hubungi WENDY 021-8807426 / 27

AJAK Seluruh Keluarga & Orang 2 Tercinta Dalam TAKLIM KOLOSAL MILAD Dakta Radio Bersama Para Narasumber Religi Dakta Radio Serta Narasumber Tamu ;

Ust. Fadzlan Garamatan ( Dai yg telah Mengislamkan Ribuan Warga Papua )
Dr. Achmad Mansur Suryanegara ( Sejarawan Islam )

Pada : AHAD 25 Maret 2012, Jam 9 Pagi Di Aula KH. Noer Ali Lantai 2 Islamic Center Bekasi.

TAKLIM KOLOSAL MILAD Dakta Radio Di dukung Oleh Birama Tour and Travel, Pecel Lele Lela, Bebek & Ayam Goreng Pak Ndut.

"Menjalin Ukhuwah Menuju Masyarakat Bersyari'ah"

Waktu bagaikan pedang...!

"Al-waqtu kas-saif illam-taqtho'hu qatha'aka"
Waktu ibarat pedang, jika kamu tidak memotongnya,
niscaya pedang itu yang akan memotongmu.."

Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn-70thn

Pukul rata manusia meninggal ± 65 th, beruntung yg diberikan umur panjang dan dimanfaatkan sisa umurnya.
Baligh: Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia?

Laki-laki Baligh ± 15 tahun

Wanita Baligh ± 12 tahun

Usia Yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus:

MATI-BALIGH= sisa USIA ?????..65-15= 50 tahun

Lalu 50 tahun ini digunakan untuk apa saja ?

12 jam siang hari,,,,,,,,
12 jam malam hari
24 jam satuharisatumalam

Mari kita tela'ah bersama.

Waktu kita tidur ± 8 jam/hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur 18250 hari x 8 jam= 146000 jam=16 tahun, 7 bulan??
di bulatkan jadi 17 tahun

Logikanya : Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis di gunakan untuk tidur, padahal kita akan tertidur dari dunia untuk selamanya?

Catatan: Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor, bisa jadi 12 jam/hari =25 tahun habis tertidur!!! Hati-hati dengan penyakit ?TUMOR?

Waktu aktivitas kita di siang hari ± 12 jam
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas:18250 hari x12 jam=219000 jam= 25 tahun

Aktivitas di siang hari : Ada yang bekerja, atau bercinta, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah,

ada yang makan sambil jalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling?
dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lain??..

Waktu aktivitas santai atau rilexsasi ± 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam= 73000 jam = 8 tahun

Realisasi rileksasi: biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan??

17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus plos/ Balance
Tidur??Ngelembur?Nganggur

Lalu kapan Ibadahnya?
Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya, karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki Illahi.

Maut datang menjemput tak pernah bersahut
Malaikat datang menuntut untuk merenggut
Manusia tak kuasa untuk berbicara
Tuhan Maha Kuasa atas syurga dan Neraka?

Memang benar! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah, lha wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah?

Memang benar ! Bekerja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana? Orang kita bekerja sikut sanah sikut sinih,

banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang?..

jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala mereka berjaya ?
Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah?
Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia.

Lalu kapan ibadahnya?
Oh mungkin saat sholat yang 5 waktu itu dianggap cukup ?!
Karena kita pikir; sholat begitu besar pahalanya, sholat amalan yang dihisab paling pertama, sholat jalan untuk membuka pintu syurga???Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah sholat kita !

Berapa sholat kita dalam 50 tahun ?

1x sholat = ± 10 menit ?..5x sholat ± 1 jam
Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai sholat=18250 hari x I jam =18250 jam= 2 tahun
ini dengan asumsi semua sholat kita diterima oleh Allah swt.

Kesimpulan: waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk sholat????
2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita?.itupun belum tentu sholat kita bermakna berpahala dan di terima..
Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama

50 tahun; dalam ucap kata kita yang selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua, dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang faqir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu bergelimang dosa.

Logika dari logikanya:
Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian.
Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana.

Solusi:
Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat, isilah dengan sesuatu apa yang bermanfaat . Jangan di tunda-tunda lagi?
Ingat malaikat maut akan datang kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Akhirat adalah tujuan kita yang terakhir !

Apakah kita siap menyambut malaikat maut kapan saja dan dimana saja ?

3.15.2012

Adil itu, saat ada pembanding…

Adil itu, saat ada pembanding…
Tidak adil, bila keadilan dinilai tanpa ada pembanding
Adil itu, bisa diketahui setelah melakukan pembandingan

Bukan, hanya meraba-raba, merasa-rasa dan menduga-duga atau dipikir-pikir
Adil itu, nikahilah 2, 3, atau 4
Maka setelah itu akan diketahui apakah kita adil atau tidak

Dan…
Istriku, tidak ada bandingannya
Tak hendak ku membanding-bandingkannya (illa biqudratillah)

Istriku, istri salehah…
Salehah dalam arti yang sesungguhnya
Karena ku yakin tidak ada wanita lain yang mampu dan tahan mendampingi, menutupi dan menyayangi diriku

Melainkan dirinya…. Umi-Qu; love you :-)

3.12.2012

Telanlah, Obat itu memang pahit... :-)

Bila pun nanti memang terbukti kalah
Solusi satu-satunya adalah introspeksi
Tidak perlu marah dan kesal, karena marah dan kesal pun tetap kalah
Perbaiki diri adalah langkah terpuji

Dakwah telah gagal?
Bukankah sudah lama tidak lagi sebagai partai dakwah?
Bukankah sekarang adalah partai terbuka dengan ideologi nasionalis religius?
Bukankah di tahun 2004 dulu berkibar spanduk besar "Dakwah tak kenal henti"
Bukankah tidak patut menyalahkan dakwah akibat kekalahan politik praktis

Uang cendol,
Uang itu hanya 10 rb – 15 rb saja
Hati nurani tergadai dengan jumlah uang yang tidak cukup membeli beras 2 liter itu
Kader miris dan menyalahkan; “kenapa rakyat menggadaikan hati nurani demi 15 rb?”
Jawaban rakyat; “siapa pemimpinnya yang membuat hati dan mental kami seperti ini?”

Toh, tidak ada satupun kandidat yang bersih dari politik fulus ini
Hanya soal siapa yang punya fulus lebih besar; sekalipun tidak mesti demikian
Saya percaya ada pasangan kandidat yang melihat politik fulus ini bukan prioritas

Kader-kader itu masih banyak yang idealis, ikhlas dan berjuang tak kenal lelah
Namun, tahukah mereka apa yang tidak diketahuinya dan diketahui para jurnalis yang dekat dengan lingkaran kekuasaan?
Bila suatu saat nanti mereka tahu apa yang sebenarnya sedang mereka perjuangkan ini, masihkah akan mengatakan ini demi dakwah?

Tidak mungkin kita akan menang terus, Berjaya terus
Tidak mungkin kita akan sehat terus, fit terus
Seringkali untuk menempuh jalan kejayaan lebih besar, kita diminta berhenti sejenak dan memeriksa, menambah perbekalan serta membuang yang akan membebani perjalanan…

Kalah terhormat jelas jauh lebih mulia dari menang khianat
Jadi, telanlah…obat itu memang pahit :-)

3.02.2012

KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM

Islam, HAM dan Kebebasan Beragama (1)

Upaya pembaruan pemikiran keagamaan (tajdid) merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh kaum Muslim, sesuai sabda Nabi Muhammad saw (Sunan Abu Dawud), bahwa di setiap penghujung abad, akan muncul seorang yang memperbaharui (pemikiran) keagamaan Islam. Pembaruan – dalam arti tajdid – adalah suatu siklus alami dalam pemikiran keagamaan Islam. Di sepanjang sejarah Islam, memang terdapat pemikir-pemikir besar yang berilmu tinggi, serius, ikhlas, yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan khazanah pemikiran dan keilmuan Islam, dan disebut pembaharu. Sebut saja, nama-nama Umar ibn Abdul Aziz, Imam Sayfii, al-Ghazali, Ibn Taimiyah, dan sebagainya.

Mereka tercatat dengan tinta emas dalam sejarah Islam, karena kesungguhan, keihklasan, dan kedalaman serta keluasan ilmu mereka. Sebagai pembaru selain menggali, mendalami, dan menekuni dengan serius ilmu-ilmu keislaman – al Qur’an, hadits, tafsir, sejarah Islam, dan sebagainya – mereka juga menguasai pemikiran dari peradaban lain, seperti filsafat Yunani, Teologi Kristen dan ilmu-ilmu lain yang berkembang masa itu. Akan tetapi para ulama masa itu tidak silau dan terjebak ke dalam “worldview” lain yang bertentangan dengan ‘worldview Islam”; mereka mampu memfilter dan menempatkan pemikiran dan konsep-konsep dari “peradaban asing” itu dalam kerangka “worldview” Islam.

Ketika peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau “berkiblat ke Islam”. Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk belajar Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan memfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.

Tidak heran, jika saat ini, banyak yang cenderung melihat Barat sebagai “kiblat pemikiran” tidak saja dalam sains-teknologi tapi juga dalam bidang keagamaan (religious studies). Pemikiran dan kebudayaan Barat yang berakar pada filsafat Yunani, tradisi Judeo-Christian, dan konsep-konsep tribalisme berbagai suku di Eropa, telah memukau banyak pemikir Muslim. Banyak yang kemudian berfikir, agar Muslim maju tidak ada jalan lain kecuali dengan menjiplak Barat, sampai hal-hal yang bersifat fisik – seperti yang dilakukan Kemal Attaturk di Turki.

Di saat kebudayaan barat semakin dominan timbul suatu pemikiran bahwa jika peradaban Barat lahir dan berkembang melalui alam pikiran, tradisi dan pandangan hidup Barat sendiri, maka adalah sesuatu yang afortiori untuk memandang Islam sebagai peradaban yang lahir, berkembang dan dapat terus berkembang melalui pandangan hidup dan tradisinya sendiri. Dalam artian bahwa peradaban Islam berkembang dan hanya dapat berkembang oleh karena pandangan hidup Islam sendiri.

Bersambung :-)